Rabu, 11 Februari 2009

Sinopsis , cerita anak

Saya punya sesuatu untuk di beri masukan. Saya bukan guru Bahasa tetapi pingin menulis cerita anak dengan baik. yang menjadi kelemahan dalam tulisan ini mohon untuk diberikan masukan, terima kasih. Oh ya... sebenarnya saya masih ada lagi sinopsis seperti ini yang bermasalah , tolong ya..
JANTRALAYA DAN LAYANG-LAYANG RAKSASA
Oleh : Trisno Widodo

Dahulu kala ada sebuah kerajaan bernama Pura Kencana. Kerajaan tersebut diperintah oleh seorang raja yang masih muda bernama Pangeran Wisangga. Raja Wisangga mempunyai seorang permaisura yang cantik jelita bernama Dewi Gandini. Kerajaan Pura Kencana tanahnya sangat subur yang membuat rakyatnya hidup makmur dan damai.

Suatu ketika Kerajaan Pura Kencana dirundung duka karena sang permaisuri Kerajaan Pura Kencana meninggal dunia. Permaisuri Dewi Gandini meninggal karena sakit . Saat terjadi sakit Dewi Gandini sedang dalam keadaan hamil sehingga Permaisuri dan bayi yang ada dalam rahimnya juga tidak dapat diselamatkan. Berita meninggalnya Sang Permaisuri Dewi Gandini ini cepat tersebar ke seluruh negeri yang membuat seluruh rakyat Pura Kencana berduka. Raja Wisangga dan seluruh rakyat sangat sedih dan merasa kehilangan sang permaisuri.

Sejak meninggalnya permaisuri membuat Raja Wisanggal sangat murung dan selalu menyendiri tidak mau keluar kamar pribadinya. Hal ini membuat bingung dan sedih seluruh keluarga kerajaan. Hingga seakan-akan roda pemerintahan di Kerajaan Pura Kencana tidak berjalan dengan baik. Berbagai cara keluarga kerajaan untuk menghibur, memberi saran dan nasehat agar Raja Wisangga kembali memerintah kerajaannya dengan baik berhasil. Raja Wisangga menyadari agar dirinya tidak berduka terus menerus dan memperhatikan rakyatnya serta dapat melupakan kematian permaisurinya.

Atas usul salah satu keluarga kerajaan Beliau menyetujui akan membuat sayembara melukis mediang permaisuri agar dapat selalu memandang gambar permaisuri disaat rindu dan menghilangkan rasa kesediahannya. Oleh karena itu suatu hari Beliau mengutus pengawal kerajaan untuk mengumumkan sayembara melukis itu ke seluruh negeri. Raja Wisangga akan menyampaikan hadiah yang menarik dan diangkat menjadi pelukis kerajaan Pura Kencana.

Banyak pelukis-pelukis hebat dari seluruh negeri datang mengikuti sayembara tersebut. Sayembara itu juga diikuti oleh Jantralaya , seorang pemuda desa yang sederhana akan seorang Brahmana yang tinggal di lereng Gunung Indrakila. Jantrala dalam kesehariannya seorang pemuda yang tampan, jujur dan hidup dalam kesederhanaan.

Dalam sayembara itu semua pelukis menggambar mendiang permaisuri Dewi Gandini dengan hasil yang sangat bagus , mirip dan luar biasa. Namun Raja Wisangga sangat terkejut dan tercengang melihat hasil lukisan Jantralaya dimana menurut Beliau sangat luar biasa dan ada beda dibandingkan hasil lukisan pelukis lainnya. Sehingga tanpa berpikir panjang bahwa jantralaya yang menjadi pemenangnya. Namun sebenarnya ada hal yang disembunyikan oleh Sang Raja Wisangga terhadap Jantralaya.

Jantralaya sendiri juga merasa heran , karena hasil lukisannya tidak terlalu bagus apabila dibandingkan pelukis lain yang hasilnya lebih sempurna. Menurut Jantralaya hasil lukisannya terdapat goresan tinta yang tumpah mengenai bagian lukisan didekat payudara kiri lukisan itu. Karena susah dihilangkan maka goresan tinta itu dibuatnya menyerupai tahi lalat. Dan sebenarnya memang Dewi Gandini semasa hidup mempunyai tahu lalat didekat payudara sebelah kiri. Lukisan Jantralaya menggambarkan Permaisuri sedang menuruni tangga kereta kencana . Kain yang dikenakan sang permaisuri tersikap oleh angin yang bertiup dan menampakan bagian dada yang putih serta tampak tahi lalat yang berada di dekat payudara sebelah kiri. Akhirnya Jantralaya memenangkan sayembara itu karena menurut Raja Wisangga lukisannya betul-betul sangat mirip dengan keberadaan Dewi Gandini.

Setelah itu Jantralaya menjadi pelukis Kerajaan Pura Kencana dan hidup diistana dalam kemewahan. Suatu hari Jantralaya diberi tugas oleh Raja Wisangga untuk melukis keadaan wilayah Kerajaan Pura Kencana. Karena Jantralaya telah menjadi pelukis Kerajaan Pura Kencana , ia harus melakukan tugas ini dengan baik. Namun sebenarnya Raja Wisangga punya maksud lain atau rencana jahat terhadap Jantralaya.

Raja Wisangga memerintahkan kepada prajurit Kerajaan Pura Kencana untuk membuatkan layang-layang raksasa sebagai persiapan Jantralaya akan melukis Kerajaan Pura Kencana dari udara . Di alun-alun prajurit dan rakyat Kerajaan Pura Kencana sedang mempersiapan segala sesuatunya. Ketika layang-layang raksasa telah dipersiapkan untuk diterbangkan , Raja Wisangga memerintahkan pada Jantralaya untuk naik pada layang-layang tersebut dengan membawa persiapan alat lukisnya. Tidak lama kemudian prajurit Kerajaan Pura Kencana menerbangkan layang-layang raksasa tersebut. Dalam waktu singkat layang-layang yang dinaiki Jantralaya terbang tinggi diatas Kerajaan Pura Kencana. Hal ini disambut sorak-sorai oleh prajurit dan rakyat yang sedang menyaksikan peristiwa tersebut.

Setelah layang-layang yang dinaiki Jantralaya terbang sangat tinggi , tiba-tiba Raja wisangga memerintahkan kepada prajuritnya agar memutuskan tali layang-layang tersebut. Selanjutnya para prajurit tersebut sangat terkejut dan heran akan perintah Sang Raja. Karena yang memerintahkan Sang Raja para prajurit itu mematuhi perintahnya dan segera memutus tali- layang-layang itu secara beramai-ramai .

Selanjutnya tali layang-layang itu putus dan laying-layang tersebut melayang-layang tinggi diangkasa sambil membawa Jantralaya. Anehnya laying-layang itu dapat cepat turun ke bumi, tetapi malah terbang jauh dihembus angin yang sangat besar yang membawanya melayang-layang diatas gunung-gunung dan lautan. Berhari-hari Jantralaya dibawa terbang laying-layang tersebut, namun dalam perjalanannya diangkasa raya selalu berdoa dan pasrah terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Jantralaya tidak tahu bahwa sebenarnya itu telah direncanakan jauh-jauh hari oleh Sang Raja Wisangga.

Kembali ke Kerajaan Kencana Pura setelah Raja Wisangga menjalankan rencanakan membuang Jantralaya , beliau segera mengumpulkan seluruh keluarga kerajaan dan mengatakan alas annya menyuruh prajuritnya memutuskan tali laying-layang raksasa tersebut. Hal ini membuat keluarga Kerajaan Kencana Pura memahami apa yang telah dilakukan Sang raja Wisangga.

Akhirnya Jantralaya dan laying-layang raksasa jatuh di sebuah negeri asing di seberang lautan. Negeri itu bernama Magestan dimana adat dan kebudayaannya telah jauh berbeda dengan Kerajaan Pura Kencana. Pada saat itu Kerajaan magestan dirundung duka, karena Putri raja Kerajaan Magestan sedang menderita sakit dan dalam keadaan koma. Raja Kerajaan magestan bernama Raja Balakan dan mempunyai seorang putrid yang cantik jelita yang bernama Putri Duma yang kina dalam keadaan sakit dan tidak sadarkan diri dalam waktu yang telah lama . Sudah banyak tabib dan ahli pengolabatan lainnya yang mencoba mengobato Putri Duma , tetapi tidak satupun yang berhasil menyembuhkan.

Karena Raja Balakan sudah putus asa dengan sakit yang diderita putrinya , maka Beliau memutuskan untuk membuat sayembara. Sayembara ini berisi bagi siapa saja baik laki-laki maupun perempuan yang berhasil menyembuhkan Putri Duma kalau ia seorang putri akan diangkat sebagai saudara angkat putrinya, namun apabila ia laki-laki akan dijadikan menantunya menikahi Puri Duma. Kemudian sayembara ini terdengar diseluruh negeri. Banyak tabib atau ahli pengobatan , kaum bangsawan maupun orang biasa berlomba mengikuti sayembara tersebut mencoba mengobati sakitnya Sang Putri Duma. Namun tidak satupun yang dapat berhasil meyembuhkannya.

Berita adanya sayembara di Kerajaan Magestan juga terdengar ke Jatralaya, dimana banyak orang-orang yang dijumpainya selalu membicarakan hal tersebut. Selanjutnya terpikir oleh Jantralaya untuk mengikuti sayembara tersebut. Hal ini karena Jantralaya sewaktu di Gunung Indrakila sering membantu ayahnya , seorang brahmana yang selalu menolong orang yang sakit. Mungkin Jantralaya dapat membantu menyembuhkan Putri Duma di Kerajaan Magestan.
Selanjutnya janytralaya menghadap Sang Raja Balakan untuk mengikuti sayembara membantu menyembuhkan Putri Duma. Raja Balakan nampak kaget melihat orang asing dimana betuk tubuh , kulit dan cara berpakaian yang tidak seperti rakyat Kerajaan Magestan .
Akhirnya Jantralaya diperkenankan mencoba menyembuhkan Putri Duma. Jantralaya pernah melihat orang yang sakit seperti Putri Duma itu , sewaktu ia masih sering membantu ayahnya. Kemudian Jantralaya memita izin sebentar kepada Raja balakan untuk mempersiapkan ramuannya. Akhirnya dengan ramuan yang ia buat dan doa-doa yang selalu dipanjatkan pada Tuhan , Putri Duma dapat siuman (sadarkan diri) dan beberapa hari kemudian akhirnya sembuh.

Raja Balakan tidak ingkar janji setelah dapat menyembuhkan Putri Duma selanjutnya jantralaya dinikahkan dengan Putri Duma. Di Negeri Magestan tersebut Jantralaya hidup bahagia memperistri seorang putri raja yang sangat terkenal dan berpengaruh. Beberapa tahun kemudian Raja Balakan wafat , selanjutnya Jantralaya diangkat menjadi Raja Magestan menggantikan Raja Balakan.

Kabar wafatnya Raja Balakan dan naik tahtanya Raja Jantralaya di Kerajaan Magestan sempat terdengar sampai ketelinga Raja Wisangga di Kerajaan Kencana Pura. Hal ini membuat risau dan serah Raja Wisangga di Kerajaan Kencana Pura, karena Kerajaan Magestan adalah kerajaan besar dan terkenal dimasa itu.

Untuk membuktikan apakah Raja Jantralaya tersebut memang Jantralaya dari kerajaannya , Raja Wisangga mengutus prajuritnya ke Kerajaan Magestan untuk anjang sana dan memberikan ucapan selamat atas diangkatnya Raja Jantrallaya. Prajurit Kerajaan Kencana Pura di terima baik oleh Raja Jantralaya di Magestan. Beberapa bulan kemudian Raja Wisangga datang sendiri ke Magestan untuk bersilahturohmi sekaligus menceritakan perbuatannya kepada Raja jantralaya. Tetapi jantralaya tidak marah maupun dendam kepada Raja Wisangga , karena beliau sadar memang garis hidup yang di lalui Raja jantralaya harus berliku-liku dan hatinya yang tulus memaafkan semua perbuatan Raja Wisangga terhadap dirinya. Bahkan terjalinnya hubungan baik antara Raja Jantralaya dengan Raja Wisangga.

Beberapa tahun kemudian Raja Jantralaya bersama Putri Duma juga mengunjungi Kerajaan Kencara Pura untuk menemui Raja Wisangga sekaligus akan memboyong ayahnya Brahmana di lereng Gunung Indrakila untuk mendampingi hidupnya di Kerajaan Magestan. Kerajaan Magestan setelah diperintah oleh Raja Jantralaya menjadi bertambah besar , rakyatnya hidup damai , maju dan mengalami masa kejayaan.


-------000-------

Tidak ada komentar: