Jumat, 12 November 2010

Kependudukan

1. Pertumbuhan Penduduk Suatu Wilayah

Jumlah penduduk di suatu wilayah tidaklah tetap , namun akan selalu berubah (bertambah atau berkurang) sering dengan perjalanan waktu. Pertambahan penduduk terjadi karena angka kelahiran dan angka kematian tidak seimbang , dimana angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Pertambahan penduduk juga dipengaruhi selisih angka penduduk yang masuk dan keluar suatu wilayah . Pertambahan penduduk suatu wilayah berupa angka-angka yang kongkrit dalam pertamahan setiap tahunnya, sedangkan pertumbuhan penduduk berupa besaran prosentasenya saja.
Pemerintah telah berusaha menekan laju pertambuhan penduduk untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Manfaat mengetahui pertumbuhan penduduk suatu wilayah antara lain sebagai berikut :
 Membandingkan besarnya angka kelahiran dan kematian
 Menghitung mortalitas dan natalitas penduduk
 Menghitung prosentase pertumbuhan penduduk disuatu daerah

2. Persebaran Penduduk Indonesia
Di Indonesia persebaran penduduk belum merata . Berdasarkan kenyataan Pulau Jawa penduduknya paling banyak sedangkan di Pulau Papua penduduknya paling jarang. Pada tahun 1990 penduduk di Indonesia berjumlah 182.625.000 jiwa dan mendiami daratan seluas 919.443 km² . Persebaran penduduk tidak tersebar merata di seluruh pulau. Pulau Jawa yang luasnya hanya 132.187 km² atau 6,89 % dari luas daratan di Indonesia mempunyai penduduk lebih dari 60 % dari jumlah penduduk Indonesia.

3. Dampak Ledakan Penduduk
Dampak yang ditimbulkan dari ledakan penduduk tersebut antara lain adalah :
• persebaran penduduk menjadi tidak merata
• lapangan pekerjaan yang makin sempit
• terjadi pelaksanaan laju pembangunan yang tidak merata
• banyaknya pengangguran dan meningkatkan kriminalitas

4. Kepadatan penduduk

Kota besar seperti Jakarta , Surabaya dan Bandung merupakan kota besar dengan penduduk yang banyak. Bandingkan jika kita berada di pedesaan. Kita dapat menyimpulkan bahwa wilayah perkotaan pada umumnya lebih padat dari pada pedesaan.
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah tertentu yang dinyatakan dengan jiwa per km ². Kepadatan penduduk disuatu wilayah biasanya dinyatakan oleh banyaknya penduduk per km ².
Kepadatan penduduk merupakan suatu perwujudan dari kondisi geografi, karena tinggi rendahnya kepadatan penduduk dipengaruhi faktor-faktor geografis , antara lain : relief , iklim, tanah, lokasi dan sebagainya.


Menurut Trewartha, kepadatan penduduk menjadi beberapa golongan antara lain :
• Kepadatan penduduk aritmatik , merupakan banyaknya penduduk yang bertempat tinggal dalam satu satuan luas wilayah administrasi daerah atau negara . Merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah atministrasi persatuan luas (biasanya dinyatakan dalam km² atau mil ²).
• Kepadatan penduduk fisiologis
• Kepadatan penduduk ekonomis
• Kepadatan penduduk agraris

Kegunaan mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah adalah :
- Untuk mengetahui persebaran penduduk suatau wilayah
- Untuk mengetahui telah terjadi peledakan penduduk disuatu wilayah atau belum yang bersifat menonitor.
- Untuk mengetahui penyebab perbedaan kepadatan penduduk dengan daerah lain disekitarnya.
- Untuk mengetahui pusat-pusat kebudayaan , dimana budaya timbul pada penduduk yang padat dan penduduk makin padat budaya makin tinggi .

Perbedaan kedapatan penduduk pada suatu wilayah dipengaruhi antara lain sebagai berikut .
 Angka kelahiran yang tinggi , sehingga penduduk bertambah dengan cepat.
 Daya tarik wilayah ( kesuburan tanah, pusat perdagangan, areal industri) mempengaruhi kepadatan penduduk
 Fasilitas yang ada ( pendidikan, kesehatan, hiburan , sosial ) dapat mengakibatkan perbedaan kepadatan dengan wilayah lain
Didaerah yang padat akan mempengaruhi budaya, gaya hidup, kegotong royongan sampai kerawanan sosial. Namun di daerah yang kurang padat sumber daya alam yang ada kurang dimanfaatkan secara optimal sehingga akses pembangunan kurang merata.
Hal-hal untuk menguragi kepadatan penduduk antara lain :
 Mengurangi tingkat kelahiran dengan cara program KB , meningkatkan usia perkawinan, dan mengatur jarak kelahiran
 Pemerataan program pembangunan hingga pelosok-pelosok daerah sehingga dapat menghambat urbanisasi.

5. Transisi Demografis
Transisi demografis merupakan suatu perubahan tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang tinggi menuju pada tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang rendah. Proses transisi ini terjadi di negara-negara barat sebagai akibat membaiknya tingkat kesehatan dan kesadaran mayarakat ke perubahan sikap dari norma keluarga besar ke norma keluarga kecil.

Menurut Bogue, terjadinya transisi demografi berlangsung tiga tahapan., yaitu :

1. Masa Pra –transisi
Pada masa ini bahwa tingkat kelahiran yang tinggi dan tingkat kematian juga tinggi sehingga jumlah penduduk selalu konstan atau tingkat pertumbuhan penduduk sangat rendah. Kondisi seperti ini banyak dialami oleh negara yang terbelakang .

2. Masa Transisi
Pada masa ini bercirikan tingkat kelahiran tinggi dan dalam kondisi menurun , sedangkan tingkat kematian sedang sampai rendah. Pada masa ini dibedakan tiga tahapan yaitu :
• Masa awal transisi , dengan ciri : tingkat kelahiran tinggi, sedangkan tingkat kematian dalam kondisi menurun, sehingga ada peningkatan jumlah penduduk. Hal ini banyak terjadi di daerah berkembang.
• Pertengahan transisi , dengan ciri-ciri : tingkat kelahiran tinggi dalam kondisi menurun dan tingkat kematian sedang . Turunnya tingkat kematian yang lebih cepat dari pada angka kelahiran sehingga angka pertambahan penduduknya tinggi. Pada masa ini program KB sudah mulai di jalankan pada masyarakat.
• Akhir transisi , dengan ciri-ciri : tingkat kelahiran sedang dan tingkat kematian rendah. Pada tahapan ini angka kelahiran lebih besar dari kematian, namun telah terjadi penurunan pertumbuhan penduduk dan dampak KB telah mulai dirasakan masyarakat.

3. Masa Pasca – transisi
Pada masa ini mempunyai ciri Angka kelahiran dan angka kematian dalam keadaan seimbang, sehingga angka pertumbuhan penduduk relatif sangat kecil. Biasanya terjadi di negara-negara yang telah maju . Pada masa pasca transisi dapat memungkinkan suatu kondisi demografis yang stabil , dimana pertumbuhan penduduknya nol disebut juga zero population growht.

Apabila di lihat dengan kondidi penduduk Indonesia , maka saat ini masih dalam fase pertengahan transisi. Hal ini karena Indonesia masih mempunyai pertumbuhan penduduk yang termasuk tinggi menuju kondisi turun sedangkan tingkat kelahiran menurun.
Untuk mengubah kondisi demnografis , harus dapat mengubah tingkah laku masyarakat dan mengubah kondisi ekonomi masayarakat. Jika program KB (Keluaraga Berencana) di negara-negara barat dipelopori dari masayarakat bawah, sedangkan di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya program KB dipelopori dari masyarakat kalangan atas.

6. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk merupakan pengelompokan penduduk yang didasarkan pada kriteria tertentu. Penduduk dapat dikelompokan berdasarkan bermacam-macam cara , antara lain : menurut umur, jenis kelamin, mata pencaharian, penghasilan, suku bangsa, agama , pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya. Banyak manfaatnya dan boleh dikatakan penting sekali untuk mengetahui keterangan mengenai susunan penduduk atau komposisi penduduk. Adanya berbagai komposisi ini dan perubahan-perubahan dari satu masa dapat diambil beberapa kesimpulan yang boleh dijadikan dasar bagi berbagai kebijaksanaan pembangunan , misalnya antara lain :
• dapat memperoleh gambaran tentang susunan perekonomian daerah atau negara menurut susunan mata pencaharian
• perbandingan jenis kelamin suatu daerah atau negara menurut susunan jenis kelamin
• umur dari tiap penduduk untuk mengetahui kemungkinan pertambahan penduduk , menurut susunan umur
• Jumlah tenaga kerja yang tersedia dan akan akan menyusul
• Persebaran penduduk dan cepatnya urbanisasi, menurut susunan tempat tinggal

Secara terperinci pengelompokan pemnduduk ini sangat berguna untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
• Apakah pertumbuhan penduduk disuatu daerah cepat atau lambat
Dengan mengetahui kelompok umur (0 – 14 Tahun) > 40% dan ( > 60 Tahun) < 10 % , menurut Clarck pertumbuhan penduduh didaerah itu diketegorikan cepat . Kelemahan dari teori ini tidak langsung mengetahui secara langsung nilai pertambahan penduduknya, tetapi keuntungannya dapat mengetahui secara cepat pertambahan pertambahan penduduk suatu daerah cepat atau lambat.
• Untuk menghitung beban ketergantungan (dependence ratio)
Dependence Ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang belum aktif secara ekonomi dan jumlah penduduk yang sudah tidak aktif secara ekonomi dengan jumlah penduduk yang aktif secara ekonomi . Dengan rumus sebagai berikut :

DR = P ( 0 – 14 th ) + P ( 65 th keatas)
____________________________
P ( 15 - 64 th )

DR = Dependence Ratio
 P (0-14 th) = Penduduk belum aktif secara ekonomi dari umur 0 sampai 14 tahun
 P( 65 keatas ) = Penduduk yang sudah tidak aktif secara ekonomi , umur 65 keatas.
 P ( 15 - 64 Th ) = Penduduk yang masih aktif secara ekonomi , umur 14 – 64 tahun.
Angka beban ketergantungan sangat dipengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk sehingga makin tinggi angka beban ketergantungannya, semakin rendah tingkat kesejahteraan penduduk , demikian sebaliknya.

Tidak ada komentar: