Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw
dengan Membebaskan Siswa Memilih Topik
Bahasan Berdasarkan Kemampuan Awal
( Catatan kegiatan di Makasar )
Oleh : Trisno Widodo , DF Bogor dan
Guru SMP Negeri 11 Bogor
Kegiatan
TOT Fasnas di Makasar Tanggal 27- 30 Oktober 2010 yang lalu membawa sebuah
catatan yang sangat berguna. Pada waktu itu Penulis dengan kelompok kerjanya
mengidentifikasi masalah dan menemukan masalah yang diangkat kemudian di cari
alternatif pemecahannya.
Berdasarkan
keputusan yang diambil kelompok , akhirnya menemukan masalah dalam penerapan
pembelajaran di kelas dimana kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
kooperatif belum baik. Alternartif pemecahan yang disepakati yaitu membebaskan
pada siswa untuk memilik suatu topik bahasan berdasarkan kemampuan awal. Dari
soal pada lembar kerja siswa dibebaskan untuk memilih sendiri pertanyaan yang
akan dibahas berdasarkan kemampuan awal siswa. Karena penulis dan kelompok
kerja yakin bahwa kemampuan awal siswa berbeda-beda.
Pemilihan
model pembelajaran yang dipilih adalah model jigsaw karena menurut kelompok
model ini sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Barulah kelompok
kerja membuat RPP, membuat Lembar kerja dan Media yang sesuai untuk
pembelajaran di kelas. Setelah dilakukan
simulasi dan mendapatkan beberapa masukan dari kelompok lain , semakin percaya
diri bahwa alternatif pemecahan masalah yang
dilakukan sudah bagus.
Setelah persiapan mengajar dilakukan kemudian RPP
tersebut dipraktekan di SMPN 33 Kota Makasar. Pada saat penulis menjadi guru
model siswa telah duduk berdasarkan kelompok belajarnya dengan jumlah 5-6
orang. Pada saat siswa akan melakukan kegiatan
mengerjakan LK, guru model membersilahkan siswa dalam kelompok belajar
untuk memilih salah satu dari 4 pertanyaan yang ada dalam LK yang menurut siswa
yang lebih mampu dikuasai untuk dijawab dengan baik. Namun dari 4 soal harus
semuanya harus dipilih siswa. Jadi dari 4 soal tersebut ada yang dipilih lebih
dari 1 orang. Setelah siswa memilih salah satu pertanyaan berdasarkan
kemampuannya , selanjutnya kelompok asal bergabung dengan kelompok ahli.
Didalam kelas tersebut semula ada 8 kelompok asal , berubah menjadi 4 kelompok
ahli.
Berdasarkan pengamatan penulis dan pengamat dari kelompok
kerja , permasalahan kerja sama dan keaktifan siswa dalam diskusi di kelompok
ahli berjalan dengan baik. Setelah diskusi di kelompok ahli selesai , selanjutnya
kembali pada kelompok awal. Berdasarkan pengamatan penulis dan pengamat dalam
kelompok kerja juga kegiatan diskusi pada kelompok awal juga baik. Kerja sama
dan keaktifan siswa dalam kelompok baik.
Hasil karya dari 8 kelompok juga bagus , baik jawaban
dari pertanyaan pada LK dan kreatifitasnya
. Setelah kegiatan pratik pembelajaran dikelas selesai kemudian diadakan
refleksi bersama guru model, pengamat, guru setempat dan konsultan. Hasil
refleksi ditemukan beberapa masalah antara lain : kelompok awal belum heterogen
dimana ada kelompok yang jumlahnya 8
siswa dan ada yang 5 siswa , serta ada juga yang dalam kelompok banyak yang
laki-laki atau banyak perempuannya. Perbaikannya dalam praktik yang kedua
heterogenitas kelompok akan diratakan dahulu sebelum kegiatan dimulai.
Pada hari kedua melakukan praktik di SMPN 33 Kota Makasar
mengunakan kelas yang berbeda , namun kondisi siswa sama dengan kelas dalam
praktik pertama. Sebelum dilakukan pratik, siswa disebar baik julah dan
pemeratan gender juga seimbang antara pria dan wanita. Guru model melakukan
praktik berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP
yang ada.
Fokus pengamatan diberikan pada saat siswa berdiskusi
dalam kelompok ahli dan berdiskusi dalam kelompok asal. Semuanya berjalan
dengan baik dengan baik. Bahkan kerjasama kelompok dan keatifan siswa dalam
berdiskusi semakin baik. Sehingga hasil karya yang dipajang dan dipresentasikan
semakin baik.
Berdasarkan pengalaman penulis , akhirnya dapat
memberikan kesimpulan bahwa membebaskan siswa dalam pemilihan topik pertanyaan
yang dikuasai sesuai dengan kemampuan awal adalah sangat baik . Karena akan lebih membuat siswa melakukan kegiatan
lebih keras dalam kelompok belajarnya. Siswa akan lebih tergali potensinya
secara optimal sehingga hasil diskusi dalam model jigsaw lebih hidup dan
bermakna.
Selain itu guru telah menerapkan demokratisasi
pembelajaran yang akan menimbulkan belajar lebih merangsang dalam menghasilkan
inovasi-inovasi pembelajaran yang berkualitas.
1 komentar:
MGM National Harbor to reopen its casino, hotel and sportsbook
MGM National Harbor has opened a temporary casino-resort 과천 출장마사지 in Maryland's Harrah's 강원도 출장안마 Philadelphia. The 군산 출장안마 MGM National Harbor is open 경상북도 출장안마 24 hours 성남 출장샵 a day.
Posting Komentar