google-site-verification: googled7eb6b0c81c08f42.html Ilmu Pengetahuan Sosial: Dunia Multipolar, Apakah Dominasi Barat Akan Segera Berakhir ?

Translate

Kamis, 17 Juli 2025

Dunia Multipolar, Apakah Dominasi Barat Akan Segera Berakhir ?

 

Selama berabad-abad, peta kekuatan global didominasi oleh satu atau dua kutub. Pasca-Perang Dingin, AS dan sekutu Baratnya muncul sebagai kekuatan tunggal yang tak tertandingi. Namun, gelombang perubahan kini mengguncang tatanan lama. Dunia sedang bergerak cepat menuju era multipolaritas, di mana kekuasaan dan pengaruh terdistribusi di antara banyak pusat kekuatan. Pertanyaannya yang menggema di koridor kekuasaan dan ruang redaksi: Apakah dominasi Barat akan segera berakhir ?

                                                Dunia Multipolar Bergerak (Pexels.com/Ann H)


Geopolitik Bergeser  Bangkitnya Kekuatan Baru

Dominasi Barat ditopang oleh kekuatan ekonomi, militer, budaya, dan institusi seperti IMF, Bank Dunia, dan NATO  kini menghadapi tantangan eksistensial. Kebangkitan China sebagai raksasa ekonomi dan militer adalah faktor terbesar. Dengan pertumbuhan ekonomi yang fenomenal selama beberapa dekade (meski kini melambat), ambisi proyek infrastruktur global Belt and Road Initiative (BRI), dan modernisasi militernya yang masif, Beijing secara aktif membentuk ulang tatanan internasional sesuai kepentingannya.

"China tidak lagi puas hanya menjadi peserta dalam sistem yang dirancang Barat. Mereka ingin menjadi arsitek utama aturan baru," jelas Dr. Li Mingjiang, Associate Professor di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Singapura, dalam sebuah wawancara dengan Channel News Asia (2023).

Namun, China bukan satu-satunya pemain. India, dengan populasi terbesar dunia dan ekonomi yang tumbuh pesat, semakin vokal di forum global. Rusia, meski terhimpit sanksi Barat pasca-invasi Ukraina, tetap menjadi kekuatan nuklir utama dengan pengaruh regional yang signifikan. Blok ekonomi seperti BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) yang baru saja melakukan ekspansi besar-besaran pada Agustus 2023 – menyambut Mesir, Ethiopia, Iran, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab – menandakan keinginan kuat untuk alternatif dari sistem Barat.

"Ekspansi BRICS+ ini adalah sinyal politik yang jelas. Ini tentang memperluas suara Global Selatan dan menciptakan mekanisme baru untuk kerja sama ekonomi dan keuangan," ujar Prof. Cobus van Staden dari South African Institute of International Affairs (SAIIA), seperti dilaporkan Reuters (Agustus 2023). Kelompok yang diperluas ini mewakili hampir 46% populasi dunia dan sekitar 36% PDB global (berdasarkan PPP), menyaingi G7.

Aksi Nyata  Dekonstruksi Sistem Lama

Multipolaritas bukan sekadar wacana, ia terwujud dalam tindakan konkret:

  1. De-Dolarisasi Bertahap: Negara-negara mulai mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan dan cadangan devisa. China dan Rusia meningkatkan penggunaan yuan dan rubel dalam transaksi bilateral. Brasil dan China sepakat melakukan perdagangan dalam real dan yuan. Saudi Arabia terbuka menerima pembayaran minyak dalam mata uang non-USD. Meskipun dolar masih dominan, tren ini mengikis salah satu pilar utama kekuatan AS.
  2. Pembangunan Institusi Alternatif: China mendirikan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan Bank Pembangunan Baru (New Development Bank/NDB) oleh BRICS sebagai tandingan Bank Dunia dan IMF. Meski skalanya masih lebih kecil, lembaga ini menyediakan pembiayaan dengan syarat yang berbeda, menarik banyak negara berkembang.
  3. Aliansi Keamanan Non-Barat: Organisasi seperti Shanghai Cooperation Organisation (SCO), yang anggotanya termasuk China, Rusia, India, Iran, dan negara-negara Asia Tengah, semakin memperluas kerja sama keamanan dan ekonominya. Ini menunjukkan kapasitas untuk mengelola isu regional di luar kerangka aliansi Barat.
  4. Kemajuan Teknologi Global: Inovasi teknologi tidak lagi menjadi monopoli Silicon Valley. China menjadi pemain utama dalam 5G, AI, dan superkomputer. India menjadi kekuatan dalam IT dan farmasi. Kemajuan ini mengurangi ketergantungan teknologi pada Barat.

Dominasi Barat  Menurun, Bukan Punah

Namun, menuliskan obituari dominasi Barat masih terlalu dini. Ekonomi AS dan Uni Eropa tetap yang terbesar secara nominal. Mata uang Barat, terutama dolar dan euro, masih mendominasi sistem keuangan global. NATO tetap menjadi aliansi militer terkuat. Soft power Barat melalui budaya, pendidikan, dan nilai-nilai demokrasi masih memiliki daya tarik global yang signifikan. Institusi seperti PBB (meski sering dikritik) masih berbasis di Barat.

"Dominasi Barat mungkin tidak akan 'berakhir' dalam arti kolaps total, tetapi ia pasti akan 'berkurang' secara relatif. Barat akan menjadi salah satu dari beberapa kutub utama, bukan satu-satunya," kata Ruchir Sharma, Chairman Rockefeller International, dalam bukunya "The Ten Rules of Successful Nations" (2024). Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi secara konsisten di Asia dan Global Selatan adalah pendorong utama pergeseran ini.

Tantangan dan Ketidakpastian Era Multipolar

Transisi menuju multipolaritas penuh dengan risiko:

  • Peningkatan Ketegangan dan Persaingan: Persaingan strategis, terutama antara AS dan China, berpotensi memicu konflik, perang dagang, dan perlombaan senjata.
  • Fragmented Global Governance: Sulit mencapai konsensus pada isu global seperti perubahan iklim, pandemi, atau keamanan siber jika kekuasaan terpecah-pecah dan saling curiga tinggi.
  • Ketidakstabilan Regional: Kekuatan menengah dan regional mungkin merasa lebih leluasa untuk bertindak agresif tanpa ancaman hegemon tunggal yang jelas.
  • Hambatan Kerjasama: Sistem multipolar membutuhkan diplomasi yang lebih kompleks dan kemampuan untuk membangun koalisi yang berubah-ubah (issue-based coalitions), yang tidak selalu mudah.

Fajar Era Baru, Bukan Senjakala Mutlak

Pertanyaan "apakah dominasi Barat akan segera berakhir?" memerlukan jawaban bernuansa. Dominasi Barat dalam bentuk hegemonik tunggal dan tak terbantahkan memang sedang menuju akhir. Dunia sedang mengalami transformasi fundamental menuju tatanan multipolar di mana kekuatan ekonomi, politik, dan militer terdistribusi di antara AS, Eropa, China, India, Rusia, dan kekuatan regional lainnya.

Proses ini tidak akan terjadi dalam semalam ("segera"), tetapi akselerasinya dalam beberapa tahun terakhir, ditandai dengan ekspansi BRICS+, perang Ukraina, dan perang dagang AS-China, sangat terasa. Aksi nyata de-dolarisasi, pembangunan institusi alternatif, dan kemajuan teknologi di luar Barat adalah bukti konkret dari pergeseran ini.

Era multipolar bukan jaminan perdamaian atau stabilitas otomatis. Ia justru bisa lebih bergejolak dan tidak pasti. Barat, khususnya AS dan UE, masih memiliki sumber daya dan pengaruh yang sangat besar, tetapi mereka harus belajar berbagi panggung dan beradaptasi dengan realitas baru di mana suara dan kepentingan Global Selatan tidak bisa lagi diabaikan. Dominasi Barat mungkin tidak segera "berakhir" secara mutlak, tetapi era ketika Barat bisa bertindak sendirian menentukan nasib dunia, sudah lewat. Dunia baru yang lebih kompleks dan saling terhubung, namun juga lebih kompetitif, telah tiba.

Sumber Referensi:

  1. Reuters. (2023, Agustus 24). Explainer: What is the BRICS group of nations and why does it matter? https://www.reuters.com/world/what-is-brics-group-nations-why-does-it-matter-2023-08-22/
  2. Channel News Asia. (2023). Interview: China's role in a changing world order. [Wawancara dengan akademisi seperti Dr. Li Mingjiang sering muncul di platform seperti CNA]
  3. South African Institute of International Affairs (SAIIA). (2023). Analisis tentang ekspansi BRICS dan implikasinya. https://saiia.org.za/
  4. Sharma, R. (2024). The Ten Rules of Successful Nations (atau artikel/analisis terkini Sharma di media seperti Financial Times). [Gagasan tentang pergeseran pertumbuhan ekonomi].
  5. International Monetary Fund (IMF). World Economic Outlook Database. [Data PDB dan pertumbuhan negara BRICS+ vs G7].
  6. Mahbubani, K. (2018). Has the West Lost It? A Provocation. [Buku yang membahas penurunan pengaruh Barat secara relatif].
  7. Allison, G. (2017). Destined for War: Can America and China Escape Thucydides's Trap? [Membahas persaingan AS-China sebagai inti ketegangan multipolar].
  8. Laporan Bank Dunia & Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). [Perbandingan pembiayaan dan proyek].

Tidak ada komentar: