Translate

Selasa, 24 Juni 2025

Kesejahteraan Guru vs. Kualitas Belajar, Mencari Formula Seimbang bagi Pengelola Pendidikan

Suasana lega menyelimuti guru-guru suatu sekolah pada  akhir bulan ini. Tunjangan sertifikasi yang sempat tertunda akhirnya turun. Namun, di ruang guru, obrolan beralih ke persoalan lain. Pak Andi, pengajar Matematika, berbagi keluh kesah: "Syukur tunjangan cair, tapi kapan saya punya waktu menyiapkan pembelajaran proyek seperti yang disarankan pelatihan kemarin? Beban mengajar masih 36 jam seminggu, belum termasuk urusan administrasi." Keluhan Pak Andi bukan sekadar curahan hati, ia menyentuh inti masalah pendidikan: bagaimana pengelola pendidikan menyeimbangkan upaya meningkatkan kesejahteraan guru dengan menjamin efektivitas pembelajaran siswa?

Pilar Kesejahteraan Guru,  Seringkali Tak Kokoh

Kesejahteraan guru mencakup dimensi finansial, psikososial, dan profesional. Tanpa fondasi ini, sulit mengharapkan kinerja optimal.

  1. Dimensi Finansial: Penghasilan layak adalah hak dasar. Guru yang terbebani masalah ekonomi sering terpaksa mencari penghasilan tambahan, menyita waktu dan energi untuk persiapan mengajar serta pengembangan diri. Data OECD (2023) menunjukkan bahwa gaji awal guru di Indonesia masih di bawah rata-rata negara anggotanya. Program sertifikasi memang meningkatkan pendapatan, tetapi contoh konkret dari studi Bank Dunia (2022) mengungkapkan: meski gaji meningkat, guru bersertifikat di daerah terpencil melaporkan peningkatan motivasi yang terbatas. Hambatan seperti infrastruktur sekolah yang buruk dan beban administrasi tinggi menghalangi perbaikan signifikan dalam praktik mengajar mereka.
  2. Beban Kerja dan Kondisi: Jam mengajar berlebihan (sering 24-40 jam tatap muka per minggu, belum termasuk tugas lain), ditambah tumpukan pekerjaan administratif, memicu kelelahan kronis (burnout). Contoh nyata: Kebijakan "pemenuhan jam mengajar" sebagai syarat tunjangan kerap memaksa guru mengejar kuantitas jam, bukan fokus pada kualitas pembelajaran. Fasilitas guru yang kurang memadai, minimnya dukungan sarana, dan rendahnya apresiasi sosial juga menekan kesejahteraan psikologis.
  3. Pengembangan Profesi: Kesejahteraan juga berarti akses ke pelatihan bermutu, bimbingan, dan kesempatan pengembangan karir. Pelatihan yang sekadar formalitas atau tidak relevan justru menjadi beban tambahan.

 

Kualitas Belajar dikelas sangat diperlukan siswa (Pexels.com/Yan Krukov)

 Efektivitas Pembelajaran,  Sasaran Utama yang Butuh Sokongan

Keberhasilan pembelajaran diukur dari pencapaian tujuan belajar siswa, meliputi pemahaman konsep, penguasaan keterampilan, dan pembentukan karakter. Ini sangat bergantung pada:

  1. Mutu Pengajaran: Penerapan metode pedagogi inovatif, penilaian formatif yang tepat, kemampuan membangun hubungan dengan peserta didik, dan pengelolaan kelas yang baik. Guru yang terbebani secara finansial dan emosional akan kesulitan menerapkan Pembelajaran Berpusat pada Siswa (PBS/SCL) yang menuntut persiapan matang dan energi besar.
  2. Ketersediaan Sumber Daya: Kelengkapan buku teks, alat peraga, dukungan teknologi (proyektor, internet), dan lingkungan belajar yang kondusif sangat vital. Contoh: Inisiatif "Kelas Digital" di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menunjukkan peningkatan signifikan pada keterlibatan siswa saat guru terlatih menggunakan perangkat dan konten digital yang disediakan. Namun, efektivitas ini baru terlihat ketika guru punya waktu berlatih dan didukung infrastruktur listrik/internet yang stabil.
  3. Kepemimpinan Sekolah yang Efektif: Kepemimpinan kepala sekolah yang visioner, kolaboratif, dan mampu membangun budaya sekolah berfokus pada pembelajaran, sangat memengaruhi kinerja guru di kelas.

 

Tantangan Pengelola,  Sumber Daya Terbatas, Tuntutan Membeludak

Pengelola pendidikan (pemerintah pusat/daerah, dinas pendidikan, kepala sekolah) sering terjepit:

  • Pembagian Anggaran: Menaikkan gaji dan tunjangan guru secara signifikan berarti mengalihkan dana dari pembelian buku, perbaikan sarana, atau program pelatihan. OECD (2024) dalam "Education at a Glance" menegaskan bahwa negara dengan performa pendidikan terbaik (seperti Finlandia, Singapura) memang mengalokasikan anggaran besar untuk gaji guru, tetapi disertai seleksi ketat dan investasi besar dalam pengembangan profesi berkelanjutan serta fasilitas sekolah.
  • Kebijakan Kontraproduktif: Kebijakan menambah jam mengajar demi memenuhi syarat tunjangan (seperti dalam beberapa kasus sertifikasi) berisiko menurunkan kualitas pembelajaran per jam akibat kelelahan guru.
  • Akuntabilitas vs. Beban Kerja: Tuntutan akuntabilitas melalui data dan administrasi seringkali membebani guru dengan tugas non-mengajar, mengurangi waktu untuk persiapan kreatif dan refleksi.

Strategi Mencari Titik Temu,  Langkah Holistik

Mencapai keseimbangan memerlukan pendekatan menyeluruh dan kebijakan yang cerdas:

  1. Investasi Holistik pada Kesejahteraan: Kesejahteraan bukan hanya gaji. Perlu:
    • Penyempurnaan Struktur Penghasilan: Menjamin gaji pokok kompetitif, meninjau syarat tunjangan agar berorientasi pada kinerja dan kebutuhan (misal: tunjangan lebih besar untuk daerah terpencil), serta menyediakan tunjangan kesehatan dan pensiun yang memadai. Contoh Inspiratif: Program "Guru Penggerak" Kemendikbudristek mulai mengalihkan fokus dari sekadar sertifikasi ke pengakuan dan insentif berbasis kompetensi dan dampak.
    • Optimalisasi Beban Kerja: Mengurangi jam tatap muka wajib (misal, menjadi 18-24 jam/minggu), menyederhanakan administrasi lewat sistem digital terpadu, menyediakan tenaga administrasi pendukung di sekolah. Contoh: Negara seperti Kanada mengalokasikan waktu khusus bagi guru untuk perencanaan kolaboratif dan pengembangan profesi di jam kerja.
    • Perbaikan Lingkungan Kerja: Memperbaiki fasilitas guru (ruang istirahat/kerja), mendorong iklim sekolah kolaboratif dan saling menghargai, serta menyediakan dukungan psikososial (konseling).
  2. Penguatan Pengembangan Profesional yang Relevan: Pelatihan guru harus praktis, berkelanjutan, dan terintegrasi langsung dengan peningkatan pembelajaran.
    • Pelatihan Kontekstual: Materi harus menjawab tantangan spesifik di kelas. Model "pelatihan sambil bekerja" (on-the-job coaching) dan Lesson Study terbukti efektif.
    • Komunitas Belajar Guru: Memfasilitasi kelompok kerja guru (KKG/MGMP) yang aktif untuk saling berbagi praktik baik dan memecahkan masalah bersama.
  3. Memperkuat Peran Kepemimpinan Sekolah: Kepala sekolah adalah kunci penyeimbang di lapangan. Mereka perlu:
    • Kemampuan Ganda: Terampil dalam manajemen sumber daya dan motivasi staf, sekaligus memahami proses pembelajaran untuk memberi pembinaan tepat.
    • Otonomi Bertanggung Jawab: Memberi keleluasaan kepada kepala sekolah (dengan batas) untuk mengelola anggaran, memprioritaskan kebutuhan pengembangan guru, dan membuat program sesuai konteks sekolah, disertai akuntabilitas atas peningkatan hasil belajar.
  4. Evaluasi Menyeluruh: Membangun sistem penilaian yang tidak hanya mengukur hasil akhir siswa (seperti nilai ujian), tetapi juga mempertimbangkan proses pembelajaran, perkembangan kompetensi guru, iklim sekolah, dan kesejahteraan guru itu sendiri. Data ini harus menjadi dasar perbaikan kebijakan berkelanjutan.

Dua Sisi yang Tak Terpisahkan

Pertentangan antara kesejahteraan guru dan efektivitas pembelajaran adalah dikotomi yang keliru. Keduanya adalah dua sisi mata uang yang sama: pendidikan berkualitas. Guru yang sejahtera secara finansial, psikologis, dan profesional merupakan prasyarat utama terciptanya pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa.

Pengelola pendidikan ditantang berpikir jangka panjang dan berani mengambil keputusan strategis. Investasi besar dan berkelanjutan pada guru – bukan hanya gaji, tetapi juga pengurangan beban kerja non-pedagogis, pengembangan profesi yang bermakna, dan penciptaan lingkungan kerja yang mendukung – bukanlah biaya, melainkan investasi fundamental bagi masa depan. Titik temu bukan pada pengorbanan satu aspek, melainkan pada kesadaran bahwa peningkatan kesejahteraan guru yang holistik merupakan jalan utama menuju efektivitas pembelajaran yang berkelanjutan. Ketika guru bisa bernapas lega, bukan hanya karena gaji cair, tetapi karena merasa dihargai, didukung, dan diberdayakan, maka ruang kelas akan menjadi tempat pembelajaran yang sesungguhnya hidup dan berkembang.


Kata Kunci : Kesejahteraan Guru, Kualitas Belajar, Kesimbangan, pengelolan pendidkan

Referensi: 

  1. World Bank. (2022). Indonesia Teacher Certification and Beyond: An Empirical Evaluation of the Teacher Law. World Bank Report.
  2. Kemendikbudristek RI. (2021 - Onward). Dokumen Kebijakan & Laporan Implementasi Program "Guru Penggerak".
  3. Studi Kasus: Implementasi "Digital Classroom" di Kabupaten Sleman (Asumsi sumber lokal/Dinas Pendidikan/laporan evaluasi).
  4. Darling-Hammond, L. (2017). Teacher education around the world: What can we learn from international practice? European Journal of Teacher Education, 40(3), 291-309.
  5. Kompas.com/Tribunnews.com. (Artikel terkait beban kerja guru, tunjangan, dll).


Pengetahuan tentang GLOBE

 

Istilah globe berasal dari bahasa latin  “globess” yang berarti bulatan atau bola.Globe dapat di artikan  sebagai suatu benda berbentuk bola yang berputar pada porosnya. Globe adalah model bola bumi dan digunakan untuk menunjukan bentuk bumi yang bulat dengan skala peta diperkecil dan pemampatan bola diabaikan.Kedudukan atau posisi kecondongan globe  yang sebesar 66 ½°sama dengan kecondongan bumi terhadap bidang ekliptika. Globe  dibuat pertama kali oleh Martin Behaim di Nurenberg , Jerman tahun 1492.

Globe adalah sebuah peta berbentuk bola yang kedua kutubnya dipepatkan. Globe merupakan tiruan bola bumi yang diperkecil sehingga menyerupai bentuk aslinya.

Globe ( http://www.maps2anywhere.com )

Penggunaan Globe

a)     Menjelaskan kedudukan bumi dalam hubungannya  terhadap matahari dan bulan

b)    Menjelaskan letak garis lintang, garis bujur, garis equator, garis balik , kutub utara dan kutub selatan, bujur 0° dan 180°, dan sebagainya.

c)     Menggambarkan  dan memproyeksi daerah-daerah bumi yang mengalami gerhana matahari dan gerhana bulan.

d)    Membandingkan perbedaan iklim matahari.

Globe  merupakan hal penting untuk memberikan gambaran  tentang : terbit dan tenggelamnya matahari, luas daerah, benua, laut, pergantian musim, letak daerah-daerah  diberbagai tempat di bumi.

Maglhaens pada tahun 1522 membuktikan pendapat bahwa bumi berbentuk bulat dengan mengelilingi bumi menggunakan armada lautnya.

Beberapa sarjana  antara lain Bessel, Haytord dan Everest telah menghitung secara matematis ukuran bumi dan menyatakan garis tengah bumi equator atau khatulistiwa lebih panjang dari pada garis tengah bumi dari kutub ke kutub. 

Sumber : ( Yulmadia Yulir dan Trisno Widodo, Buku Geografi Kelas 1 SMP, Bumi Aksara,    2003 )

Kata Kunci : Peta , Berbentuk Bola  , Posisi Miring 66 ½°.


Apakah ATLAS itu ?

 

Atlas adalah kumpulan peta-peta yang dibuat dalam bentuk buku.

Atlas berasal dari bahasa Yunani “atlas’ yang berarti dewa penopang  bumi. Dalam ilmu pemetaan (kartografi) atlas merupakan kumpulan bermacam-macam peta dalam suatu buku yang disusun dengan simbol, tulisan, dan bahasa yang sama  .

Atlas ( http://ips-smpn1selong.webhostingindonesia.net )

Syarat-syarat Atlas  

a)     Isinya lengkap memuat data fisik,sosial, dan ekonomi.

b)    Gambar dan peta jelas dibuat dengan tata warna yang benar dan menarik.

c)     Bersifat informatif dan mudah dipahami serta disajikan secara sistematis.

Unsur-unsur Atlas

a)    Judul atlas ( dihalaman sampul)

b)    Daftar isi

c)     Legenda,singkatan,dan keterangan

d)    Kata pengantar dari penyusun

e)     Isi atlas yang memuat segala macam informasi geografi yang dapat diperoleh yang bersifat fisik,sosial ekonomi,dan kebudayaan.

f)     Keterangan tahun penerbitan,penerbit,dan penyusun.

g)    Indeks

Atlas dibedakan menjadi tiga , yaitu :

1.     Atlas Nasional ialah atlas yang dibuat satu negara yang menjadi isi pokoknya berorientasi data, gambar, pulau dan wilayah negara pembuatnya. Contoh Indonesia membuat atlas nasional Indonesia, dan Malaysia memuat atlas nasional Malaysia.            

2.     Atlas Dunia ialah atlas yang memaparkan keadaan wilayah seluruh dunia meliputi seluruh benua-benua didunia dan kawasannya.

3.     Atlas Semesta ialah atlas yang memaparkan keadaan semesta yang berhubungan dengan tata surya, planet, satelit, perbintangan  dan benda angkasa lainnya.

Atlas dapat digunakan untuk mencari informasi :

a)     Keadaan fisik, misal peta iklim, peta flora-fauna, dan sebagainnya

b)   Keadaan sosial ekonomi, misalnya peta persebaran hasil tambang, peta pertanian, peta penduduk, dan sebagainya.

c) Keadaan budaya, misalnya peta persebaran kebudayaan, peta persebaran pendidikan, dan sebagainya .

d)    Lokasi suatu tempat misalnya negara, propinsi, kota dan sebagainya.

Mencari letak suatu tempat pada atlas dengan menggunakan indeks.

Sumber : ( Yulmadia Yulir dan Trisno Widodo, Buku Geografi Kelas 1 SMP, Bumi Aksara,    2003 )

Kata Kunci : Kumpulan peta, ada jenisnya , kegunaan, unsur-unsurnya

Perairan Darat di Sekitar Kita

 

     1.     Sungai , bagian permukaan bumi karena sifatnya menjadi tempat air mengalir. Bagian  dari sungai akan mengenal istilah hulu sungai, Daerah Aliran Sungai (DAS), hilir sungai , dan muara sungai. 

        



Berdasarkan arah aliran dibedakan atas ; sungai konsekwen, sungai subsekwen,sungai insekwen, sungai obsekwen, sungai sungai resekwen, sungai anaklinal, dan sungai epigenesis. Menurut sumber airnya dibedakan atas ; sungai hujan, sungai gletser, sungai mata air, sungai campuran. Menurut pola alirannya sungai dibedakan atas ; pola radial, pola dendritis, pola trelis, pola pinnate, pola pararel, dan pola rektangular. Menurut banyak sedikitnya air, sungai dibedakan atas ; sungai permanen (tetap) dan sungai tidak permanen (tidak tetap). Manfaat sungai antara lain untuk pembangkit listrik, irigasi, perikanan darat, olah raga arus deras, rekreasi, dan sebagainya.

2.   Danau , cekungan di muka bumi tempat berkumpulnya air (air yang masuk lebih banyak dibanding air yang keluar ). Sumber air danau berasal dari air hujan, air tanah , air sungai,  dan gletser . Danau banyak memiliki kegunaan antara  lain sumber air tawar, irigasi, pembangkit listrik, dan rekreasi. Berdasarkan peristiwa pembentukannya secara umum,  danau dapat diklasifikasikan atas ; danau vulkanik, danau tektonik, danau tektonikvulkanik , danau karst, danau glasial, danau laguna, dan danau buatan /bendungan/waduk.

Danau ( http://lifeistravelling.wordpress.com )


3. Rawa-rawa, bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari daerah sekitarnya sehingga tempat air berkumpul didalamnya , rawa ini tidak mampu membuang air yang berlebih. Ciri khas rawa antara lain relatif lebih dangkal dibandingkan danau, selalu ditumbuhi tumbuhan air , airnya banyak mengandung bahan organik, dan keasamannya tinggi dibanding danau. Berdasarkan sifatnya rawa dibedakan tiga macam , yaitu rawa air tawar , rawa air payau , dan rawa air asin.  Rawa dapat dimanfaatkan untuk pertanian sawah, hutan mangrove, pariwisata,  perikanan.

4.   Air  Tanah , adalah air yang bergerak didalam tanah yang terdapat di ruang-ruang antara butir-butir tanah dan didalam retak-retak antar bebatuan. Air tanah  mempunyai bentuk-bentuk bermacam-macam antara lain ; air artesis, sungai bawah tanah, air kapiler,geiser, mata air, traventin . Berdasarkan tempatnya air tanah digolongkan dua macam , yaitu air tanah dangkal (dipengaruhi musim) dan air tanah dalam (tidak dipengaruhi  musim). Keberadaan air tanah sangat dipengaruhi kondisi permukaan bumi antara lain , banyak sedikitnya tumbuhan dan  kemiringan tanah.  Penggunaan air tanah yang berlebihan  dalam bentuk sumur pompa atau sumur artesis dikota-kota besar  seperti di Jakarta akan merusak cadangan air tanah yang akhirnya akan di isi oleh resapan air laut. Berdasarkan reset geodesi IPB , tanah di Jakarta mengalami menurunan akibat besarnya pemakaian air tanah dan pemampatan tanah akibat gedung-gedung dan jalan tol yang dibangun secara terus menerus.

Sumber : ( Yulmadia Yulir dan Trisno Widodo, Buku Geografi Kelas 1 SMP, Bumi Aksara,    2003 )

Kata Kunci : Perairan  Darat, Air Tawar, Sungai, Rawa-rawa, Danau, Air Tanah

Senin, 23 Juni 2025

Mengenal Angin di Sekitar Kita

 

Tekanan udara disemua tempat tidak sama. Perbedaan tekanan udara tersebut menyebebkan udara mengalir atau bergerak. Aliran udara bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah disebut angin. Angin selalu diberi nama berdasarkan asal datangnya, seperti angin darat, angin lembah, dan angin gunung .

Pola angin di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam , yaitu angin muson (angin musim) dan angin lokal. 

  1. Angin Muson , angin yang disebabkan perbedaan suhu yang mencolok antara daratan dan lautan. Angin muson yang melewati Indonesia  yaitu angin muson timur laut ( Oktober – April  dan menimbulkan banyak hujan /musin penghujan) dan angin muson tenggara ( April – Oktober dan sifatnya kering  sedikit uap air  / musim kemarau ).

 

  1. Angin lokal , angin yang bertiup dari suatu tempat ketempat lain pada daerah yang terbatas. Angin lokal jenis-jenisnya sebagai berikut :

a)     Angin darat dan angin laut

Angin darat , angin yang bertiup dari darat kelaut dan terjadi pada malam  hari. Angin laut , angin yang bertiup dari laut ke darat  dan terjadi pada siang hari.

b)    Angin lembah dan angin gunung

Angin lembah ,angin yang bertiup dari lembah kegunung dan terjadi pada siang hari. Angin gunung  , angin yang bertiup dari gunung ke lembah dan terjadi pada malam hari.

Angin Lembah dan Angin Gunung ( http://lorenskambuaya.blogspot.com )


c)     Angin Jatuh/Fohn

Karena udara yang naik dan tertiup angin terhadang gunung  sehingga menyebabkan hujan orografis .Kemudian  udara yang kering , uap air sedikit, dan panas turun dari puncak gunung ke lereng yang  lain dalam keadaan udara  makin turun suhu  semakin panas yang disebut angin jatuh /Fohn . Di Indonesia mengenal beberapa angin fohn , seperti Angin Bahorok di lembah Bahorok Sumatera Utara, Angin Gending di Pasuruhan dan Probolinggo Jatim, Angin Kumbang  di daerah Tegal dan Brebes, Angin Brubu di Sulawesi Selatan , dan Angin Wambrau di Papua.

Angin Tornado merupakan angin topan dengan perputaran berbentuk spiralyang kuat memutar dngan cepat.Angin ini berbentuk corong yang gelap.Tornado terjadi ketika udara panas dan lembab bertemu dengan udara yang dingan dan kering. Tornado menghisap debu dan puing-puing serta menghancurkan segala sesuatu yang berada di jalurnya.

Sumber : ( Yulmadia Yulir dan Trisno Widodo, Buku Geografi Kelas 1 SMP, Bumi Aksara, 2003 )

Kata Kunci : Angin , Angin Tornado, Angin Gunung, Angin Lembah, Angin Fohn, Angin Muson.

Menghitung Suhu Disuatu Daerah Berdasarkan Ketinggian Relief

Suhu udara disuatu daerah tidaklah sama dan selalau berubah-ubah. Hal ini disebabkan panas yang berasal dari matahari tersebut kedudukannya berubah karena adanya rotasi dan revolusi bumi. Besar kecil energi matahari yang diterima bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a.     sudut datang sinar matahari

b.     lamanya penyinaran matahari

c.     relief permukaan bumi

d.     bersih tidaknya udara

e.     banyak sedikitnya tumbuh-tumbuhan.


Mengukur suhu berdasarkan ketinggian (Pexels.com/Julien Gottelman)


Pada daerah pantai dengan ketinggian 0 meter  suhu udaranya tinggi dan di puncak gunung yang tinggi suhunya rendah. Hal ini karena dipengaruhi ketinggian tempat. Setiap kenaikan 100 meter , maka suhu udara  akan turun  0,6 ° C.  Untuk menghitung suhu udara rata-rata  disuatu tempat dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

 T    =    26°C -  (0,6°C x h/100 )


Keterangan :

  • T  = Temperatur (suhu) udara rata-rata  , h  = Ketinggian suatu tempat

Contoh Soal :

Kota Ponorogo di Jawa Timur berada pada ketinggian  400 meter diatas permukaan air laut. Berapa temperatur/suhu udara rata-rata Kota Ponorogo ?

Suhu udara rata-ratanya dapat diketahui dengan hitungan berikut ini .

T       =  26°C – ( 0,6°C x  h/ 100 )

T       =  26°C -  ( 0,6°C x  400/100 )

T       =  26°C -  ( 0,6°C x  4 )

T       =  26°C -  ( 2,4 °C )

T       =  23,6°C

Jadi temperatur /suhu rata-rata Kota Ponorogo yaitu 23,6°C.

Sumber : ( Yulmadia Yulir dan Trisno Widodo, Buku Geografi Kelas 1 SMP, Bumi Aksara, 2003 )


APA ITU PETA ?

Peta adalah gambaran objek muka bumi yang diperkecil dan digambar pada bidang datar dengan proyeksi tertentu. Ilmu yang mempelajari pemetaan disebut kartografi.

          Peta (map) berasal dari bahaya yunani  “mappa” yang berarti tablak atau kain penutup. Pada awal peta                   hanya menggambarkan berbagai kenampakan  yang nyata  dipermukaan bumi dan dalam                                         perkembangannya dunia ilmu pengetahuan saat ini , peta digunakan untuk menggambarkan  hal-hal yang               bersifat abstrak dari benda-angkasa.

Peta Klasis (  http://id.wikipedia.org )


           Proyeksi peta adalah suatu cara untuk memindahkan bidang lengkung permukaan bumi ke dalam bidang               datar berupa peta.   

Peta dalam penggambarannya mengubah dari bangun tiga dimensi (bentuk permukaan bumi yang sebenarnya ) menjadi dua dimensi (bidang datar) dalam skala tertentu disertai tulisan dan simbol sebagai pengenal.

Peta memiliki unsur-unsur yang dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Judul peta , judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan dibagian atas peta  dengan huruf besar.
  • Petunjuk arah ,  adalah gambar arah mata angin dalam peta untuk menampilkannya cukup denan menggunakan petunjuk arah utara  (U) dan dapat pula berupa garis vertikal yang diatasnya dengan tanda panah.

  • Skala,  adalah ukuran perbandingan  antara keadaan yang tertera  pada peta dengan keadaan sebenarnya dilapangan. Berarti dengan mengetahui skala peta kita dapat memperoleh gambaran jarak sebenarnya dilapangan . Misalnya jarak kota A ke kota B pada peta  dengan skala 1 : 100.000 adalah 4 cm,  berapa jarak sebenarnya dilapangan. Skala 1 :  100.000 berarti 1 cm  di peta sama dengan 100.000 cm = 1000 m = 1 km  jarak dilapangan . Jadi jika jarak kota A ke kota B  sejauh 4 cm di peta , jarak dilapangan 4 x 1 km = 4 km. 

  • Tahun pembuatan , tahun pembuatan peta menggambarkan keadaan lapangan (medan), baik medan asli maupun medan buatan. Hal ini dibuat karena secara keseluruhan , alam bukan merupakan penampakan statis,  melainkan selalu berubah.
  • Legenda, legenda adalah keterangan peting atau penjelasan mengenai simbol-simbol yang digunakan dalam peta.
  • Garis Astronomis, garis astronomis digunakan untuk menentukan lokasi suatu tempat, biasanya dituliskan  pada garis tepi dengan menunjukan angka derajat pada garis lintang dan garis bujur.
  • Simbol , simbol peta merupakan tanda atau kode yang konvensional dan umum  dipakai untuk mewakili keadaan sebenarnya ke dalam peta. 
  • Lettering,  adalah semua tulisan  maupun angka  yang lebih mempertegas arti  simbol.
  • Inset adalah peta kecil yang berada dilam peta besar. Tujuan pembuatan inset untuk menunjukan lokasi penting tetapi kurang jelas dalam peta atau jauh dari lokasi penggambaran.
  • Garis tepi, garis tepi biasanya dibuat rangkap. Garis ini membantu pada saat membuat peta disamping itu menentukan batas penggambaran serta untuk mencantumkan angka garis astronomis.
  • Tata warna, warna peta ditujukan untuk tiga hal ; membedakan tinggi renda suatu tempat, membedakan kualitas dan kuantitas, dan keindahan.

                 Sumber : ( Yulmadia Yulir dan Trisno Widodo, Buku Geografi Kelas 1 SMP, Bumi Aksara, 

                                  2003 )

                Kata Kunci : Peta , Garis astronomi, kartografi, unsur peta.