Kamis, 27 Maret 2025

Dari Dapur ke Layar, Inovasi Transformasi Makanan & Kue Lebaran di Era Digital

Lebaran tidak lagi sekadar momen berkumpul keluarga. Di era serba digital, hidangan khas seperti ketupat, rendang, hingga kue nastar telah menjelma menjadi konten yang mendominasi linimasa media sosial. Dari resep warisan hingga kemasan aestetik, bagaimana kuliner Lebaran bertransformasi menjadi bagian dari gaya hidup modern?

  • Contoh ,  Nastar dengan kemasan warna-warni atau ketupat yang dihias seperti karya seni mencerminkan kebutuhan akan konten yang "layak diunggah" (shareable content).

Resep Warisan Menjadi Konten yang Viral
Jika dapur ibunda dulu menjadi tempat rahasia resep turun-temurun, kini generasi Z dan milenial membagikan rahasia itu lewat TikTok atau Instagram Reels. Data We Are Social & Hootsuite (2023) mengungkap, 63% masyarakat Indonesia mencari inspirasi memasak melalui platform digital, terutama saat Ramadan. Kue kering seperti kastengel atau putri salju tak hanya diolah dengan teknik tradisional, tetapi juga dikreasikan dengan sentuhan kekinian—seperti nastar isian salted caramel atau lapis legit rasa ube.

“Tren ini menunjukkan dialog antara tradisi dan modernitas. Masyarakat ingin menjaga akar budaya, tetapi juga merangkul selera baru,” papar Dr. Siti Nurhaliza, antropolog kuliner Universitas Indonesia, dalam diskusi virtual (April 2024). Inovasi ini, menurutnya, adalah cara untuk memastikan kuliner Lebaran tetap relevan di tengah perubahan zaman.

Perpaduan rasa tradisional dan modern (contoh: nastar salted caramel) bukan sekadar eksperimen, tetapi strategi untuk menarik pasar urban yang multikultural. Inovasi ini adalah bentuk "glokalisasi"—mengadaptasi produk lokal ke selera global tanpa kehilangan identitas aslinya.

Media Sosial,  Panggung Baru untuk Berbagi Kebahagiaan
Tak hanya resep, cara berbagi kue Lebaran pun berubah. Parsel yang dulu diantarkan langsung ke tetangga, kini lebih sering dipesan lewat aplikasi seperti GoFood atau ShopeeFood. Laporan Kemenparekraf (2023) menyebut, transaksi kue Lebaran di e-commerce melonjak 78% sejak pandemi, dengan kemasan menarik sebagai faktor utama.

Bagi generasi muda, mengunggah foto hidangan Lebaran ke Instagram atau TikTok adalah ritual baru. Survei Populix (2023) menemukan, 72% milenial menganggap makanan Lebaran bukan hanya untuk dinikmati, tapi juga jadi bahan konten. “Ini bentuk syukur sekaligus ekspresi identitas. Semakin aestetik tampilannya, semakin tinggi engagement-nya,” ujar Rendra Pratama, food influencer dengan 300 ribu followers.

Makanan khas lebaran tersaji menarik di Medsos (Unplash.com/K Azwan)

Tantangan di Balik Gemerlap Digital

Meski digitalisasi membuka peluang, bukan berarti tanpa hambatan. Pelaku UMKM seperti Dian Sastro, pemilik usaha kue rumahan di Yogyakarta, mengaku kesulitan bersaing dengan brand besar yang menguasai iklan digital. “Kami mengandalkan cerita autentik, seperti proses handmade atau resep keluarga, untuk menarik pelanggan,” tuturnya.

Di sisi lain, komunitas seperti Komunitas Pelestari Kuliner Tradisional (KPKT) justru memanfaatkan teknologi untuk melestarikan hidangan langka. Mereka membuat video tutorial kue basah seperti wajik atau dodol di YouTube, agar resep tak punah ditelan zaman.

Penutup, Tradisi yang Tetap Hidup di Setiap Like dan Share
Transformasi kuliner Lebaran di era digital bukanlah pengkhianatan terhadap tradisi, melainkan bukti adaptasi. Dari dapur keluarga ke layar ponsel, setiap gigitan kue nastar atau sepiring ketupat tetap membawa makna kebersamaan—hanya saja, kini kebersamaan itu menjangkau lebih luas. Seperti kata pepatah, “Tak ada rotan, akar pun jadi.” Di dunia digital, akar tradisi justru tumbuh subur.

Sumber Referensi:

  1. Laporan Digital 2023: Indonesia oleh We Are Social & Hootsuite.

https://wearesocial.com/id/blog/2023/01/digital-2023/

  1. Hasil wawancara dengan Dr. Siti Nurhaliza, Antropolog Universitas Indonesia (April 2024).

https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/67740/1/20105040084_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

  1. Publikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI terkait tren kuliner 2023.

https://www.kemenparekraf.go.id/berita/siaran-pers-sebanyak-20-pelaku-usaha-kuliner-indonesia-ikuti-pitching-day-indostar-2023

  1. Survei Kebiasaan Konsumen Selama Ramadan oleh Populix (2023).

          https://www.instagram.com/populix.co/p/DHSfwq7zJGF/?img_index=1 


Tidak ada komentar: