Kenapa Hidup Berkelanjutan Itu Penting? Ini Jawaban dan Langkah Nyatanya !
Halo, Saya Tryswid, blogger yang suka berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar pendidikan, sains dan gaya hidup. Blog ini saya buat sejak tahun 2008 sebagai tempat belajar dan berbagi hal-hal menarik tentang dunia kita. Terima kasih sudah berkunjung semoga tulisan di sini bermanfaat buat kalian semua. Salam hangat, Tryswid
Transformasi pendidikan kini tak lagi bergantung pada guru,
kurikulum, atau sarana fisik secara parsial. Di era digital, tiga fondasi baru
saling bertaut: Platform Pembelajaran Digital (EdTech), Komunitas
Belajar Guru, dan Sistem Informasi Sekolah (SIS). Kekuatan
transformasinya terletak pada peran teknologi sebagai perekat yang
menyinergikan ketiganya, membentuk ekosistem pendidikan yang dinamis, efisien,
dan berfokus pada murid.
![]() |
| Komunitas Belajar Guru (Pexels.com/Yan Kru Kov) |
1. EdTech: Personalisasi Pembelajaran Tanpa Batas
Platform seperti Ruangguru, Zenius, dan Google Classroom
menghadirkan revolusi belajar-mengajar melalui:
Bukti Nyata: Program "Sekolah
Penggerak" Kemendikbudristek memanfaatkan Platform Merdeka
Mengajar (PMM) sebagai pusat pelatihan dan sumber daya guru. Data 2024
menunjukkan peningkatan drastis pemanfaatan konten digital di 150.000+
sekolah, mempercepat implementasi Kurikulum Merdeka (Sumber: Laporan
Kemendikbudristek, 2024).
2. Komunitas Guru: Ruang Kolaborasi dan Pengembangan
Profesi
Teknologi memutus isolasi profesional guru melalui platform
seperti Guru Berbagi (Kemendikbudristek) atau grup Facebook
"Guru Era Baru", yang memfasilitasi:
Kisah Konkret: Melalui program Sekolah
Guru Indonesia (SGI) Nusantara oleh Dompet Dhuafa Pendidikan, guru di
Lombok seperti Sinta Rahmawati bisa berkonsultasi langsung dengan master
teacher via Zoom/WhatsApp. "Saya tak lagi merasa sendiri
menghadapi kesulitan mengajar matematika," ungkapnya (Wawancara,
April 2025).
3. SIS: Digitalisasi Administrasi dan Basis Data Terpadu
Aplikasi seperti SekolahKita, Rapor Pendidikan
(Kemendikbudristek), atau ERP Sekolah mengotomasi proses administratif dengan:
Contoh Implementasi: Rapor Pendidikan Kemendikbudristek
menyajikan hasil Asesmen Nasional untuk diagnosis sekolah. Bank Dunia (2020)
menegaskan sistem semacam ini krusial bagi akuntabilitas dan
perencanaan berbasis data.
Teknologi sebagai Perekat Sinergi
Koneksi teknologi menciptakan aliran sinergis antar-tiga
pilar:
Simulasi Sinergi:
Sekolah di Surabaya identifikasi kelemahan literasi sains kelas 8 via
SIS → Guru bahas solusi di komunitas online → Rekomendasikan simulasi
interaktif di platform EdTech → Pemantauan hasil via EdTech → Data mengalir
kembali ke SIS untuk evaluasi.
Tantangan dan Langkah Strategis
Meski menjanjikan, hambatan masih ada:
Kolaborasi Berbasis Teknologi
SIS menjadi basis data dan kerangka kerja,
EdTech berperan sebagai mesin pembelajaran personal, sementara
komunitas guru adalah ruang inovasi kolektif. Teknologi menjadi
jaringan penghubung yang mempercepat pertukaran data, ide, dan sumber daya.
Masa depan pendidikan Indonesia yang inklusif dan
berkualitas bergantung pada:
Ketika tiga pilar ini terintegrasi melalui teknologi,
pendidikan akan bertransformasi menjadi ekosistem hidup yang berpusat pada
kesuksesan setiap peserta didik.
Referensi:
Komentar