Wajah pendidikan Indonesia sedang berubah pesat. Sudah lewat masanya di mana guru hanya mengajar dan manajer sekolah sibuk dengan urusan administrasi. Sekarang, ada perubahan besar dalam peran mereka, yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan kita di tengah dunia yang terus berkembang.
![]() |
Sosok Guru ( Pexels.com/Tima Miroshnichenko) |
Guru: Dari Pengajar Biasa Menjadi Pemimpin dan
Pembaharu Pembelajaran
Dulu, guru
identik dengan orang yang berdiri di depan kelas dan hanya menyampaikan materi.
Kini, mereka didorong menjadi pusat dalam menciptakan pengalaman belajar yang
bermakna dan personal bagi tiap siswa.
Perubahan peran
guru ini terlihat dari:
- Pemimpin Pembelajaran: Guru sekarang
adalah desainer pembelajaran yang kreatif. Mereka merancang kegiatan yang
membuat siswa berpikir kritis, bekerja sama, dan memecahkan masalah, bukan
sekadar menghafal. Ini termasuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
yang disesuaikan dengan kebutuhan unik tiap siswa.
- Fasilitator dan Kolaborator: Guru
lebih berperan sebagai pembimbing yang membantu siswa menemukan
pengetahuan sendiri. Mereka juga bekerja sama dengan sesama guru melalui
Komunitas Belajar Profesional (KBP) untuk berbagi ide dan mengatasi
tantangan bersama.
- Agen Perubahan dan Inovator: Melalui
program seperti Guru Penggerak, guru dilatih untuk jadi penggerak
perubahan di sekolah. Mereka didorong untuk berinovasi dalam mengajar,
menggunakan teknologi, dan bahkan memimpin inisiatif perbaikan sekolah.
- Pembelajar Seumur Hidup: Guru tidak
berhenti belajar. Mereka aktif mengikuti pelatihan, seminar, dan
memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) agar selalu relevan dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan siswa.
Dampaknya: Peran
baru guru ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih hidup, inklusif, dan
berpusat pada siswa. Guru menjadi motor utama peningkatan kualitas pendidikan
dari dalam kelas.
Manajer Sekolah: Dari Administrator Biasa Menjadi
Nakhoda Strategis Berbasis Data
Kepala sekolah
atau manajer pendidikan juga mengalami perubahan besar. Kalau dulu hanya fokus
ke administrasi, sekarang mereka harus jadi pemimpin visioner yang mengelola
sekolah secara strategis dan efisien.
Perubahan peran
manajer sekolah meliputi:
- Pemimpin Pembelajaran
(Instruksional): Manajer sekolah tidak hanya mengurus administrasi, tapi
juga aktif meningkatkan kualitas pengajaran. Mereka mendampingi guru,
mengamati cara mengajar, dan memastikan Kurikulum Merdeka diterapkan
dengan baik.
- Pengambil Keputusan Berbasis Data: Di
era digital, manajer sekolah sangat bergantung pada data. Mereka
menganalisis data dari Rapor Pendidikan, hasil tes siswa, data kehadiran,
hingga survei. Analisis ini jadi dasar untuk membuat kebijakan, program
perbaikan, dan alokasi sumber daya yang tepat sasaran, misalnya untuk
mengatasi kesenjangan hasil belajar.
- Pembangun Budaya Sekolah yang
Kolaboratif: Manajer sekolah berperan penting dalam menciptakan suasana
sekolah yang positif, kerja sama, dan inklusif. Mereka mendorong
partisipasi semua pihak—guru, siswa, staf, dan orang tua—untuk mencapai
visi bersama.
- Manajer Sumber Daya yang Efisien:
Dengan otonomi yang lebih besar di bawah Kurikulum Merdeka, manajer
sekolah bertanggung jawab mengelola sumber daya manusia, keuangan, dan
fasilitas secara transparan dan akuntabel. Pengelolaan yang efisien ini
langsung meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
- Penghubung Komunitas: Manajer sekolah
juga jadi jembatan antara sekolah dan masyarakat sekitar. Mereka membangun
kemitraan dengan orang tua, komite sekolah, pemerintah daerah, dan sektor
swasta untuk mendapat dukungan dan memastikan pendidikan relevan dengan
kebutuhan lokal.
Peran baru
manajer sekolah ini menciptakan sistem pendidikan yang lebih responsif,
akuntabel, dan fokus pada peningkatan hasil belajar siswa. Sekolah jadi lebih
adaptif dan mampu menghadapi berbagai tantangan.
Perubahan peran
guru dan manajer sekolah adalah inti dari transformasi pendidikan di Indonesia.
Ketika guru menjadi pemimpin pembelajaran yang inovatif dan manajer sekolah
menjadi nakhoda strategis berbasis data, fondasi pendidikan yang kuat dan
berkualitas akan terbangun. Ini bukan sekadar pergantian tugas, melainkan
evolusi cara berpikir dan bertindak yang menempatkan kualitas pengalaman
belajar siswa sebagai prioritas utama. Dengan kerja sama erat antara guru yang
memberdayakan dan manajer yang mumpuni, Indonesia optimis bisa menciptakan
generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga adaptif dan mampu
bersaing secara global.
Sumber
Referensi:
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek): Lihat situs web resmi mereka
untuk informasi tentang Kurikulum Merdeka, Program Guru Penggerak,
Platform Merdeka Mengajar, dan Rapor Pendidikan.
- Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek: Cari publikasi tentang standar
kualitas, kurikulum, dan asesmen.
- Jurnal-jurnal ilmiah pendidikan: Cari
artikel penelitian tentang peran guru abad ke-21, kepemimpinan kepala
sekolah, manajemen berbasis data, dan implementasi Kurikulum Merdeka di
Indonesia.
- Laporan dari lembaga riset atau
organisasi non-pemerintah: Contohnya, laporan dari Bank Dunia atau UNICEF
yang membahas kepemimpinan sekolah, pengembangan guru, dan reformasi
kurikulum di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar