Selasa, 15 Januari 2008

Tempe dan Tahu Mahal

Pada zaman P. Karno mengatakan bangsa kita bukan bangsa tempe , itu sendiran bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bermartabat tidak mau disepelekan dalam percaturan politik luar negeri. Dilihat dari zaman dalu sebenarnya kita sudah selayaknya banyak tanaman kedele sehingga Tahu dan empe tidak mahal seperti sekarang. Kita harus bangkit untuk diversifikasi pertanian , dimana kedela kita tidak harus impor. Karena Negara Pertanian yang kita sdandang selama ini hal yang ironis apabila beras, kedelai dan hasil pertanian lainnya masih banyak impor tidak dapat swasembada pangan seperti tahun 1984-1985. Pola pertanian kita harus dirubah. Industri pertanian di pedesaan harus diusahakan sehingga kita tidak akan meninggalkan pertanian yang merupakan mata pencaharian pokok bagi bangsa Indonesia. Lihat saja masih banyak lahan-lahan kosiong yang sebenarnya produktif tapi tidak ditanami . Banyak anak-anak petani ogah-ogahan bertani lagi seperti orang tuanya. Mereka lebih banyak mengharapkan pekerjaan selain petani. Untuk mau bertani lagi perlu adanya industri pedesaa yang bercorakkan pertanian . Sehingga pertanian tidak ditinggalkan oleg generasi bangsa ini.

Tidak ada komentar: