Sabtu, 29 Maret 2025

Surat Cinta untuk Ramadan Mendatang, Renungan dan Asa di Ujung Waktu

Ramadan bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga momen yang merefleksikan dinamika sosial, lingkungan, dan kemajuan teknologi. Setelah Ramadan 1446 H (2025 M) pergi, tersimpan kesan mendalam, kebersamaan yang kembali menguat usai pandemi, tumpukan sampah plastik yang tak terbendung, serta gelombang digitalisasi yang mengubah cara beribadah. Di penghujung Ramadan, surat ini menjadi wujud kerinduan dan komitmen untuk Ramadan tahun depan, sebuah ikhtiar menuju Ramadan yang lebih bermartabat.

Saat kau perlahan meninggalkan kami tahun ini, aku ingin menyampaikan kesan yang mendalam atas kehadiranmu. Kau datang dengan penuh kemuliaan, membawa keberkahan dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Selama satu bulan, kami berusaha lebih mendekatkan diri kepada Allah, menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, dan meningkatkan ibadah.

Namun, Ramadan juga mengajarkan bahwa waktu adalah sesuatu yang tidak bisa diulang. Banyak yang ingin memaksimalkan ibadah, tetapi tak sedikit pula yang merasa belum optimal dalam menjalankannya. Kesibukan duniawi kadang membuat beberapa ibadah terlewat, dan ini menjadi refleksi agar di Ramadan berikutnya, persiapan lebih matang dapat dilakukan.

Solat Tarwih di Bulan Ramadan (Unplash.com/Ibrahim Abdullah)

 

Kilas Balik Ramadan 2025,  Solidaritas, Limbah, dan Transformasi Digital

1. Kebangkitan Tradisi Komunal

Ramadan 2025 menjadi saksi kebersamaan yang pulih setelah tiga tahun terkungkung pandemi. Laporan Ramadan Trends Report 2025 dari PPIM UIN Jakarta mencatat, partisipasi masyarakat dalam buka bersama, salat tarawih berjamaah, dan takbir keliling meningkat. Masyarakat tidak hanya mencari pahala, tetapi juga ruang untuk memulihkan ikatan sosial yang sempat terputus. Namun, euforia ini menyimpan tantangan: bagaimana mempertahankan semangat kebersamaan tanpa mengabaikan kewaspadaan kesehatan.

2. Krisis Sampah,  Dampak Tak Terduga dari Berbagi Takjil

Di balik kemeriahan berbagi takjil, Ramadan 2025 meninggalkan jejak kelam. Data Waste4Change mengungkapkan, volume sampah plastik di Jabodetabek meningkat selama Ramadan, terutama dari kemasan makanan dan minuman. Padahal, laporan United Nations Environment Programme (UNEP) 2022 menempatkan Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik laut terbesar kedua di dunia. "Tradisi berbagi kerap tak sejalan dengan prinsip keberlanjutan," ujar Ahmad Rizaldi, aktivis Zero Waste Indonesia.

3. Era Baru Ibadah,  Antara Kemudahan dan Distraksi

Teknologi semakin erat menyatu dengan praktik ibadah. Aplikasi seperti "Quran Kemenag" dan "Muslim Pro" mencatat kenaikan pengguna hingga 40% selama Ramadan (Data Kitabisa, 2023). Platform donasi digital seperti Kitabisa juga melaporkan peningkatan transaksi zakat dan infak sebesar 75%, untuk tahun ini belum mendapatkan data terbaru. Namun, di balik manfaatnya, media sosial menjadi pisau bermata dua. Survei PPIM UIN Jakarta menyebutkan, 52% generasi muda menghabiskan lebih dari tiga jam per hari mengakses konten hiburan selama puasa.

Asa untuk Ramadan 2025,  Ramadan Berkelanjutan dan Inklusif

1. Gerakan "Ramadan Hijau",  Menyelamatkan Bumi dari Piring Takjil

Para pegiat lingkungan mendesak inisiatif berkelanjutan di Ramadan mendatang, seperti kampanye "Bawa Wadah Sendiri" (BYOT) atau penggunaan kemasan ramah lingkungan untuk takjil. Surabaya menjadi contoh dengan program 5.000 paket takjil berbahan daun pisang pada 2023, hasil kolaborasi Pemkot dan UMKM. Tahun depan, gerakan serupa diharapkan meluas dengan dukungan regulasi daerah dan insentif bagi pelaku usaha.

2. Ramadan sebagai Jembatan Dialog Lintas Agama

Kasus penolakan buka bersama lintas iman di beberapa daerah pada 2023 menjadi tamparan. Untuk itu, tokoh agama seperti KH. Yahya Cholil Staquf mengusulkan program "Pesantren Ramadan" yang mengintegrasikan nilai toleransi dalam kajian keagamaan. "Ramadan harus menjadi momentum merajut persaudaraan, bukan memupuk prasangka," tegasnya.

3. Teknologi yang Memberdayakan, Bukan Sekadar Hiburan

Kementerian Kominfo berencana menggelar Digital Ramadan Festival 2024, menggabungkan webinar edukatif, konten kreatif bertema ibadah, dan kompetisi inovasi teknologi. Langkah ini sejalan dengan rekomendasi Center for Digital Society UGM agar masyarakat tidak terjebak sebagai konsumen pasif, tetapi aktif memanfaatkan teknologi untuk penguatan literasi agama.

4. Memutus Mata Rantai Inflasi Ramadan

Inflasi bahan pangan selama Ramadan 2023 yang mencapai 5,2% (Bank Indonesia) memberatkan masyarakat miskin, namun data terbaru untuk tahun ini belum ada. Dompet Dhuafa mengusulkan sistem distribusi logistik berbasis data real-time untuk memastikan bantuan tepat sasaran. "Zakat dan sedekah harus menjadi instrumen pengentasan ketimpangan, bukan sekadar ritual," tegas Imam Rulyawan, CEO Dompet Dhuafa.

Ramadan 2025, Saatnya Menanam Benih Perubahan

Refleksi Ramadan 2025 mengajarkan bahwa kemuliaan bulan suci tak hanya diukur dari kuantitas ibadah, tetapi juga dampaknya bagi lingkungan dan kemanusiaan. Surat cinta ini adalah janji untuk bertindak nyata dengan  mengurangi jejak karbon, menjadikan teknologi sebagai sarana edukasi, dan memperluas akses kesejahteraan. Sebagaimana pesan dalam kitab Nashaih al-'Ibad, "Amal yang utama adalah yang memberi manfaat bagi banyak orang."

Ramadan, aku akan menunggumu dengan kesiapan yang lebih baik. Semoga Allah mempertemukan kita kembali dalam keadaan yang lebih baik dan penuh berkah. Dengan penuh harapan, Seorang hamba yang merindukanmu.

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4495080121929693"

     crossorigin="anonymous"></script>


 Sumber Referensi:

1.        Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185.

2.        Artikel "Makna Ramadan dalam Kehidupan Sehari-hari" , Majalah Islam Rahmatan, edisi April 2024.

         https://klasika.kompas.id/baca/makna-dan-keutamaan-ramadhan-yang-perlu-diketahui/

3.        Waste4Change. (2023). Laporan Sampah Ramadan 2023.

         https://www.instagram.com/cepatresponjkt/p/DHIRCdJyRvq/?img_index=1

4.        PPIM UIN Jakarta. (2023). Survei Perilaku Sosial-Medial Selama Ramadan.

         https://kemenag.go.id/nasional/riset-ppim-uin-jakarta-ungkap-sikap-umat-beragama-terhadap-kepedulian-lingkungan-iAEJG

5.        Kitabisa. (2023). Laporan Donasi Digital Ramadan 2023.

         https://kitabisa.com/about-us

6.        United Nations Environment Programme (UNEP). (2022). Global Plastic Waste Assessment.

         https://www.unep.org/plastic-pollution

Tidak ada komentar: