Senin, 12 Februari 2024

KEPEMIMPINAN KOLEKTIF SEKOLAH MEMPERCEPAT TERWUJUDNYA SEKOLAH UNGGUL

 

KEPEMIMPINAN KOLEKTIF SEKOLAH  MEMPERCEPAT 

TERWUJUDNYA SEKOLAH UNGGUL

*) Trisno Widodo , Dinas Pendidikan Kota Bogor

 

            Perlu kita ketahui dalam sistem tata kelola sekolah yang baik  harus dapat melaksanakan visi, misi , dan strategi yang telah ditetapkan. “Kok bisa” , memang begitu karena saat ini sistem pengelolaan sekolah telah menggeser suatu paradigma sistem pengelolaan sekolah modern . Maju mundurnya suatu pengelolaan sekolah menjadi tanggung jawab seluruh warga sekolah. Semua komponen  di sekolah dapat “mempengaruhi”.  Jika dikaji secara masak-masak berdasarkan analisa lingkungan strategis, sumber daya sekolah, kelemahan dan kekuatan sekolah, hambatan dan peluang, serta kepemimpinan kepala sekolah akan mempengaruhi semuanya.

            Kepemimpinan sekolah sangat menentukan kemajuan sekolah , paradigma baru kepemimpinan sekolah bukan hanya kepala sekolah, tetapi kepemimpinan sekolah adalah kolektif.  Kepala sekolah, Wakasek, Guru, Staf TU adalah pemimpin bagi peserta didik yang akan dikembangkan. Kepala sekolah berperan menjadi koordinator dan motivator dapat memberdayakan seluruh potensi sumber daya pimpinan sekolah lainnya dalam membuat dan menjalankan program kegiatan sekolah termasuk didalamnya delapan Standar Nasional Pendidikan.  Bahkan dalam penyusunan RKAS , target-target misi yang  telah , sedang dan akan dilakukan serta strategi yang digunakan seluruh warga sekolah dalam pengelolaan sekolah. Sistem pembinaan dan evaluasi kegiatan selalu harus dilakukan secara berkala sehingga kemajuan sekolah dari waktu-kewaktu dapat diukur tingkat keberhasilannya.

            Sebagai pemimpin, harus selalu menginstropeksi, “bagaimana saya bisa menjadi pemimpin yang lebih baik , melayani anda?”. Tugas pemimpin adalah melayani anda. Dalam hal kepemimpinan pendidikan, ada perubahan paradigma, pemimpin bukan penguasa, bukan pengendali, namun pemimpin adalah pelayan yang melayani bawahan kita. Apakah telah membantu bawahan kita? Apakah semua keputusan/kebijakan yang ada , yang tujuannya untuk kemajuan siswa ?  Apakah dampaknya bagi siswa ?  Jawabannya   “ yes “ yang merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan seorang pemimpin .

            Bagaimana memperbaiki pembelajaran dan memajukan sekolah ? Dalam suatu sekolah , semua komponen : Guru , Kepala Sekolah,  Staf TU  harus duduk bersama .  Berkumpul, bercerita, berdebat, berbagi tentang suatu permasalahan yang dihadapi. Semua duduk bersama  dikelasnya masing-masing, saling mengobservasi, akan ada perubahan yang massif pembelajaran didalam kelas. Sekolah dalam suatu organisasi pendidikan harus bekerja , guru berkolaborasi dalam satu tim , seluruh guru mengeroyok masalah yang dihadapi , sehingga beban menjadi ringan, dan dapat mengatasi masalah pembelajaran.

            Reformasi Pendidikan , adalah pergerakan untuk berubah, menuju hal yang lebih baik. Semua komponen bergerak untuk melakukan perubahan menuju hal yang lebih baik. Pendidikan mengalami transformasi  mengarah pada menciptakan generasi yang unggul.  Kepemimpinan sekolah sangat menentukan kemajuan sekolah .

            Kepala sekolah harus visioner dapat menjadi seorang motor perubahan , inisiator dan fasilitator  perubahan menuju pengelolaan sekolah yang modern, kreatif, inovatif , demokrasi , dapat mengayomi seluruh warga sekolah. Hendaknya seorang pemimpin , termasuk kepala sekolah harus menjunjung tinggi ajaran Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara “ Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani “. Atas dasar itu kepala sekolah harus dapat mengembangkan sistem yang baru dalam mengelola managemen dan operasional sekolah yang baik dam berwawasan jauh kedepan dalam kerangka otonomi sekolah.

            Mengkaji ajaran Ki Hajar Dewantara , seharusnya kepala sekolah harus menjadi agen perubahan menuju pengelolaan sekolah yang lebih baik. Kepala sekolah bersama Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakasek Kesiswaan, Wakasek Humas, Wakasek Sarana Prasarana, Koordinator Laboratorium dan Kepala TU harus bersama-sama memotivasi guru ,  tenaga TU dan karyawan sekolah lainnya memajukan sekolah. Tugas Kepala sekolah memang berat , namun tugas yang berat itu serasa ringan kalau dibagi dengan para wakil-wakilnya. Kepala sekolah harus dapat mendelegasikan sepenuhnya kepada  para wakil kepala sekolah sesuai  tupoksi yang telah ada.

            Dalam waktu yang ditentukan misalnya setiap minggu atau setiap bulan pekerjaan yang didelegasikan akan dilaporkan dan dievaluasi bersama dalam rapat pembinaan rutin. Kepala sekolah berfungsi sebagai motivator menciptakan tim yang solid dalam tata kelola menejemen sekolah. Kepala sekolah menciptakan kader-kader pemimpin dalam timnya dengan menciptakan pemimpin kolektif, sehingga pemikiran , ide dan gagasan menjadi semakin banyak serta dalam mengatasi suatu kendala pengelolaan sekolah  dapat dilakukan secara bersama-sama.

            Dalam pembagian kerja , kepala sekolah dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan para seluruh komponen  sekolah  dalam berbagai inovasi dan terobosan program kegiatan sekolah. Pimpinan kolektif di sekolah akan dapat menciptakan ide , gagasan, inovasi yang semakin banyak sehingga dalam tugas dan tanggung-jawab dapat dilakukan secara bersama-sama. Kebersamaan akan tumbuh dengan baik , menghilangkan kesenjangan, menghilangkan kecurigaan  dan begitupula rasa memiliki sekolah juga tumbuh  semakin besar dimiliki oleh seluruh komponen sekolah.

Gambar : Kebersamaan antar komponen sekolah

Sumber : Dokumen pribadi

 

Pada akhirnya pimpinan kolektif sekolah dapat menjalan tata kelola menejemen sekolah dengan baik. Jalannya operasional sekolah secara nyata akan dapat diukur tingkat kemajuannya sesuatu dengan misi sekolah dan tidak lama lagi terjadi lompatan kemajuan sekolah yang sangat pesat sesuai dengan visi sekolah yang di cita-citakan bersama.

            Indikator keberhasilan program disekolah dipengaruhi beberapa hal antara lain yaitu  :

1.    Perubahan perilaku pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa

2.    Hasil Belajar siswa

3.    Kepemimpinan kepala sekolah

4.    Efektivitas MGMP di sekolah dengan pembicaraan bermakna

5.    Penyusunan rencara dan anggaran sekolah yang transparan dan partisipatif

6.    Partisipasi masyarakat dan stakeholder pendidikan

7.    Pengembangan budaya baca (literasi sekolah)

Untuk memajukan sekolah agar sejalan dengan sekolah penggerak faktor diatas harus dilakukan oleh sekolah secara kolektif .

            Upaya menciptakan kepemimpinan kolektif lebih baik dari pada pemikiran individual seorang kepala sekolah . Apabila hal ini dapat dilakukan seluruh sekolah di Indonesia ini tidak mustahil dapat mempercepat terwujudnya visi sekolah yang diharapkan bersama . Sekolah yang visinya cepat mewujudkan sekolah yang unggul. Untuk mempercepat sekolah unggul, sekolah harus dipimpin dan melaksanakan kepemimpinan  kolektif  saling asah, saling asih dan saling asuh dengan penuh kebersamaan.

 

PESONA DI SEKOLAH PINGGIRAN

 

ADA PESONA DI SEKOLAH PINGGIRAN ( Prakti Baik )

*) Trisno Widodo , Pengawas Kota Bogor & KPBN 

            “Waduuuh….” guman Saya, ketika menerima surat tugas dari Kepala Dinas Pendidikan tentang Pembagian Sekolah Binaan Pengawasan. Hatinya bingung dan bercampur sedih, sebagai seorang pengawas baru harus menerima tugas berat ini. Dalam SK ternyata ia akan membina di satu sekolah negeri yang terjauh dan tujuh sekolah swasta yang kecil berada di tiga kecamatan. Namun tugas apapun yang diterima harus dilaksanakan dengan baik. Hal ini akan jadikan sebagai pengalaman hidup dan suatu pembelajaran sebagai pengawas sekolah baru.

            Gambaran sekolah negeri binaannya merupakan sekolah yang letaknya dipinggiran kota berbatasan dengan kabupaten lain, Sekolah ini harus mendapatkan perhatian serius dalam membinanya. Banyak cerita yang  miring tentang ini , sehingga Saya harus berfikir keras mengatasi semuanya. Sebelumnya ia mencari data awal yang lengkap sekolah ini dari pengawas pembina yang terdahulu. Ada hal unik dari sekolah ini,  kepala sekolahnya selalu berganti-ganti, seolah-olah sekolah merupakan uji coba guru menjadi kepala sekolah baru. Guru juga datang bertugas silih berganti yang biasanya merupakan guru pindahan dari daerah lain.

            Ada cerita yang tidak baik terjadi di sekolah ini, karena 2 tahun yang lalu kehilangan banyak komputer dan laptop sekolah karena dibobol maling. Hal ini menjadi perhatian serius dari Dinas Pendidikan dan semua pihak terkait keamanan sekolah. Saya hari pertama bertugas, ia datang didampingi oleh pengawas sebelumnya. Dalam rapat dinas serah terima tugas pengawasan sekolah, ia mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan beberapa hal dalam tugas pengawasannya. Ia meminta seluruh warga sekolah untuk menerima dirinya secara lahir batin menjadi bagian sekolah tersebut. Ia akan belajar mulai mendekat dan merapat dengan mereka, serta siap menyimak keluhannya.

            Ketika berkunjung banyak waktunya untuk mendengar dan menyimak keluhan-keluhan dari guru , pegawai TU, Satpam, tukang kebun hingga kepala sekolah. Setiap datang keluhan selalu ada dan disimak dengan seksama. Namun setiap bertemu dengan warga sekolah selalu ia tanyakan hal baik apa yang telah dilakukan mereka  dan selalu dicatat. Saya dengan sabar menyimak keluhan sebagian besar warga sekolah mulailah belajar memilah-milah permasalahan yang merupakan suatu tantangan yang harus diselesaikan.

            Ia mencari tahu tentang permasalahan yang ada dari pengawas terdahulu berkaitan dengan Guru, TU dan Kepala Sekolah. Selalu ditanyakan pada pengawas lainnya untuk mendapatkan masukan. Dari penjelasan dengan pengawas sebelumnya terjadi hubungan yang tidak harmonis kepala sekolah dengan para guru.

            Belajar dari hal ini harus mulai melakukan aksi dan mencari berstrategi untuk meramu beberapa tantangan yang ada untuk dikembangkan menjadi sebuah kekuatan  dan potensi sekolah ini. Tantangan yang ada ia diidentifikasi antara lain, kepala sekolah yang tidak pernah mensupervisi kelas, managemen sekolah yang tidak transparan, kerjasama kepala sekolah dan wakasek serta guru  belum padu, pembagian  kerja yang timpang beberapa guru dituntut kinerja lebih dan yang lain tidak, kurang memberikan penghargaan kinerja guru, dan selalu berburuk sangka. Sedangkan dari sudut pandang guru dapat diidentifikasi antara lain, penempatan guru sebagai wakasek yang tidak sesuai kompetensinya, guru yang  berpotensi belum ditempatkan pada tempat yang seharusnya, tidak semua guru diberikan tugas merata dalam kegiatan sekolah, adanya apatis dan menurunnya motivasi dalam bekerja menjalankan tugas sehari-hari.

            Saya sudah tahu apa masalahnya , kemudian akan mencari startegi baik dan akan meramunya membuat tim-tim kerja disekolah untuk memperbaiki pembelajaran dan managemen sekolah. Ia belajar tentang keunggulan, hambatan, peluang, dan ancaman dari sekolah tersebut untuk menata dan membina sekolahnya.

            Pada saat rapat pembinaan kepala sekolah dan guru, ia menyampaikan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dan kepala sekolah. Ia memutarkan dua video praktik baik pembelajaran dan  praktik baik kepala sekolah menjalankan managemennya. Saat  tanya-jawab dibuka, mempersilahkan agar guru dan kepala sekolah dapat menanyakan banyak hal yang ada dalam video.

            Dalam diskusi ia juga bertanya balik tentang beberapa hal. “ Apa yang telah bapak ibu dilakukan dalam pembelajaran ? Ada praktik baik yang telah dilakukan? Apakah praktik baik bapak ibu diapresiasi dan diberi penghargaan kepala sekolah ?” Akhirnya semua peserta rapat ditanya satu persatu tentang praktik baik yang telah dilakukan.

            Ia mengatakan, bahwa kepala sekolah dan guru adalah pemimpin sekolah yang harus bisa membuat perubahan. Pemimpin sekolah ini harus selalu meningkatkan kompetensinya dan oleh siswanya dituntut untuk melakukan perubahan. Perubahan tidak pernah ada bila para pemimpin sekolahnya diam saja. Kepedulian, kreatifitas , dan empati  bapak ibu guru dan kepala sekolah ditunggu-tunggu oleh siswanya untuk berubah. Seorang pemimpin adalah agen perubahan , sehingga kita harus melakukan perubahan pendidikan untuk siswa.  Walaupun hanya sebesar “biji jagung” kita harus berubah, kemudian seluruh peserta rapat dinas diajak refleksi sejenak , membayangkan kalau peserta rapat adalah siswa. Apakah kita hanya mengeluh saja atau kita harus berbuat ?

            Saya mendapatkan amunisi untuk bersemangat dalam rapat pembinaan tersebut, “ “Kita harus malu pada diri kita , kita harus banyak bersyukur, ayo semua keluhan kita tinggalkan , kita ganti bersama dengan praktik baik kita !!! “Banyak permata disekolah ini karena telah mendengar cerita tentang pengalaman praktik baiknya. Sebagai modal untuk menemukan potensi kelebihan sekolah ini mereka yang bisa diajak menjadi penggerak perubahan untuk melakukan praktik baik disekolahnya.

            Saya membuka catatannya dan membacakan hal-hal baik dari seluruh warga sekolah , mulai dari kepala sekolah, guru , pegawai TU, satpam, tukang kebun sampai penjaga malam yang selama ini dicatatnya.  Semua peserta rapat dinas yang hadir banyak yang tersipu-sipu dengan catatan praktik baik yang disampaikannya. Diakhir hasil kajiannya , sekolah ini mempunyai banyak potensi yang luar biasa untuk menjadi sekolah yang hebat, karena banyak keunggulan dan harus bersama-sama untuk diwujudkan. 

            Setelah itu ia menyampaikan program untuk memperbaiki dan meningkatkan  pembelajaran dan managemen sekolah. Ia memberikan sumbang saran kepada kepala sekolah dan guru untuk membuat program sekolah yang dikelola bersama dengan tim-tim yang baru. Dalam tim-tim tersebut program kerja dan capaiannya selalu dievaluasi secara bersama-sama dan Saya selalu ada didalamnya. Apabila dalam tim bekerja dengan semangat 45, Saya mempunyai semangat kerja 85. Ia terus memotivasi tim yang hebat ada di sekolah ini, mari bersama-sama saatnya beraksi melakukan praktik baik.

            Pada   sekolah akan dibuka dilakukan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) tingkat kota, di sekolah tersebut langsung beraksi dibentuk tim panitia persiapan PTMT. Langkah awal  membuat video simulasi PTMT , ternyata hasilnya sangat bagus. Video simulasi PTMT mencuri perhatian sekolah lain. Aksi berikutnya saat ujian sekolah kelas 9, ternyata ada kendala, ujian sekolah yang dilakukan secara daring hampir 30 % siswa tidak ikut ujian dengan berbagai alasan.  Saya dan kepala sekolah langsung terjun membentuk Tim Satgas Penyelamat Ujian Sekolah kelas 9. Saat. Tim dibentuk dan langsung bekerja menjemput siswa yang dirumah untuk dibawa ke sekolah mengerjakan ujian sekolah. Beberapa hari tim bekerja tak kenal lelah menjemput bahkan membangunkan siswa yang masih tidur lelap di rumah untuk pergi kesekolah menyelesaikan ujian sekolahnya. Dalam waktu singkat semua siswa kelas 9 semua berhasil ikut ujian sekolah sebagai salah satu syarat kelulusan siswa.

            Saat bulan Ramadhan kemarin kegiatan Osis membuat kegiatan sosial , berbagi makanan berbuka puasa untuk masyarakat sekitar. Membuat tim perbaikan masjid sekolah yang saat ini pembangunannya masjid terus berjalan, dengan audit dana masuk dilakukan secara transparan dan terbuka diumumkan setiap minggunya. Tim Kesiswaan bersama tim IT membuat kegiatan pembiasaan sekolah dimasukan dalam canal youtube dan IG sekolah. Sudah banyak konten youtube di buat sehingga banyak konten yang baik dishare pada WAG MKKS, Kurikulum dan  MGMP Kota, sehingga sekolah tersebut mempesona menjadi perhatian banyak pihak. Bahkan saat ini di sekolah ini ada 2 guru yang lulus menjadi guru penggerak kemendikbudristek. Sedangkan guru penggerak di sekolah lain di tengah kotapun hanya  1 orang bahkan tidak ada sama sekali.

            Keberadaan 2 guru penggerak ini rupanya menginspirasi guru yang lain untuk mengembangkan kompetensinya dan kinerja gurunya bangkit luar biasa. Pelatihan GWE-pun dilakukan untuk meningkatkan kenerja memperbaiki pembelajaran untuk seluruh guru disekolah ini. Bahkan banyak kerjasama dilakukan berkaitan dengan pelatihan dari lembaga lainnya seperti ruang guru, telkomsel dan lainnya. Saat mesin kinerja guru-guru semakin cepat “menggelinding”, Saya mengajak sekolah ini mengikuti lomba membuat film pendek Anti Korupsi dari KPK dan disambut baik. Beberapa hari ini Siswa, guru, kepsek dan pengawasnya ikut dalam pembuatan film anti korupsi yang dilakukan Tim di sekolah pinggiran ini.

            Banyak karya yang telah dilahirkan , perubahan nyata telah hadir terjadi perubahan perilaku siswa, guru, kepsek dan seluruh warga sekolah. Obrolan bermakna muncul dalam setiam pertemuan pembinaan antara kepala sekolah, guru dan pengawasnnya. Perubahan yang nyata ini membuat semua pihak termasuk Saya bangga , karena kerja baiknya selama ini dengan menyimak, mencari strategi, dan meramu tim yang solid telah membawa hasil. Semoga praktik baiknya terus dilakukan secara terus menerus menebar kebaikan dan memperbaiki pembelajaran dan kemajuan sekolah. Mereka saat ini bangga terhadap sekolahnya karena mempesona dan telah mencuri perhatian.