Lebaran tidak lagi sekadar momen berkumpul keluarga. Di era
serba digital, hidangan khas seperti ketupat, rendang, hingga kue nastar telah
menjelma menjadi konten yang mendominasi linimasa media sosial. Dari resep
warisan hingga kemasan aestetik, bagaimana kuliner Lebaran bertransformasi
menjadi bagian dari gaya hidup modern?
- Contoh
, Nastar dengan kemasan
warna-warni atau ketupat yang dihias seperti karya seni mencerminkan
kebutuhan akan konten yang "layak diunggah" (shareable
content).
Resep
Warisan Menjadi Konten yang Viral
Jika dapur ibunda dulu menjadi tempat rahasia resep turun-temurun, kini
generasi Z dan milenial membagikan rahasia itu lewat TikTok atau Instagram
Reels. Data We Are Social & Hootsuite (2023) mengungkap,
63% masyarakat Indonesia mencari inspirasi memasak melalui platform digital,
terutama saat Ramadan. Kue kering seperti kastengel atau putri salju tak hanya
diolah dengan teknik tradisional, tetapi juga dikreasikan dengan sentuhan
kekinian—seperti nastar isian salted caramel atau lapis legit rasa ube.
“Tren ini menunjukkan dialog antara tradisi dan modernitas.
Masyarakat ingin menjaga akar budaya, tetapi juga merangkul selera baru,” papar
Dr. Siti Nurhaliza, antropolog kuliner Universitas Indonesia, dalam diskusi
virtual (April 2024). Inovasi ini, menurutnya, adalah cara untuk
memastikan kuliner Lebaran tetap relevan di tengah perubahan zaman.
Perpaduan rasa tradisional dan modern (contoh: nastar salted
caramel) bukan sekadar eksperimen, tetapi strategi untuk menarik pasar urban
yang multikultural. Inovasi ini adalah bentuk "glokalisasi"—mengadaptasi
produk lokal ke selera global tanpa kehilangan identitas aslinya.
Media
Sosial, Panggung Baru untuk Berbagi
Kebahagiaan
Tak hanya resep, cara berbagi kue Lebaran pun berubah. Parsel yang dulu
diantarkan langsung ke tetangga, kini lebih sering dipesan lewat aplikasi
seperti GoFood atau ShopeeFood. Laporan Kemenparekraf (2023) menyebut,
transaksi kue Lebaran di e-commerce melonjak 78% sejak pandemi, dengan kemasan
menarik sebagai faktor utama.
Bagi generasi muda, mengunggah foto hidangan Lebaran ke
Instagram atau TikTok adalah ritual baru. Survei Populix (2023) menemukan,
72% milenial menganggap makanan Lebaran bukan hanya untuk dinikmati, tapi juga
jadi bahan konten. “Ini bentuk syukur sekaligus ekspresi identitas. Semakin
aestetik tampilannya, semakin tinggi engagement-nya,” ujar Rendra Pratama, food
influencer dengan 300 ribu followers.
![]() |
Makanan khas lebaran tersaji menarik di Medsos (Unplash.com/K Azwan) |
Tantangan di Balik Gemerlap Digital
Meski digitalisasi membuka peluang, bukan berarti tanpa hambatan. Pelaku UMKM
seperti Dian Sastro, pemilik usaha kue rumahan di Yogyakarta, mengaku kesulitan
bersaing dengan brand besar yang menguasai iklan digital. “Kami mengandalkan
cerita autentik, seperti proses handmade atau resep keluarga, untuk menarik
pelanggan,” tuturnya.
Di sisi lain, komunitas seperti Komunitas Pelestari
Kuliner Tradisional (KPKT) justru memanfaatkan teknologi untuk
melestarikan hidangan langka. Mereka membuat video tutorial kue basah seperti
wajik atau dodol di YouTube, agar resep tak punah ditelan zaman.
Penutup, Tradisi
yang Tetap Hidup di Setiap Like dan Share
Transformasi kuliner Lebaran di era digital bukanlah pengkhianatan terhadap
tradisi, melainkan bukti adaptasi. Dari dapur keluarga ke layar ponsel, setiap
gigitan kue nastar atau sepiring ketupat tetap membawa makna kebersamaan—hanya
saja, kini kebersamaan itu menjangkau lebih luas. Seperti kata pepatah, “Tak
ada rotan, akar pun jadi.” Di dunia digital, akar tradisi justru tumbuh subur.
Sumber Referensi:
- Laporan Digital 2023: Indonesia oleh
We Are Social & Hootsuite.
https://wearesocial.com/id/blog/2023/01/digital-2023/
- Hasil wawancara dengan Dr. Siti Nurhaliza,
Antropolog Universitas Indonesia (April 2024).
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67740/1/20105040084_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
- Publikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif RI terkait tren kuliner 2023.
- Survei Kebiasaan Konsumen Selama Ramadan oleh
Populix (2023).
https://www.instagram.com/populix.co/p/DHSfwq7zJGF/?img_index=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar