Sabtu, 01 Desember 2012

MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG DAPAT MENGEMBANGKAN BELAJAR AKTIF ( Sebuah Catatan Lapangan Pembelajaran ) OLEH) * : TRISNO WIDODO GURU SMP NEGERI 11 BOGOR

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berko¬munikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. Pembelajaran kooperatif juga dapat dipakai sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklusif, yaitu sikap yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa di sekolah. Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki per¬bedaan dari segi agama, suku, prestasi, jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut. Sayangnya, dalam pembelajaran sehari-hari pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak saling berinteraksi untuk saling membelajarkan. Siswa dalam duduk berkelompok be¬kerja sendiri-sendiri. Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau mem¬perhatikan dua prinsip inti berikut. Pertama adalah adanya saling ketergantungan yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya menyelesaikan tugas dari guru. Prinsip yang kedua adalah adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan pene¬rapan yang sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran dapat dihindari. Saat ini telah banyak model pembelajaran yang dapat dicoba dan dipraktikan dalam pembelajaran dikelas. Salah satunya adalah model pembelajaran berpetuangan. MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG Ketika telah banyak model pembelajaran yang diterapkan dikelas, penulis mempunyai ide untuk melakukan pembelajaran yang lain dengan menemukan model pembelajaran baru , pelaksanaan model ini siswa belajar di luar kelas. Kebetulan penulis mengajar IPS pada jam ke 5-6 dikelas VIII G di SMP Negeri 11 Kota Bogor. Terlebih dahulu penulis menyiapkan bahan berupa 10 pertanyaan pada materi “Pelaku Ekonomi”. Selanjutnya pada dari 10 pertanyaan di gunting satu persatu dan ditempelkan pada kertas karton. Pada istirahat pertama , kesepuluh kertas karton yang berisi pertanyaan diletakkan tersebar disudut sekolah. Ada yang diberikan di tiang bendera ada yang di tangga kelas dan ada pula di bawah pot koridor sekolah. Agar menarik dan menantang karton-karton pertannyaan tersebut diletakkan pada tempat-tempat tersembunyi. Selanjutnya penulis masuk kelas VIII G berjalan seperti biasa. Penulis melakukan kegiatan pembukaan dalam proses KBM antara lain menyampaikan tujuan pembelajaran , melemparkan beberapa pertanyaan tingkat tinggi yang menggiring pada pencapaian tujuan dan memperkenalkan model pembelajaran berpetualang kepada siswa. Selanjutnya siswa dalam kelompoknya diberitugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi selama 10 menit. Sebenarnya saat pertemuan yang lalu siswa juga telah diberi tugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi di rumah. Selesai membaca buku paket , siswa secara berkelompok diberi tugas untuk mencari pertanyaan-pertanyaan yang telah disebar dilingkungan sekolah dan menjawabnya dengan baik pada kertas yang telah disiapkan. Siswa hanya diberikan tugas menjawab 10 pertanyaan yang dibuat. Kegiatan mencari pertanyaan dalam areal sekolah penulis namakan model pembelajaran berpetualang. Kesempatan untuk berpetualang penulis beri waktu 40 menit. Suasana menyenangkan akan terlihat dimana siswa mencari tantangan dengan menemukan soal-soal yang “disembunyikan “ dilingkungan sekolahnya. Dalam pembelajaran ini ada suasana kebersamaan dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa dalam kelompoknya. Siswa mendapatkan soal kemudian secara berkelompok menjawabnya dan mencari lagi soal dan menjawabnya kembali yang berjalan terus menerus , hingga selesai. Setelah 40 menit berlalu , siswa disuruh kembali lagi ke kelas. Selanjutnya setiap kelompok yang dapat menemukan 10 pertanyaan dan telah menjawabnya diberikan kesempatan pertama untuk melakukan presentasi kelompok. Dan secara bergiliran apabila waktu masih leluasa sumua kelompok presentasi, tetapi kalau waktu hanya sedikit , guru mempersilahkan 2 kelompok lagi . Presentasi kedua bagi kelompok yang dapat menemukan dan menjawab 9 pertanyaan, sedangkan presentasi yang terakhir bagi kelompok yang paling sedikit menemukan dan menjawab pertanyaan. Dalam presentasi kelompok guru memberikan kesempatan siswa secara berkelompok menilai hasil presentasi kelompok lain. Agar dalam presentasi seluruh siswa tetap fokus dalam pembelajaran, maka disela-sela presentasi kelompok guru menyampaikan Ice Breaking . Pada akhir proses kegiatan belajar diadakan refleksi pembelajaran antara lain guru menanyakan kepada siswa : • Apakah pembelajaran hari ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran ? • Apakah hal baru apa yang anda peroleh dalam pembelajaran hari ini ? • Apakah manfaatnya anda belajar dengan materi pelaku ekonomi ? Setelah ini diakhir kegiatan guru memberikan tugas tidak terstruktur yakni mencari gambar pelaku ekonomi dalam majalah atau internet dan diberi komentar serta dikumpulkan minggu depan. Dari rangkaian catatan penulis tentang pengalaman lapangan di SMP Negeri 11 Kota Bogor , patut dapat dijadikan rujukan untuk coba mengembangkan pembelajaran aktif disekolah anda. Selamat mencoba , siswa selalu haus inovasi akan pembelajaran yang terapkan.

Kamis, 05 Juli 2012

Tidak ada siswa "Bodoh" dalam pendidikan modern

Setelah melihat tayangan video siswa Singapura yang berjudul “ I don’t suppit “, semua label tentang siswa yang di anggap “bodoh” harus kita akhiri. Mencermati isi video tersebut seorang ibu yang dengan kerasnya memaksanakan kehendak anaknya yang berumur 11 tahun bernama Liu Koping untuk dapat pandai matematika. Karena menurutnya siswa yang pandai matematika nantinya hidupnya akan berhasil. Anak tersebut dipaksa untuk dapat nilai matematika dengan baik. Tetapi hasilnya dalam ulangan selalu buruh. Berbagai cara dilakukan oleh orang tuanya. Bahan setiap belajar selalu ditekan, dibanding-bandingkan dan dipukuli. Rotan selalu ada menemaninya setiap belajar dan siap dipukulkan oleh ibunya apabila mengajarinya . Bahkan ayahnya tidak dapat berbuat banyak oleh sikap istrinya dalam mendidik Liu Koping. Liu Koping sebenarnya pandai menggambar. Namun setiap belajar menggambar kalau ketahuan ibunya akan di sobek-sobek dan dinasehati serta dimarahi. Singkat kata dalam cerita itu , Liu Koping mendapatkan nilai jelek lagi pada ulangan matematika. Iapun menangis dan takut kalau ibunya marah . Namun setelah tiba dirumah didapati ibunya sedang sakit. Dengan gemetar ia menghampiri ibunya dan sambil menangis , ia minta maaf untuk kesekian kalinya dan ulangannya masih dapat nilai jelek walaupun ia telah berupaya. Rupanya ibunya menyadarinya bahwa kemampuan Koping dalam matematika memang tidak dapat berkembang dan putus asa. Rupanya dalam keterharuan antara Ibu- Ayah dan -Koping , tiba-tiba gurunya datang kerumah dan menceritakan kehebatan koping kepada ibunya. Ibunya hampir tidak percaya … setelah itu ibu gurunya menceritakan bahwa lukisan Liu Koping dikirimkan oleh gurunya dan menjadi Juara Kedua di Lomba Lukisan anak di Los Anggeles Amerika Serikat. Mendengar cerita itu Liu Koping menjadi percaya diri dan berbinar-binar . Begitu pula Ibunya sadar dan merangkul anaknya karena merasa bersalah dan idak menghargai potensi ananknya yang pintar melukis. Ibunya langsung sehat dan dapat membanggakan anaknya. Melihat cerita tadi, sungguh menjadi pelajaran kita bersama , sebagai guru, sebagai oarang tua dan sebagai pemerhati pendidikan. Kalau kita sejak dini mengetahu potensi anak atau siswanya dan dapat mengembangkannya dengan baik , anak kita akan hebat dan tumbuh berkembang menjadi orang hebat. Sebenarnya tidak ada siswa yang ” Bodoh” kalau kita menegetahui dan dapat mengembangkan potensinya. Untuk itu kita sebagai guru, sebagai orang tua tidak boleh mengecap akan bodoh, apabila siswa tersebut tidak sesuai dengan kehendak kita atau pendapat kita. Kita harus dapat mencari tahu apa kelebihan di sisi yang lain apabila ada siswa atau anak kita mempunyai suatu kelemahan. Karena sesungguhnya seorang anak selalu mempunyai dua sisi kelemahan dan kelebihan. Kita sebagai guru maupun orang tua harus selalu mencari dan mengetahui kelemahan dan kelebihan anak atau siswa kita. Sebenarnya memang tidak ada anak yang “Bodoh ” itu . Yang ada anak yang kurang mendapatkan proses pembelajaran dengan baik, sehingga potensi yang ada pada dirinya kurang dapat dikembangkan. Mulai sekarang janganlah kita memberi label atau cap anak kita atau siswa kita bodoh. Apabila menghadapi siswa yang kesulitan dalam belajar selalu putus asa dan mengecap anak bodoh , maka yang sebenarnya bodoh itu kita sendiri karena kurang dapat menggali potensi siswanya. Rasa keputus -asaan kita harus kita hilangkan dengan selalu meningkatkan profesionalime dan ketrampilan mengajar yang variatif sehingga kita dapat meningkatkan kualitas kita dan meningkatkan mutu pendidikan anak kita. Sehingga kata-kata yang jelas memberi lebel anak-anak atau siswa kita yang jelek-jelek bahkan semua anggota kebon binatang disebut semua , tidak ada lagi. Kalau melihat hal yang demikian dengan mengecap anak kita bodoh noway sekarang tidak lagi. Kita akan malu …. Tengok saja sejarah orang-orang hebat dunia seperti Thomas Alfa Edison dengan percobaan listrik sampai sibuan kali dan akhirnya berhasil . Contoh lainnya Albert Einstein penemu nukir , semua beranjak dari orang-orang yang di-sangka-kan bodoh tetapi nyatanya ia orang hebat di dunia.

Jangan Berkata "Bodoh" dalam mendidik anak

Setelah melihat tayangan video siswa Singapura yang berjudul “ I am don’t suppit “, semua label tentang siswa yang di anggap “bodoh” harus kita akhiri. Mencermati isi video tersebut seorang ibu yang dengan kerasnya memaksanakan kehendak anaknya yang berumur 11 tahun bernama Liu Koping untuk dapat pandai matematika. Karena menurutnya siswa yang pandai matematika nantinya hidupnya akan berhasil. Anak tersebut dipaksa untuk dapat nilai matematika dengan baik. Tetapi hasilnya dalam ulangan selalu buruh. Berbagai cara dilakukan oleh orang tuanya. Bahan setiap belajar selalu ditekan, dibanding-bandingkan dan dipukuli. Rotan selalu ada menemaninya setiap belajar dan siap dipukulkan oleh ibunya apabila mengajarinya . Bahkan ayahnya tidak dapat berbuat banyak oleh sikap istrinya dalam mendidik Liu Koping. Liu Koping sebenarnya pandai menggambar. Namun setiap belajar menggambar kalau ketahuan ibunya akan di sobek-sobek dan dinasehati serta dimarahi. Singkat kata dalam cerita itu , Liu Koping mendapatkan nilai jelek lagi pada ulangan matematika. Iapun menangis dan takut kalau ibunya marah . Namun setelah tiba dirumah didapati ibunya sedang sakit. Dengan gemetar ia menghampiri ibunya dan sambil menangis , ia minta maaf untuk kesekian kalinya dan ulangannya masih dapat nilai jelek walaupun ia telah berupaya. Rupanya ibunya menyadarinya bahwa kemampuan Koping dalam matematika memang tidak dapat berkembang dan putus asa. Rupanya dalam keterharuan antara Ibu- Ayah dan -Koping , tiba-tiba gurunya datang kerumah dan menceritakan kehebatan koping kepada ibunya. Ibunya hampir tidak percaya … setelah itu ibu gurunya menceritakan bahwa lukisan Liu Koping dikirimkan oleh gurunya dan menjadi Juara Kedua di Lomba Lukisan anak di Los Anggeles Amerika Serikat. Mendengar cerita itu Liu Koping menjadi percaya diri dan berbinar-binar . Begitu pula Ibunya sadar dan merangkul anaknya karena merasa bersalah dan idak menghargai potensi ananknya yang pintar melukis. Ibunya langsung sehat dan dapat membanggakan anaknya. Melihat cerita tadi, sungguh menjadi pelajaran kita bersama , sebagai guru, sebagai oarang tua dan sebagai pemerhati pendidikan. Kalau kita sejak dini mengetahu potensi anak atau siswanya dan dapat mengembangkannya dengan baik , anak kita akan hebat dan tumbuh berkembang menjadi orang hebat. Sebenarnya tidak ada siswa yang ” Bodoh” kalau kita menegetahui dan dapat mengembangkan potensinya. Untuk itu kita sebagai guru, sebagai orang tua tidak boleh mengecap akan bodoh, apabila siswa tersebut tidak sesuai dengan kehendak kita atau pendapat kita. Kita harus dapat mencari tahu apa kelebihan di sisi yang lain apabila ada siswa atau anak kita mempunyai suatu kelemahan. Karena sesungguhnya seorang anak selalu mempunyai dua sisi kelemahan dan kelebihan. Kita sebagai guru maupun orang tua harus selalu mencari dan mengetahui kelemahan dan kelebihan anak atau siswa kita. Sebenarnya memang tidak ada anak yang “Bodoh ” itu . Yang ada anak yang kurang mendapatkan proses pembelajaran dengan baik, sehingga potensi yang ada pada dirinya kurang dapat dikembangkan. Mulai sekarang janganlah kita memberi label atau cap anak kita atau siswa kita bodoh. Apabila menghadapi siswa yang kesulitan dalam belajar selalu putus asa dan mengecap anak bodoh , maka yang sebenarnya bodoh itu kita sendiri karena kurang dapat menggali potensi siswanya. Rasa keputus -asaan kita harus kita hilangkan dengan selalu meningkatkan profesionalime dan ketrampilan mengajar yang variatif sehingga kita dapat meningkatkan kualitas kita dan meningkatkan mutu pendidikan anak kita. Sehingga kata-kata yang jelas memberi lebel anak-anak atau siswa kita yang jelek-jelek bahkan semua anggota kebon binatang disebut semua , tidak ada lagi. Kalau melihat hal yang demikian dengan mengecap anak kita bodoh noway sekarang tidak lagi. Kita akan malu …. Tengok saja sejarah orang-orang hebat dunia seperti Thomas Alfa Edison dengan percobaan listrik sampai sibuan kali dan akhirnya berhasil . Contoh lainnya Albert Einstein penemu nukir , semua beranjak dari orang-orang yang di-sangka-kan bodoh tetapi nyatanya ia orang hebat di dunia.