Kenapa Hidup Berkelanjutan Itu Penting? Ini Jawaban dan Langkah Nyatanya !
Halo, Saya Tryswid, blogger yang suka berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar pendidikan, sains dan gaya hidup. Blog ini saya buat sejak tahun 2008 sebagai tempat belajar dan berbagi hal-hal menarik tentang dunia kita. Terima kasih sudah berkunjung semoga tulisan di sini bermanfaat buat kalian semua. Salam hangat, Tryswid
Selama berabad-abad, peta kekuatan global didominasi oleh satu atau dua kutub. Pasca-Perang Dingin, AS dan sekutu Baratnya muncul sebagai kekuatan tunggal yang tak tertandingi. Namun, gelombang perubahan kini mengguncang tatanan lama. Dunia sedang bergerak cepat menuju era multipolaritas, di mana kekuasaan dan pengaruh terdistribusi di antara banyak pusat kekuatan. Pertanyaannya yang menggema di koridor kekuasaan dan ruang redaksi: Apakah dominasi Barat akan segera berakhir ?
Dunia Multipolar Bergerak (Pexels.com/Ann H)Geopolitik Bergeser Bangkitnya Kekuatan Baru
Dominasi Barat ditopang oleh kekuatan ekonomi, militer,
budaya, dan institusi seperti IMF, Bank Dunia, dan NATO kini menghadapi
tantangan eksistensial. Kebangkitan China sebagai raksasa ekonomi dan militer
adalah faktor terbesar. Dengan pertumbuhan ekonomi yang fenomenal selama
beberapa dekade (meski kini melambat), ambisi proyek infrastruktur global Belt
and Road Initiative (BRI), dan modernisasi militernya yang masif, Beijing
secara aktif membentuk ulang tatanan internasional sesuai kepentingannya.
"China tidak lagi puas hanya menjadi peserta dalam
sistem yang dirancang Barat. Mereka ingin menjadi arsitek utama aturan
baru," jelas Dr. Li Mingjiang, Associate Professor di S. Rajaratnam School
of International Studies (RSIS), Singapura, dalam sebuah wawancara dengan Channel
News Asia (2023).
Namun, China bukan satu-satunya pemain. India, dengan
populasi terbesar dunia dan ekonomi yang tumbuh pesat, semakin vokal di forum
global. Rusia, meski terhimpit sanksi Barat pasca-invasi Ukraina, tetap menjadi
kekuatan nuklir utama dengan pengaruh regional yang signifikan. Blok ekonomi
seperti BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) yang baru saja
melakukan ekspansi besar-besaran pada Agustus 2023 – menyambut
Mesir, Ethiopia, Iran, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab – menandakan keinginan
kuat untuk alternatif dari sistem Barat.
"Ekspansi BRICS+ ini adalah sinyal politik yang jelas.
Ini tentang memperluas suara Global Selatan dan menciptakan mekanisme baru
untuk kerja sama ekonomi dan keuangan," ujar Prof. Cobus van Staden dari
South African Institute of International Affairs (SAIIA), seperti
dilaporkan Reuters (Agustus 2023). Kelompok yang diperluas ini
mewakili hampir 46% populasi dunia dan sekitar 36% PDB global
(berdasarkan PPP), menyaingi G7.
Aksi Nyata Dekonstruksi
Sistem Lama
Multipolaritas bukan sekadar wacana, ia terwujud dalam
tindakan konkret:
Dominasi Barat Menurun, Bukan Punah
Namun, menuliskan obituari dominasi Barat masih terlalu
dini. Ekonomi AS dan Uni Eropa tetap yang terbesar secara nominal. Mata uang
Barat, terutama dolar dan euro, masih mendominasi sistem keuangan global. NATO
tetap menjadi aliansi militer terkuat. Soft power Barat melalui budaya,
pendidikan, dan nilai-nilai demokrasi masih memiliki daya tarik global yang
signifikan. Institusi seperti PBB (meski sering dikritik) masih berbasis di
Barat.
"Dominasi Barat mungkin tidak akan 'berakhir' dalam
arti kolaps total, tetapi ia pasti akan 'berkurang' secara relatif. Barat akan
menjadi salah satu dari beberapa kutub utama, bukan satu-satunya," kata
Ruchir Sharma, Chairman Rockefeller International, dalam bukunya "The
Ten Rules of Successful Nations" (2024). Dia menambahkan, pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi secara konsisten di Asia dan Global Selatan adalah
pendorong utama pergeseran ini.
Tantangan dan Ketidakpastian Era Multipolar
Transisi menuju multipolaritas penuh dengan risiko:
Fajar Era Baru, Bukan Senjakala Mutlak
Pertanyaan "apakah dominasi Barat akan segera
berakhir?" memerlukan jawaban bernuansa. Dominasi Barat dalam
bentuk hegemonik tunggal dan tak terbantahkan memang sedang menuju akhir. Dunia
sedang mengalami transformasi fundamental menuju tatanan multipolar di mana
kekuatan ekonomi, politik, dan militer terdistribusi di antara AS, Eropa,
China, India, Rusia, dan kekuatan regional lainnya.
Proses ini tidak akan terjadi dalam semalam
("segera"), tetapi akselerasinya dalam beberapa tahun terakhir,
ditandai dengan ekspansi BRICS+, perang Ukraina, dan perang dagang AS-China,
sangat terasa. Aksi nyata de-dolarisasi, pembangunan institusi alternatif, dan
kemajuan teknologi di luar Barat adalah bukti konkret dari pergeseran ini.
Era multipolar bukan jaminan perdamaian atau stabilitas
otomatis. Ia justru bisa lebih bergejolak dan tidak pasti. Barat, khususnya AS
dan UE, masih memiliki sumber daya dan pengaruh yang sangat besar, tetapi
mereka harus belajar berbagi panggung dan beradaptasi dengan realitas baru di
mana suara dan kepentingan Global Selatan tidak bisa lagi diabaikan. Dominasi
Barat mungkin tidak segera "berakhir" secara mutlak, tetapi era
ketika Barat bisa bertindak sendirian menentukan nasib dunia, sudah lewat. Dunia
baru yang lebih kompleks dan saling terhubung, namun juga lebih kompetitif,
telah tiba.
Sumber Referensi:
Komentar