Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Pengertian manusia, mahluk dan individu
sebagai berikut:
a) Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu
menguasai mahluk lain.
b) Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
c) Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme
yang hidupnya berdiri sendiri.
Manusia Makhluk Sosial (http://www.nolimitadventure.com)
Kata manusia
berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens(Latin)
yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang
berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individum,
yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang
terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.
Dalam keadaan status manusia sebagai mahluk individu, segala sesuatu yang menyangkut pribadinya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri, sedangkan orang lain lebih banyak berfungsi sebagai pendukung. Kesuksesan seseorang misalnya sangat tergantung kepada niat, semangat, dan usahanya yang disertai dengan doa kepada Tuhan secara pribadi. Demikian juga mengenai baik atau buruknya seseorang di hadapan Tuhan dan dihadapan sesama manusia, itu semua sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku manusia itu sendiri. Jika iman dan takwanya mantap maka dihadapan Tuhan menjadi baik, tetapi jika sebaliknya, maka dihadapan Tuhan menjadi jelek. Jika sikap dan perilaku individunya baik terhadap orang lain, tentu orang lain akan baik pula terhadap orang tersebut.
Masing-masing individu juga harus mempertanggung jawabkan segala perilakunya secara moral kepada dirinya sendiri dan kepada Tuhan. Jika perilaku individu itu baik dan benar maka akan dinikmati akibatnya, tetapi jika sebaliknya, akan diderita akibatnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
manusia sebagai individu yang sudah dewasa memiliki konsekuensi tertentu,
antara lain:
a) Merawat diri bersih, rapi, sehat dan kuat
b)
Hidup mandiri
c)
Berkepribadian baik dan luhur
d)
Mempertanggungjawabkan
perbuatannya
Supaya
konsekuensi tersebut di atas dapat direalisasikan dalam suatu kenyataan, maka
masing-masing individu harus senantiasa:
a) Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat
b)
Berhati nurani yang bersih
c)
Memiliki semangat hidup yang
tinggi
d)
Memiliki prinsip hidup yang
tangguh
e)
Memiliki cita-cita yang tinggi
f)
Kreatif dan gesit dalam
memanfaatkan potensi alam
g)
Berjiwa besar dan penuh optimis
h)
Mengembangkan rasa
perikemanusiaan
i)
Selalu berniat baik dalam hati
j) Menghindari sikap statis, pesimis, pasif,
maupun egois
2. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia tidak bisa bertahan hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Ciri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Manusia adalah mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya yang artinya mahluk yang selalu hidup bermasyarakat. Pada diri manusia sejak dilahirkan sudah memiliki hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup di tengah-tengah manusia lainnya.
Manusia berperan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan bersama.
Masyarakat
merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi sosial dan
interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas timbal balik antarindividu
dalam suatu pergaulan hidup bersama. Interaksi dimaksud, berproses sesuai
dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing serta sesuai dengan
masanya. Pada masa bayi, mereka berinteraksi dengan keluarganya melalui
berbagai kasih sayang. Ketika sudah bisa berbicara dan berjalan, interaksi
mereka meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya melalui berbagai
permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus
berlanjut sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi
non formal seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal seperti berorganisasi,
dan lain-lain.
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:
1.
Faktor alamiah atau kodrat Tuhan
2.
Faktor saling memenuhi
kebutuhan
3.
Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap
manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat.
Jika tingkah laku timbal balik (interaksi sosial) itu berlangsung berulang
kali dan terus menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi
sosial. Interelasi sosial dalam masyarakat akan tampak dalam perasaan hidup
bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa kemanusiaan
yang beradab, kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang mantap.
Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam
kehidupan sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain
hubungan antarstatus, persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan.
Sebagai mahluk sosial, manusia dikaruniai oleh Sang Pencipta antara lain sifat
rukun sesama manusia.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar