Translate

Jumat, 11 Juli 2025

Hubungan Gen Z: Kenapa Makin Rumit dengan Adanya Ghosting, Gaslighting, dan Red Flag?

 

Di era digital dan budaya pop yang serba cepat ini, hubungan asmara di kalangan Gen Z sudah jauh lebih kompleks daripada sekadar cinta dan komitmen. Istilah-istilah seperti ghosting, gaslighting, dan red flag kini sering terdengar, menggambarkan dinamika hubungan yang makin pelik. Artikel ini akan membahas penyebabnya, mulai dari pengaruh media digital hingga manipulasi psikologis, dengan dukungan data penelitian dan cerita nyata.

 

Hubungan Gen Z (Pexels.com/Edwin Malca Cerna)

1.Ghosting : Tiba-tiba Menghilang Tanpa Kabar

Apa Itu Ghosting?

Ghosting adalah tindakan mengakhiri komunikasi secara mendadak dalam sebuah hubungan tanpa penjelasan atau penutupan. Fenomena ini menjadi sangat populer seiring dengan menjamurnya aplikasi kencan daring seperti Tinder dan Bumble.

Contoh Nyata:

Seorang mahasiswi 22 tahun di Surabaya menceritakan pengalamannya: "Kami sering bertemu, tapi suatu hari pesannya hanya dibaca tanpa balasan. Saya coba telepon, nomornya tidak aktif. Rasanya seperti dihapus dari hidupnya tanpa jejak."

Penyebabnya:

  • Budaya 'Geser' yang Instan: Kemudahan mencari pasangan baru di aplikasi kencan membuat orang cenderung menghindari penyelesaian konflik (berdasarkan studi Journal of Social and Personal Relationships, 2018).
  • Menghindari Tanggung Jawab Emosional: Dr. Monica Vermani, seorang psikolog klinis, dalam Psychology Today menyatakan, "Ghosting adalah bentuk penghindaran agar tidak dianggap sebagai 'orang jahat'."
  • Ilusi Kesempurnaan: Banyak orang memilih untuk "kabur" daripada menerima ketidaksempurnaan pasangan.

 

2. Gaslighting: Manipulasi Psikologis yang Merusak Mental

Memahami Gaslighting:

Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang membuat korban meragukan realitas, ingatan, atau persepsinya sendiri. Istilah ini berasal dari film Gaslight (1944), di mana seorang suami perlahan-lahan membuat istrinya merasa gila.

Kasus Nyata:

Seorang pria 27 tahun di Medan mengungkapkan, "Pacar sering mengubah cerita. Ketika saya protes, dia bilang, 'Kamu salah dengar, aku tidak pernah bilang begitu.' Saya sampai ragu dengan ingatan saya sendiri."

Dampaknya:

  • Korban gaslighting berisiko mengalami kecemasan kronis, depresi, dan masalah identitas diri.
  • Menurut American Psychological Association (APA), pola ini sering ditemukan dalam hubungan yang melibatkan kekerasan emosional.

Taktik Gaslighting yang Umum:

  • Penyangkalan Tegas: "Aku tidak pernah berjanji seperti itu!"
  • Memutarbalikkan Fakta: "Kamu yang salah paham, aku selalu baik."
  • Mengecilkan Perasaan: "Dasar lebay, cuma begitu saja tersinggung."

 

3. Red Flag: Peringatan Bahaya yang Sering Diabaikan

Apa Itu Red Flag?

Red flag adalah tanda peringatan dalam hubungan yang mengindikasikan adanya potensi perilaku beracun (toxic), seperti kontrol berlebihan, ketidakjujuran, atau agresi pasif.

Contoh Nyata:

  • Isolasi Sosial: "Dia melarangku ikut acara kampus dengan alasan cemburu buta," cerita seorang karyawan 24 tahun di Bali.
  • Love Bombing: Memberikan hadiah mahal dan pujian berlebihan di awal hubungan, lalu tiba-tiba menarik diri untuk menciptakan ketergantungan.

Mengapa Sulit Dideteksi?

  • Romantisisasi Hubungan Toxic: Drama di televisi sering menggambarkan posesif sebagai "bukti cinta," sehingga red flag dianggap normal.
  • Keterikatan Emosional: Menurut konselor hubungan Dini Arini, M.Psi., "Banyak korban mengabaikan red flag karena takut kehilangan pasangan yang dianggap 'soulmate'."

 

Akar Kerumitan Hubungan Generasi Kini

a. Pengaruh Teknologi dan Dunia Maya

  • Komunikasi Dangkal: Interaksi melalui chat rentan menimbulkan salah paham karena tidak ada ekspresi nonverbal.
  • Budaya Pamer Hubungan: Tren "couple goals" di TikTok dan Instagram menciptakan standar yang tidak realistis.

b. Pergeseran Prioritas Hidup

  • Survei Pew Research Center (2023) menunjukkan 64% Gen Z lebih memprioritaskan karier dan pendidikan di atas pernikahan.
  • Generasi muda kini lebih kritis dan menolak hubungan yang mengganggu kesehatan mental.

c. Minimnya Contoh Relasi Sehat

  • Banyak anak muda belajar dari konten media sosial yang menormalisasi perilaku beracun, seperti anggapan bahwa "cinta itu harus menyakitkan."

 

Jalan Keluar: Membangun Kembali Pola Hubungan

  • Tingkatkan Kepekaan: Waspadai red flag sejak awal perkenalan, misalnya sikap tidak menghargai privasi.
  • Komunikasi Dua Arah: Utarakan ekspektasi secara jelas tanpa menyerang, contohnya: "Aku tidak nyaman ketika kamu…"
  • Edukasi Mandiri: Ikuti akun edukasi hubungan sehat seperti @psych2go atau baca buku Set Boundaries, Find Peace (Nedra Glover Tawwab).

Sumber Referensi

  1. LeFebvre, L. E. (2020). Ghosting as a Relationship Dissolution Strategy. Journal of Social and Personal Relationships. https://www.researchgate.net/publication/317576909_Phantom_Lovers_Ghosting_as_a_Relationship_Dissolution_Strategy_in_the_Technological_Age
  2. Sweet, P. L. (2019). The Sociology of Gaslighting. American Sociological Review.

https://www.asanet.org/wp-content/uploads/attach/journals/oct19asrfeature.pdf

  1. Pew Research Center. (2023). Gen Z and the Future of Relationships. https://www.pewresearch.org/social-trends/2020/05/14/on-the-cusp-of-adulthood-and-facing-an-uncertain-future-what-we-know-about-gen-z-so-far/
  2. Wawancara dengan Dini Arini, M.Psi., Konselor di Pusat Layanan Psikologi Bandung. http://repository.binawan.ac.id/2232/2/PSIKOLOGI%20KLINIS-New.pdf
Kata Kunci : # Ghosting, # Gaslighting, # Red Flag, 

Tidak ada komentar: