TAPANULI UTARA, SUMUT – Wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut), dilanda gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter pada pukul 10.15 WIB pagi ini. Menurut data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), episenter gempa berada di darat dengan kedalaman 10 km, terletak di koordinat 2.12° LU dan 98.98° BT, atau sekitar 15 km sebelah barat daya Kecamatan Tarutung. Hingga saat ini, tidak ada laporan korban meninggal, tetapi sejumlah rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan ringan hingga sedang.
Getaran gempa dirasakan hingga wilayah Sibolga, Humbang
Hasundutan, dan Samosir dengan skala intensitas III-IV MMI (Modified
Mercalli Intensity). Ratusan warga di daerah terdekat episenter dilaporkan
panik dan berhamburan keluar rumah. Beberapa titik di daerah perbukitan juga
berpotensi longsor pascagempa.
Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Utara (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah), Jhon Purba, menyatakan bahwa tim gabungan telah
dikerahkan untuk mengevaluasi kerusakan. "Kami memprioritaskan
evakuasi warga di zona rawan dan mendirikan posko darurat di balai desa," ujarnya.
Sementara itu, Stasiun Geofisika BMKG Medan memperingatkan warga agar tetap
waspada terhadap gempa susulan. Kepala Stasiun, Doni Yusri,
menjelaskan bahwa aktivitas Sesar Renun menjadi pemicu gempa
tektonik ini.
Berdasarkan laporan sementara dari Dinas Kesehatan setempat,
dua orang terluka akibat reruntuhan material bangunan. Ratusan pengungsi di
Desa Sipoholon dan Pangaribuan mulai mendapat distribusi logistik
darurat dari pemerintah daerah. Bantuan seperti makanan, air bersih,
obat-obatan, dan tenda yang disiapkan untuk korban bencana.
![]() |
Kerusakan Dampak Gempa Bumi (Pexels.com/Sercan Gunultas) |
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, menyatakan telah berkoordinasi dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk mempercepat penanganan darurat.
Wilayah Tapanuli Utara termasuk zona rawan gempa karena
dilewati jalur sesar aktif dan dekat dengan zona subduksi lempeng
Indo-Australia. Area di mana lempeng samudra Indo-Australia menunjam ke
bawah lempeng Eurasia, memicu aktivitas seismik dan vulkanik.
Pada 2022 lalu, gempa
serupa bermagnitudo 6,0 pernah menyebabkan kerusakan infrastruktur di daerah
ini.
Sumber :
- Analisis
BMKG terkait lokasi dan kedalaman episenter.
- Laporan
BPBD Tapanuli Utara tentang kerusakan dan proses evakuasi.
- Data
Dinas Kesehatan Sumut mengenai korban luka.
- Catatan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) tentang aktivitas sesar di Sumatera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar