Translate

Minggu, 04 Desember 2011

Lembar Kerja Siswa


LEMBAR KERJA YANG BAIK MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN
Oleh : Trisno Widodo
 Guru SMP Negeri 11 Kota Bogor




P
endidikan  kita tidak hanya dapat menjawab sekerat  kata , sehingga  terkesan tidak ada apa-apanya.  Pandangan  ini  dapat terlontar karena melihat perkembangan  budaya ,  globalisasi  dan perkembangan  ilmu pengetahuan ,  pendidikan kita mengalami kegagalan atau jalan di tempat.  Sebagai hasilnya meskipun terdapat unsur positif,  unsur negatif  menjadi perhatian. Oleh sebab itu paradigma baru pendidikan harus secara nyata dapat mengubah mutu pendidikan kita sejajar dengan bangsa lainnya yang telah maju.

Belajar  sebenarnya mencetak orang yang mandiri, sebab  orang yang berhasil dalam hidupnya bukan orang yang pintar tetapi orang yang mandiri. Disinilah keberadaan seorang guru hendaknya dapat mengajar dengan baik  yaitu dengan  membelajarakan anak belajar atau mengajak anak belajar.

Belajar itu Asik (Pexels.com/Polesie Toys)


Mengajar dengan baik harus prioritas utama guru . Saat ini dengan berlakunya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , guru sebagai suatu profesi harus dilakukan dengan profesional. Saat ini guru yang profesional menjadi tuntutan masyarakat, karena guru sebagai ujung tombak meningkatnya mutu pendidikan bangsa dicita-citakan bersama . Untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa sejajar dengan bangsa lain telah maju maka diperlukan upaya nyata dengan meningkatkan kompetensi dan profesionalime guru. Diharapkan guru yang kompeten dan professional akan menghasilkan generasi bangsa  yang handal , mewujudkan masyarakat ulet , tangguh dan mandiri di tengah-tengah persaingan dengan bangsa lainnya.

Salah satu upaya nyata dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah guru harus   melakukan pembuatan bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembuatan bahan ajar mutlak harus dilakukan guru dengan membuat lembar kerja atau lembar tugas dalam setiap pembelajaran.
Memang saat ini telah banyak lembar kerja siswa yang digunakan guru baik dibuat oleh guru sendiri maupun oleh penerbit. Namun semua itu kenyataannya bukanlah membuat pembelajaran menjadi efektif .Karena isi dari lembar kerja siswa bersifat membelenggu siswa dengan banyaknya soal-soal yang harus dikerjakan dan dirasakan banyak membebani siswa.  Begitu pula guru juga dibelenggu oleh LKS karena harus memeriksa hasil pekerjaan anak dan pesan dalam kompetensi dasar dan indicator dalam pembelajaran tidak tersampaikan dengan maksimal.

Bagaimana lembar kerja dapat membuat belejar efektif dan meningkatkan kualitas pembelajaran ? Kita harus membuat lembar kerja maupun lembar tugas sendiri yang mengandung kaidah pembuatan lembar kerja efektif. Dalam kegiatan di DBE3 telah mendapatkan cara baru pembuatan lembar kerja yang efektif dan terbukti ampuh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Saat ini lembar kerja maupun lembar tugas dibuat guru harus lebih simple , tetapi mempunyai kandungan isi dan kegiatan pembelajaran yang lebih bermakna. Lembar kerja maupun lembar tugas harus dapat menggali potensi wawasan dan  ide siswa yang maksimal , dapat mengandung pemecahan masalah atau solusi  baik  dalam suatu tema /topic pembahasan. Dalam LK maupun LT dapat menampilkan gambar-gambar yang menarik sehingga dapat sebagai sumber belajar yang harus ditanggapi atau didiskusikan. Lembar kerja maupun lembar tugas jangan banyak mengadung pertanyaan pilihan ganda yang sangat banyak. Disetiap LK dan LT sebaiknya hanya mempunyai 3 – 5 pertanyaan / perintah dengan pertanyaan tingkat tinggi dan harus dibahas dan didiskusikan dalam kegiatan proses pembelajaran . Dengan demikian lember kerja maupun lembar tugas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri dan pada akhirnya akan meningkatkan mutu kompetensi dan hasil belajar siswa.




Gambar : Contoh LK yang baik

 

Berdasarkan pengalaman penulis lembar kerja yang telah dikembangkan sangat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Disamping itu siswa tidak terbelenggu lagi dengan soal-soal yang harus dikerjakan dan sangat membebani. Begitu juga dalam pembelajaran siswa banyak melakukan penggalian ide, wawasan dan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. Interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran berjalan sangat baik. Diskusi pemecahan masalah dalam pembelajaran semakin sering dilakukan baik dalam kelompok belajar maupun saat presentasi hasil diskusi. Kegiatan berbelanja ke kelompok lain maupun mengomentari kelompok lain semakin sering dilakukan dalam pembelajaran. Begitu pula menilai hasil karya kelompok lain dan menerima saran atau pendapat kelompok lain dapat dilakukan dengan baik dalam proses pembelajaran.





Gambar : Kondisi Pembelajaran yang efektif


Hal ini berdasarkan catatan jurnal refleksi pembelajaran yang dilakukan guru  , dapat terlihat nyata menggunakan  lembar kerja maupun lembar tugas yang baik sangat membantu guru melakukan pembelajaran yang efektif dan meningkatkan kualitas proses pembelajarannya. Kemampuan siswa dapat lebih tergali secara total begitu juga guru semakin meningkatkan ketrampilan mengajar dan semakin professional. Secara umum kalau semua guru melakukan terobosan dan inovasinya dalam proses pembelajaran , pemelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan oleh guru. Dengan kemampuan guru yang semakin professional , maka cita-cita paradigma baru pendidikan yang dapat mensejajarkan dengan bangsa lainnya yang telah maju dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa dapat segera kita wujudkan bersama.

Sabtu, 03 Desember 2011

Model Pembelajaran Jigsaw

Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw dengan Membebaskan  Siswa Memilih Topik Bahasan Berdasarkan Kemampuan Awal
 ( Catatan kegiatan di Makasar )
Oleh : Trisno Widodo , DF Bogor dan Guru SMP Negeri 11 Bogor



Kegiatan TOT Fasnas di Makasar Tanggal 27- 30 Oktober 2010 yang lalu membawa sebuah catatan yang sangat berguna. Pada waktu itu Penulis dengan kelompok kerjanya mengidentifikasi masalah dan menemukan masalah yang diangkat kemudian di cari alternatif pemecahannya.

Pembelajaran Menyenagkan(Pexels.com/Artem Podrez)



Berdasarkan keputusan yang diambil kelompok , akhirnya menemukan masalah dalam penerapan pembelajaran di kelas dimana kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif belum baik. Alternartif pemecahan yang disepakati yaitu membebaskan pada siswa untuk memilik suatu topik bahasan berdasarkan kemampuan awal. Dari soal pada lembar kerja siswa dibebaskan untuk memilih sendiri pertanyaan yang akan dibahas berdasarkan kemampuan awal siswa. Karena penulis dan kelompok kerja yakin bahwa kemampuan awal siswa berbeda-beda.

Pemilihan model pembelajaran yang dipilih adalah model jigsaw karena menurut kelompok model ini sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Barulah kelompok kerja membuat RPP, membuat Lembar kerja dan Media yang sesuai untuk pembelajaran di kelas.  Setelah dilakukan simulasi dan mendapatkan beberapa masukan dari kelompok lain , semakin percaya diri bahwa alternatif pemecahan masalah yang  dilakukan sudah bagus.

Setelah persiapan mengajar dilakukan kemudian RPP tersebut dipraktekan di SMPN 33 Kota Makasar. Pada saat penulis menjadi guru model siswa telah duduk berdasarkan kelompok belajarnya dengan jumlah 5-6 orang. Pada saat siswa akan melakukan kegiatan  mengerjakan LK, guru model membersilahkan siswa dalam kelompok belajar untuk memilih salah satu dari 4 pertanyaan yang ada dalam LK yang menurut siswa yang lebih mampu dikuasai untuk dijawab dengan baik. Namun dari 4 soal harus semuanya harus dipilih siswa. Jadi dari 4 soal tersebut ada yang dipilih lebih dari 1 orang. Setelah siswa memilih salah satu pertanyaan berdasarkan kemampuannya , selanjutnya kelompok asal bergabung dengan kelompok ahli. Didalam kelas tersebut semula ada 8 kelompok asal , berubah menjadi 4 kelompok ahli.

Berdasarkan pengamatan penulis dan pengamat dari kelompok kerja , permasalahan kerja sama dan keaktifan siswa dalam diskusi di kelompok ahli berjalan dengan baik. Setelah diskusi di kelompok ahli selesai , selanjutnya kembali pada kelompok awal. Berdasarkan pengamatan penulis dan pengamat dalam kelompok kerja juga kegiatan diskusi pada kelompok awal juga baik. Kerja sama dan keaktifan siswa dalam kelompok baik.

Hasil karya dari 8 kelompok juga bagus , baik jawaban dari pertanyaan pada LK dan kreatifitasnya  . Setelah kegiatan pratik pembelajaran dikelas selesai kemudian diadakan refleksi bersama guru model, pengamat, guru setempat dan konsultan. Hasil refleksi ditemukan beberapa masalah antara lain : kelompok awal belum heterogen dimana  ada kelompok yang jumlahnya 8 siswa dan ada yang 5 siswa , serta ada juga yang dalam kelompok banyak yang laki-laki atau banyak perempuannya. Perbaikannya dalam praktik yang kedua heterogenitas kelompok akan diratakan dahulu sebelum kegiatan dimulai.

Pada hari kedua melakukan praktik di SMPN 33 Kota Makasar mengunakan kelas yang berbeda , namun kondisi siswa sama dengan kelas dalam praktik pertama. Sebelum dilakukan pratik, siswa disebar baik julah dan pemeratan gender juga seimbang antara pria dan wanita. Guru model melakukan praktik berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang ada.

Fokus pengamatan diberikan pada saat siswa berdiskusi dalam kelompok ahli dan berdiskusi dalam kelompok asal. Semuanya berjalan dengan baik dengan baik. Bahkan kerjasama kelompok dan keatifan siswa dalam berdiskusi semakin baik. Sehingga hasil karya yang dipajang dan dipresentasikan semakin baik.

Berdasarkan pengalaman penulis , akhirnya dapat memberikan kesimpulan bahwa membebaskan siswa dalam pemilihan topik pertanyaan yang dikuasai sesuai dengan kemampuan awal adalah sangat baik . Karena akan lebih membuat siswa melakukan kegiatan lebih keras dalam kelompok belajarnya. Siswa akan lebih tergali potensinya secara optimal sehingga hasil diskusi dalam model jigsaw lebih hidup dan bermakna.

Selain itu guru telah menerapkan demokratisasi pembelajaran yang akan menimbulkan belajar lebih merangsang dalam menghasilkan inovasi-inovasi pembelajaran yang berkualitas.

Model Pembelajaran Karang Bergoyang, Alternatif Pembelajaran yang Menyenangkan

MODEL PEMBELAJARAN “ KARANG BERGOYANG “
ALTERNATIF PEMBELAJARAN  YANG MENYENANGKAN
( Sebuah Catatan  Pembelajaran IPS SMP Negeri 11 Bogor )
Oleh ; Trisno Widodo



Belajar itu Asik (Pexels.com/Polesie Toys)


B
elajar kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling berinteraksi. Peserta didik yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami  proses belajar yang sangat efektif yang dapat memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru.


Penerapan pembelajaran kooperatif memberikan ketergantungan positif dalam suatu kelompok dan adanya tanggung-jawab individu dari anggota kelompok belajar. Untuk mencapai tujuan dalam belajar kelompok perlu menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak ragamnya. Para ahli pendidikan telah banyak menciptakan model-model pembelajaran, namun belum tentu semua model pembelajaran dapat efektif untuk diterapkan . Selain dibutuhkan ketrampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran juga harus didukung kondisi dan ketertarikan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran .

Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang mendapat respon yang baik dari peserta didik adalah karang bergoyang. Model pembelajaran karang bergoyang artinya menulis cerita atau membuat karangan secara berkelompok yang diselingi dengan gerakan bergoyang-goyang dengan suasana yang menyenangkan dan sangat berkesan. Sebenarnya model pembelajaran ini memodifikasi model pembelajaran yang ada yaitu MCK ( Menulis Cerita Kelompok ) yang dimodifikasi dengan gerakan bergoyang dari peserta didik pada saat sesudah dan sebelum melakukan tugasnya menggali potensi diri menuangkan pikiran dengan sebuah cerita atau karangan dalam bentuk tulisan pada kertas kerja yang telah disediakan.

Model pembelajaran karang bergoyang , adalah model pembelajaran dimana peserta didik dalam suatu kelompok ,  mempunyai tugas menulis cerita atau mengarang cerita secara individu. Selanjutnya cerita yang dihasilkan disusun atau dirangkai kembali yang merupakan hasil pekerjaannya bersama kelompoknya. Dalam model pembelajaran ini,  peserta didik dalam kelompok belajar diberikan masing-masing secarik kertas untuk menulis cerita secara bersama-sama tentang suatu topik pembahasan yang berikan komando oleh guru . Guru sebagai fasilitator dan memotivator dalam melakukan permainan ini , baik dalam memberikan perintah dan mengatur waktu serta memotivasi jalannya kegiatan pembelajaran ini. Guru memberitahuan aturan main dan perintah-perintah dengan jelas serta harus konsisten dengan pengaturan waktu selama kegiatan.

Kegiatan pembelajaran tersebut dimulai dengan guru memberikan tema atau topik pembahasan dalam masing-masing kelompok. Hendaknya guru membagi dalam kelompok belajar yang sesuai yaitu antara 4-5 orang peserta didik. Sedangkan peserta didik duduk dalam kelompoknya yang telah siap dengan kertas dan sebuah topik pembahasan atau tema. Selanjutnya guru memulai kegiatan pembelajaran karang goyang dengan suatu komando siap mulai !! Seluruh siswa dalam kelompok belajar memulai menulis cerita sesuai dengan tema yang dipilih menuliskan judul tema dan memulai menulis cerita dalam waktu 2-3 menit. Setelah kegiatan menulis peserta didik berlangsung 2-3 menit , guru  memberhentikan kerjanya dengan mengatakan stop goyang mang ... goyang mang , selanjutnya peserta didik berdiri semua dan kertas kerjanya digeser dan diberikan kepada teman dikelompoknya searah dengan jarum jam sambil melakukan bergoyang-goyang. Setelah itu, guru mengatakan mulai !! , kemudian temannya dalam kelompok tersebut meneruskan kembali dengan menuliskan karangannya pada kertas yang telah diterima dari temannya yang ada dihadapannya dengan waktu 2-3 menit. Kemudian guru memberikan komando memperhentikan kembali sambil menyerukan stop!!! goyang mang, dan  mulai !!! Maksudnya memulai menulis cerita lagi dengan kertas yang ada dihadapannya dalam waktu 2-3 menit. Permainan ini dilakukan secara serentak untuk semua kelompok dalam kelas tersebut . Permainan dengan model pembelajaran ini dapat dilakukan berulang-ulang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan , misalnya 15 menit . Kemudian setelah selesai , secara tim dalam kelompok memperbaiki hasil kerjanya dengan menyusun kembali dari salah satu kertas kerja yang dihasilkan , ke dalam kertas plano atau kertas karton atau kertas bekas kalender untuk menuliskan kembali hasil karangan secara baik. Apabila perlu agar hasil karya peserta didik itu dapat ditambahkan dengan hiasan dan lukisan yang menarik.

Setelah selesai hasil karya itu langsung dipajang di Mading kelas atau di tempel pada dinding kelas. Selanjutnya guru mempersilahkan seluruh peserta didik untuk berbelanja. Berbelanja disini maksudnya melihat-lihat hasil karya kelompok lain dan memberikan penilaian dan memberikan komentar terhadap temuan-temuan dari kelompok lain serta memberikan pertanyaan pada kelompok lain dengan secarik kertas pos-it atau kertas kecil.

Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya serta memberikan tanggapan dari beberapa komentar dan pertanyaan dari kelompok lain , secara bergantian. Pada akhir pembelajaran tidak lupa guru memberikan refleksi  dan memberikan kesimpulan tentang hasil pembelajaran hari ini. Dalam refleksi pembelajaran , hendaknya guru menyampaikan 3 hal yaitu : Hal apa yang kamu peroleh dalam belajar hari ini ? Manfaat apa kamu peroleh dalam belajar hari ini ? Dan bagaimana perasaanmu selama selama mengikuti pelajaran hari ini ? Dari refleksi pembelajaran akan dapat diketahui apakah pembelajaran hari ini telah tercapai atau belum, apakah dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna atau belum. 






Model Pembelajaran Karang Bergoyang yang Asik dan  Menyenangkan

Berdasarkan pengalaman penulis, model pembelajaran karang bergoyang ini membuat peserta didik terasa asik dan menyenangkan . Karena mereka membuat gerakan goyang yang menyenangkan. Peserta didik melakukan goyang yang bervariasi, misalnya ada yang bergoyang ngebor, ada yang bergoyang ngecor, ada yang bergoyang patah-patah , ada yang bergoyang-goyang asal-asalan, bahkan ada yang dapat menciptakan goyangan sendiri yang membuat peserta didik lainnya tertawa. Suasana canda dan tawa tercipta sewaktu guru menyuruh peserta didik stop dan menggeser pekerjaannya sambil bergoyang. Namun setelah guru memberi komando, mulai !! , suasana kelas nampak tenang kembali karena seluruh peserta didik berfikir keras dan menuangkan cerita kembali dengan menurus pada kertas dari temannya.

Pembelajaran dengan model ini berdasarkan pengamatan , secara kelompok kenerja seluruh tim dalam kelompok semakin baik dan kompak. Hal ini karena seluruh anggota kelompok melakukan kinerja yang baik, dimana semuanya menuangkan cerita didalam kertas, terjadi kerjasama yang baik dalam menyusun dan merangkaikan karangan untuk menjadi hasil kelompok dengan baik serta semua mempunyai peran masing-masing dalam kelompoknya. Demikian pula pada saat menampilkan hasil yang terbaik dan presentasi hasil karyanya semua anggota kelompok semakin padu dan ingin menampilkan hasil yang terbaik dalam bersaing antar kelompok.

Guru dapat menciptakan suatu kompetisi belajar yang baik dan juga dapat menciptakan suatu kondisi belajar yang sebenarnya. Maksudnya juga dapat berperan sebagai fasilitator, motivator dan sekaligus kreator dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal ini membuat menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Pembelajaran yang bermakna  dapat dilakukan apabila didalam kelas tercipta pembelajaran yang kooperatif. Dimana pembelajaran yang kooperatif merupakan  salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam pembelajaran tersebut memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling interaksi. Peserta didik yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnyasedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang dapat memberikan hasil belajar jauh lebih maksimal dari pada kalau ia mendengarkan penjalasan dari guru.

Model pembelajaran karang bergoyang ini salah satu dari contoh pembelajaran kooperatif. Dimana secara totalitas peserta didik diajak dalam proses belajar yang bermakna. Disini peserta didik diberikan kesempatan untuk mengmbangkan kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerjasama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. Apabila peserta didik sering disuguhi menu belajar yang menyenangkan seperti karang bergoyang ini, akan selalu diingat dalam memorinya karena mereka telah belajar dengan berbuat , dalam memecahkan suatu topik pembahasan. Dan hal ini akan selalu diingat dan dikenang, sehingga akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik .


Pembelajaran Model Karang Bergoyang di SMP Negeri 11 Bogor

Berdasarkan pengalaman  penulis menerapkan model pembelajaran karang bergoyang ini , pertama-tama peserta didik dalam kelompok belajar diberikan suatu tema pembahasan dimana tiap-tiap kelompok peserta didik  berbeda .
Dalam hal ini penulis telah sering melakukan pembelajaran model karang bergoyang dalam mengajar.  Misalnya menerapkan model ini dalam pembahasan tentang kerusakan lingkungan untuk pelajaran IPS dikelas VIII semester ganjil.

Guru membagi 8 kelompok belajar , dimana setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang dalam satu kelas. Setelah kelompok benar-benar siap belajar selanjutnya  kelompok 1 diberikan tema banjir, kelompok 2 diberikan tema kebakaran hutan, kelompok 3 diberikan tema  krisis air/kekeringan,kelompok 4 dengan tema pencemaran air, kelompok 5 diberikan tema pencemaran udara , kelompok 6 diberikan tema pencemaran air, kelompok 7 diberikan tema tanah longsor dan kelompok 8 diberikan tema gunung meletus .

Kemudian setelah setiap kelompok telah siap maka mulai dari kelua kelompoknya mulai menulis cerita berdasarkan tema selama 3 menit dalam kertas yang telah disediakan . Disini guru memberi aba-aba dengan menyuruh mulai ! Seluruh anggota tiap-tiap kelompok memulai menulis . Setelah 3 menit berlalu guru memerintahkan dengan mengatakan stop geser ...goyang mang!! (maksudnya kertas pekerjaan dari yang dituliskan tiap anggota kelompok suruh untuk digeser /diberikan kepada anggota kelompoknya searah jarum jam , sambil melakukan gerakan goyang-goyang ). Kemudian guru mengucapkan , mulai !! , untuk kembali meneruskan cerita yang ditulis temannya selama 2 menit. Setelah 2 menit berlalu guru mengucapkan stop, geser goyang mang!! ( anggota kelompok memberikan kertas pekerjaannya kepada anggota kelompok seterusnya searah jarum jam sambil bergoyang ). Kemudian guru mengucapkan kembali mulai!!, untuk kembali meneruskan cerita yang tuliskan dari anggota sebelumnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga pada waktu yang telah ditentukan, guru mengucapkan stop finis!! ,sehingga seluruh kelompok yang ada dikelas tersebut harus berhenti.

Setelah selesai, barulah kelompok menyusun kembali cerita yang ditulis dari tiap kelompok. Mungkin pada waktu penulisan belum selesai, tidak nyambung, kurang lengkap dan sebagainya, sehingga perlu ditulis kembali dengan menggunakan kertas plano atau kertas karton atau dengan kalender bekas dan spidol berwarna yang dilengkapi dengan lukisan dan hiasan , agar hasil karyanya lebih menarik.

Kemudian setelah semuanya selesai , hasil pekerjaan tiap-tiap kelompok ditempel dimading kelas. Selanjutnya setiap kelompok mengunjungi kelompok lain sambil memberikan penilaian , menanyakan atau membuat pertanyaan berkaitan dengan tema yang dibuat, dan memberikan komentar tentang temuan –temuannya dengan memakai kertas pos-it atau kertas kecil atau langsung ditulis dibagian kertas yang kosong.

Setelah itu barulah dilakukan presentasi kelompok dan sekaligus menanggapi pertanyaan dan komentar dari kelompok lain. Dalam presentasi tersebut kelompok lain memberikan umpan balik dan penilaian hasil karya penulisan cerita dari kelompok lain. Disamping itu guru juga mengumumkan hasil karya terbaik dalam suatu pekerjaan yang dihasilkan dan diberikan penghargaan dan ucapan terima kasih.

Ternyata berdasarkan pengalaman tadi model pembelajaran karang bergoyang ini sangat efektif dalam proses pembelajaran. Apabila karakter dari Mata Pelajaran IPS yang bersifat informasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan , Model pembelajaran ini layak dicoba , karena hasilnya nyata terbukti mengefektifkan belajar. Guru semakin profesional dan dapat menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Penulis juga memperkenalkan model ini pada kegiatan pelatihan replikasi  guru-guru di Bogor  mendapatkan respon yang baik. Bahkan saat ini selain model TGT ( Time Game Turnamen ) , model karang bergoyang juga ngetren di Bogor. Selain respon dari peserta didik juga respon dari guru-guru di Bogor sangat baik dan telah banyak pula guru-guru menggunakan model ini dalam proses pembelajaran. Selamat mencoba pasti anda akan merasakannya. Semoga dengan guru banyak berinovasi menciptakan atau memodifikasi pembelajaran yang menyenangkan, akan tercipta pembelajaran yang mengasikan, menyenangkan dan bermakna di dalam kelas. Hal ini akan menghasilkan proses dan hasil belajar peserta didik yang semakin hebat dan berkualitas.



Daftar Pustaka :
______, Pembelajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 (Modul Pelatihan), Jakarta : DBE3 Mei 2009.
______, Pembelajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 3 (Modul Pelatihan), Jakarta : DBE3 Mei 2009.

Model pembelajaran petualangan

MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG DAPAT MENGEMBANGKAN BELAJAR AKTIF 
( Sebuah Catatan Lapangan Pembelajaran ) 

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berko¬munikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. 

Pembelajaran diluar kelas (Pexels.com/Rethaferguson)



Pembelajaran kooperatif juga dapat dipakai sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklusif, yaitu sikap yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa di sekolah. Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki per¬bedaan dari segi agama, suku, prestasi, jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut. Sayangnya, dalam pembelajaran sehari-hari pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak saling berinteraksi untuk saling membelajarkan. Siswa dalam duduk berkelompok be¬kerja sendiri-sendiri. 

Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau mem¬perhatikan dua prinsip inti berikut. Pertama adalah adanya saling ketergantungan yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya menyelesaikan tugas dari guru. Prinsip yang kedua adalah adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan pene¬rapan yang sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran dapat dihindari. 

Saat ini telah banyak model pembelajaran yang dapat dicoba dan dipraktikan dalam pembelajaran dikelas. Salah satunya adalah model pembelajaran berpetuangan. 

MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG 

Ketika telah banyak model pembelajaran yang diterapkan dikelas, penulis mempunyai ide untuk melakukan pembelajaran yang lain dengan menemukan model pembelajaran baru , pelaksanaan model ini siswa belajar di luar kelas. Kebetulan penulis mengajar IPS pada jam ke 5-6 dikelas VIII G di SMP Negeri 11 Kota Bogor. Terlebih dahulu penulis menyiapkan bahan berupa 10 pertanyaan pada materi “Pelaku Ekonomi”. Selanjutnya pada dari 10 pertanyaan di gunting satu persatu dan ditempelkan pada kertas karton. 

Pada istirahat pertama , kesepuluh kertas karton yang berisi pertanyaan diletakkan tersebar disudut sekolah. Ada yang diberikan di tiang bendera ada yang di tangga kelas dan ada pula di bawah pot koridor sekolah. Agar menarik dan menantang karton-karton pertannyaan tersebut diletakkan pada tempat-tempat tersembunyi. Gambar : Pembelajaran Aktif di SMP Negeri 11 Kota Bogor 

Selanjutnya penulis masuk kelas VIII G berjalan seperti biasa. Penulis melakukan kegiatan pembukaan dalam proses KBM antara lain menyampaikan tujuan pembelajaran , melemparkan beberapa pertanyaan tingkat tinggi yang menggiring pada pencapaian tujuan dan memperkenalkan model pembelajaran berpetualang kepada siswa. Selanjutnya siswa dalam kelompoknya diberitugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi selama 10 menit. Sebenarnya saat pertemuan yang lalu siswa juga telah diberi tugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi di rumah. 

Selesai membaca buku paket , siswa secara berkelompok diberi tugas untuk mencari pertanyaan-pertanyaan yang telah disebar dilingkungan sekolah dan menjawabnya dengan baik pada kertas yang telah disiapkan. Siswa hanya diberikan tugas menjawab 10 pertanyaan yang dibuat. Kegiatan mencari pertanyaan dalam areal sekolah penulis namakan model pembelajaran berpetualang. Kesempatan untuk berpetualang penulis beri waktu 40 menit. Suasana menyenangkan akan terlihat dimana siswa mencari tantangan dengan menemukan soal-soal yang “disembunyikan “ dilingkungan sekolahnya. 

Dalam pembelajaran ini ada suasana kebersamaan dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa dalam kelompoknya. Siswa mendapatkan soal kemudian secara berkelompok menjawabnya dan mencari lagi soal dan menjawabnya kembali yang berjalan terus menerus , hingga selesai. Setelah 40 menit berlalu , siswa disuruh kembali lagi ke kelas. Selanjutnya setiap kelompok yang dapat menemukan 10 pertanyaan dan telah menjawabnya diberikan kesempatan pertama untuk melakukan presentasi kelompok. Dan secara bergiliran apabila waktu masih leluasa sumua kelompok presentasi, tetapi kalau waktu hanya sedikit , guru mempersilahkan 2 kelompok lagi . 

Presentasi kedua bagi kelompok yang dapat menemukan dan menjawab 9 pertanyaan, sedangkan presentasi yang terakhir bagi kelompok yang paling sedikit menemukan dan menjawab pertanyaan. Dalam presentasi kelompok guru memberikan kesempatan siswa secara berkelompok menilai hasil presentasi kelompok lain. Agar dalam presentasi seluruh siswa tetap fokus dalam pembelajaran, maka disela-sela presentasi kelompok guru menyampaikan Ice Breaking . 

Pada akhir proses kegiatan belajar diadakan refleksi pembelajaran antara lain guru menanyakan kepada siswa : • Apakah pembelajaran hari ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran ? • Apakah hal baru apa yang anda peroleh dalam pembelajaran hari ini ? • Apakah manfaatnya anda belajar dengan materi pelaku ekonomi ? Setelah ini diakhir kegiatan guru memberikan tugas tidak terstruktur yakni mencari gambar pelaku ekonomi dalam majalah atau internet dan diberi komentar serta dikumpulkan minggu depan. 

Dari rangkaian catatan penulis tentang pengalaman lapangan di SMP Negeri 11 Kota Bogor , patut dapat dijadikan rujukan untuk coba mengembangkan pembelajaran aktif disekolah anda. Selamat mencoba , siswa selalu haus inovasi akan pembelajaran yang terapkan.

Selasa, 29 Maret 2011

Persiapan Ujian Nasional

Banyak cara sekolah untuk mempersiapan UN , seperti pelajaran tambahan, pelajaran intensif, kelas bengkel, drill UN , Try Out dan sebagainya . Bahkan ada yang mengupayakan Motivasi /ESQ , Istigosah dan sebagainya. Ini semua karena strategi sekolah untuk meningkatkan nilai kelulusan dan kualitas sekolah

 
Sedang Ujian (Pexels.com/Ivan Sankov)



Dengan adanya UN memangkas kreatifitas dan inovasi untuk mengembangkan potensi siswa secara totalitas. Karena menjelang UN setidak-tidaknya pada semester genap sekolah sudah melakukan strategi sukses UN , bukan suatu terobosan yang membangunan manusia seutuhnya. bagaimana dengan UN , UN memang perlu untuk melihat standar pembelajaran anak namun bekan sebagai penentu keberhasilan siswa. Semoga UN berubah menjadi alat evaluasi saja bukan alat untuk mengeksekusi kelulusan siswa. Semoga berubah .....

Minggu, 12 Desember 2010

Pendudukan Jepang di Indonesia

Pendudukan Jepang di Indonesia sejak 9 Maret 1942 merupakan rangkaian politik imperialismenya di Asia Tenggara. Sebagai akibat dari kemajuan industri Jepang yang pesat ditempuhlah strategi ekspansi untuk mencari bahan mentah dan daerah pemesaran baru juga sumber pangan Jepang. Menguatnya ambisi militerisme Jepang disamping didorong konstalasi politik di Jepang sendiri yang memungkinkan hal itu terjadi. Dalam kerangka politik makro , imperialisme Jepang memiliki hubungan erat dengan dokumen Tanaka , yaitu dokumen tentang rencana ekspansionisme Jepang.
Invasi ke Indonesia merupakan bagian dari kerangka politik ekspaansionisne Jepang di Asia Tenggara. Cita-cita Jepang membangun Kawasan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya dibawah naungannya dicoba dan direalisasikan dengan mencetuskan perang Asia Timur Raya.

Perang merusak peradaban manusia (Pexels.com/Ahmaed Akacha)



a. Pengaruh Pendudukan Jepang Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi

Pendudukan Jepang di Indonesia telah merobek-robek sendi-sendi nilai ekonomi, sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena menguras harta dan tenaga rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia merasakan malapetaka baru dengan merasakan penderitaan dan kesengsaraan yang luar biasa bagi rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia merasakan kekurangan pangan dan sandang yang kemudian mengakibatkan kelaparan dan kematian serta penderitaan moral .

Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia mempunyai dua prioritas yaitu :
• menghapuskan pengaruh Barat dikalangan rakyat Indonesia
• memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam perang Asia Timur Raya

Jepang melakukan propaganda yang intensif untuk menyakinkan rakyat Indonesia bahwa bangsa Jepang adalah saudara tua seperjuangan melawan Barat. Namun kenyataannya semua tindakan dan perlakukan menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia. Politik Jepang untuk mengatur ekonomi masyarakat terwujud dalam politik penyerahan padi secara paksa yang berakibat kemiskinan endemis, menurunnya derajat kesehatan, dan meningkatnya angka kematian serta berbagai penderitaan fisik dalam pengerahan tenaga kerja romusa , perekrutan pemuda dan masyarakat desa dalam latihan kemiliteran untuk kemenangan perang Asia Timur Raya.
Pada awal pendudukan Jepang , mengambil dua langkah penting , yaitu pertama menstabilkan kondisi ekonomi yang terlihat dari upayanya untuk menguasai inflasi ekonomi dengan menetapkan patokan harga bagi sebagian besar barang dan menangani dengan keras penimbun barang. Kedua Jepang mengeluarkan aturan produk hukum baru sesuai dengan kepentingan pendudukan Jepang di Indonesia. Selama pendudukan Jepang mengekang berbagai organisasi di Indonesia. Dengan kaum nasionalis diadakan kerjasama dengan tujuan bersatu dan berdiri sepenuhnya dibelakang Jepang serta memperlancar pekerjaan pemerintahan militer. Jepang menyuruh kaum nasionalis untuk turut aktif didalam pemerintahan Gunsei. Dalam pemerintahan Gusei ini muncul tokoh seperti Ir. Soekarno.

b. Pengaruh Pendudukan Jepang Terhadap Pergerakan Nasional

Pertemuan di Bukit Tinggi , Ir Soekarno dengan Jepang isinya Jepang tidak menghalangi dalam membina Indonesia Merdeka. Hal ini Ir Soekarno dan Moh. Hatta mengambil keputusan untuk menjadikan perselisihan pahamnya Partindo dan PNI Baru untuk diakhir dan bersatu memimpin rakyat Indonesia dimasa sulit itu , persatuan keduanya dikenal dengan nama Dwi Tunggal. Soekarno-Hatta. Kerjasama Ir Soekarno dengan Jepang dimulai dalam Komisi yang menyelidiki adat istiadat dan tata negara yang dibentuk oleh Gunsei pada tanggal 8 Nopember 1942. Komisi itu beranggotakan 13 orang antara lain : Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Sutarjo Kartohadikusumo, Abikusno Cokrosuyoso, KH Mas Mansyur, Ki Hajar Dewantoro, Prof. Husein Joyodiningrat, Dr. RNg.Purbocaroko, Mr. Supomo. Dari anggota tersebut dikenal sebagai empat serangkai yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, KH.Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantoro. Empat serangkai diberi kepercayaan untuk memimpin gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang dibentuk 9 Maret 1943 , atas usul Ir. Sorkarno. Tujuan Putera ialah mempersatukan rakyat Jawa untuk menghadapi serangan Sekutu yang semakin dekat dengan Indonesia (Jawa). Tugas Putera menggerakan tenaga dan kekuatan rakyat untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha untuk mencapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan demikian Jepang dapat menggunakan para pemimpin Indonesia untuk menanamkan kekuasaannya. Sebaliknya para pemimpin tidak mau begitu saja diperalat Jepang , mereka menggunakan sarana Jepang guna tetap berjuang mendapatkan kemerdekaan Indonesia. Karena pada masa itu , masa sulit dalam pergerakan nasional Indonesia. Karena bangsa Indonesia dalam kondisi yang sangat lemah jalan yang terbaik yang ditempuh dengan kerjasama dengan Jepang, dari kerjasama ini hanyalah sebuah alat untuk mempercepat proses kemerdekaan Indonesia yang telah lama mereka perjuangkan. Lembaga yang diciptakan Jepang seperti Java Hookokai (kebangkitan rakyat Jawa ), Putera, Peta, Fujinkai (perkumpulan kaum wanita), Keibodan (barisan pemuda membantu polisi, kebakaran, dan serangan udara pembantu) , Seinendan (korp pemuda semi militer) , Heiho (pasukan pembantu ) dan sebagainya justru dimanfaatkan para pejuang ini untuk memupuk semangat kebangsaan guna memudahkan jalan untuk mencapai kemerdekaan.

Sebagai bagian dari politik Jepang , memanfaatkan sumber daya manusia dengan mobilisasi massa pemuda dan rakyat secara besar-besaran dalam program-program latihan semi militer. Tujuannya sebagai tenaga cadangan bagi kepentingan militer Jepang. Mobilisasi masa rakyat terbagi dalam Seinendan , Keibodan, Fujinkai dan Peta (Pembela tanah Air) yang telah mendorong rakyat memiliki keberanian, sikap mental untuk menentang penjajah, pemahaman terhadap kemerdekaan maupun sikap mental yang mengarah pada terbentuknya nasionalisme.

Sedangkan kelompok pejuang lain yang menolak bekerjasama dengan Jepang dan anti fasisme membentuk jaringan bawah tanah dan terus berjuang , antara lain :
• Kelompok Syahrir , memiliki pengikut kaum pelajar diberbagai kota seperti Jakarta, bandung, Surabaya, Cirebon dan sebagainya .
• Kelompok Amir Syarifudin , ia sangat keras dalam mengeritik Jepang, tahun 1943 ditangkap dan dijatuhi hukuman mati tahun 1944 , atas bantuan Soekarno hukumannya diubah dari hukuman mati menjadi seumur hidup , setelah Jepang menyerah kepada Sekutu tahun 1945 , ia bebas dari hukuman.
• Golongan Persatuan mahasiswa , sebagaian besar dari kedokteran di Jakarta antara lain : J. Kunto, Supeno, Subandrio
• Kelompok Sukarni , kelompok ini sangat berperan besar disekitar proklamasi kemerdekaan , antara lain : Sukarni, Adam Malik, Chaerul Saleh, Maruto Nitimiharjo, Pandu Wiguna dan sebagainya.
• Golongan Kaigun , anggotanya bekerja pada angkatan laut Jepang akan tetapi terus menggalang dan membina kemerdekaan dengan tokoh yang simpati terhadap kemerdekaan Indonesia, antara lain : Mr.Akhmad Subarjo, Mr. Maramis, Dr. Sanusi, Dr Buntaran Martoatmodjo dan sebagainya
• Pemuda Menteng , bermarkas di Menteng 31 Jakarta , kebanyakan pengikut dari Tan Malaka dari Partai Murba antara lain : Adam malik , Chairul Saleh dan Wikana
Meskipun perjuangan mereka dalam kelompok-kelompok dan berbeda-beda strateginya bukan berarti perpecahan. Taktik yang mereka lakukan mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia.

Pada Tanggal 7 September 1944 , Perdana Menteri Jepang Koiso menjanjikan kemerdekaan bagi Hindia Timur atau Indonesia, namun kapan waktunya belum ditentukan. Tentara Jepang terus terdesak menuju kekalahan , mulai berperang sendirian dan semakin terdesak , sehingga agar Jepang memperoleh dukungan dari rakyat Indonesia membentuk Dokuritzu Zyoombi Tsooskai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 29 April 1945 , tugasnya mengumpulkan bahan yang dipergunakan untuk Indonesia Merdeka.

c. Perlawanan Rakyat Terhadap Pendudukan Jepang
Karena Jepang hanya mengeluarkan janji-janji kosong , mensenggarakan rakyat, menghisap tenaga rakyat untuk kepentingan perang, dan menguras habis kekayaan rakyat Indonesia. Banyak rakyat yang tidak tahan lagi menghadapi kesengsaraan melakukan pemberontakan .
 Pemberontakan Cot Pilieng , Aceh
Seorang guru mengaji dan ulama muda bernama Tengku Abdul Djalil pada tanggal 10 Nopember 1942 memimpin rakyat Aceh melayan Jepang. Dengan bersenjatakan pedang , rencong dan kelewang rakyat dapat memukul mundur pasukan Jepang sehingga mereka terpaksa kembali ke Lhokseumawe. Serangan kedua Jepang juga dapat dipukul mundur rakyat Aceh dibawah Tengku Abdul Djalil.
 Pemberontakan Rakyat Singaparna
Pemberontakan yang dipimpin K.H Zainal Mustafa , seorang pemimpin pesantren di Sukamanah Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat. K.H Zainal Mustafa bertekat untuk melawan Jepang karena tidak tahan lagi melihat kehidupan rakyatnya yang sengsara. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 25 Februari 1944 setelah sholat Jumat. Dalam pertempuran antara pasukan Zainal Mustafa dengan tentara Jepang banyak tentara Jepang yang terluka dan tewas , namun banyak juga rakyat yang gugur setelah mengadakan perlawanan dengan gigih melawan Jepang. Zainal Mustafa ditangkap selanjutnya dimasukkan tahanan , kemudian di pindahkan ke Jakarta. Zainal Mustafa dihukum mati dan dimakamkan di Ancol. Saat ini makamnya telah dipindahkan ke daerah asalnya di tengah-tengah rakyat yang telah dibelanya dengan taruhan nyawa.
 Pemberontakan rakyat Indramayu
Pada bulan Juli 1944 rakyat Indramayu juga memberontak terhadap Jepang. Rakyat Lohbener dan Sindang Indramayu Jawa Barat memberontak kepada Jepang karena mereka tidak tahan lagi dengan perlakuan yang kejam dari Jepang.
 Pemberontakan Teuku Hamid , pada bulan Nopember 1944 di Aceh meletus pemberontakan dengan Jepang lagi. Dalam pemberontakan tersebut banyak rakyat yang menjadi korban , karena hamper semua yang tertawan dibunuh oleh Jepang.
 Pemberontakan Peta Blitar.
Pada tanggal 14 Februari 1945 di Blitar seorang Syodanco (komandan peleton) Peta bernama Supriyadi memimpin suatu pemberontakan melawan Jepang. Pemberontakan ini timbul karena anggota Peta sudah tidak tahan lagi melihat kesengsaraan rakyat. Banyak romusa yang meninggal selama dipekerjakan didaerah mereka. Sayang sekali pemberontakan terbesar pada zaman Jepang ini mengalami kegagalan karena persiapannya belum matang. Pemberontakan Supriyadi (Peta di Blitar ) telah gagal tetapi membawa pengaruh sangat besar terutama pada semangat kemerdekaan rakyat Indonesia terhadap penindasan bangsa asing.

(Sumber : Diretorat PSMP, Depdiknas, 2006 )

Perang Dunia II

Pertempuran di Eropa dimulai dengan serangan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Dalam wakktu singkat serangan kilat Jerman dapat menguasai sebagain besar Polandia. Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jermanpada tanggal 3 September 1939 , tetapi tidak bisa menolong Polandia dari serbuan Jerman. Polandia menyerah dan negara tersebut diduduki Jerman bersama Uni Soviet di bagian Timur. Pada tanggal 10 Mei 1940 tanpa ada pernyataan perang , Jerman menyerbu Belanda, Belgia, Luxembrug dan kemudian Perancis. Ketika pada awal Juni 1940 Jerman bersiap untuk menyerbu Perancis melalui kota Sedan , Italia menyatakan perang kepada Inggris dan Perancis pada tanggal 10 Juni 1940. Perancis yang diserang dari Utara dan Selatan tidak dapat bertahan dan dan Jederal de Gaulle membentuk pemerintahan pengasing di London.

Perang Dunia II (Pexels.com/Asim Alnamat)



Pertempuran di front barat dilanjutkan oleh Jerman dengan menyerang Inggris.
Ketika Inggris mendapat bantuan peralatan dari Amerika Serikat , sulit dikalahkan . Keadaan ini membuat Jerman , Italia dan Jepang pada 27 September 1940 menandatangani pakta pertahanan militer yang isinya saling membantu apabila salah satu diserang.

Peperangan di front Timur (Eropa) dibuka oleh serangan Jerman atas Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941. Serangan ini juga merupakan pelanggaran atas perjanjian yang menyatakan tidak akan saling menyerang antara Jerman dan Uni Soviet. Selain Front Barat dan Front Timur peperangan juga meluas ke Afrika dan Italia. (Sutarja Adisusila, 1982).
Sedangkan di Asia , dengan serangan Jepang atas Pearl Harbour tanggal 7 September 1941 , peperangan yang dilakukan Jepang dengan mudah menguasai daerah-daerah di asia Tenggara termasuk Indonesia. Pembentukan Asia Timur Raya terwujud hanya untuk sementara. Pada bulan Mei 1942 suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guandalkanal kepulauan Solomon dan pada bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur dari sana dengan banyak kerugian. Mulai 1943 Amerika ganti menjadi pihak yang ofensif di Samudera Pasifik. Jepang mengimbangi laju tentara Sekutu dengan memobilisasi daerah jajahan untuk keperluan perang. Mobilisasi politik sering dilakukan untuk menutupi dalam mobilisasi ekonomi untuk keperluan perang . Mobilisasi politik dijanjikan untuk persiapan kemerdekaan .
Pelatihan militer juga diberikan untuk menghalangi laju pasukan sekutu yang akan mendarat lagi didaerah yang semula diduduki Jepang. Semua itu dimaksudkan untuk terus membina hubungan baik antara Jepang dengan negara jajahannya dalam zone di Asia Timur Raya. Ketika kekalahan Jepang semakin nyata maka beberapa negara jajahan yang sudah dianggap sudah siap , dijanjikan kemerdekaan seperti Indonesia, Korea, Philipina, Birma, Manshuria , dan Malaysia.
Pada bula Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein di Kepulauan Marshall dan serangan Pembom B-29 ke Jepang mulai bulan Juni. Pada bulan Februari 1944 Jepang menderita kekalahan , angkatan lautnya dilumpuhkan di laut Philipina. Pada bulan Juli pihak Jepang kehilangan angkatan lautnya di Saipan (Kepulauan Mariana) yang mengakibatkan krisis kabinet di Jepang. Tojo meletakan jabatan dan Jenderal Koiso Kunaiki menggantikan Perdana Menteri ( 1944-1945).

Pasukan Sekutu mendarat di Morotai , dekat Halmahera wilayah Indonesia. Tentara Jepang terus terdesak menuju kekalahan setelah mulai 16 Maret 1945 Sekutu telah merebut wilayah Jepang Iwo Jima , kemudian 21 Mei 1945 menduduki Okinawa, Jepang mulai berperang sendirian dan semakin terdesak Tentara Amerika Serikat terus bergerak ke utara dan menjatuhkan bom atom diatas kota Hirosima ( 6 Agustus 1945) dan Nagasaki ( 9 Agsutus 1945). Akhirnya Jepang menyerah tanggal 15 Agustus 1945 dan menandatangani perjanjian diatas kapal USS Missouri di teluk Tokyo pada tanggal 2 September 1945.

Sementara perang yang terjadi di daratan Eropa lebih dahulu berakhir dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu pada tanggal 7 Maret 1945 dan Italia menyerah pada Sekutu tahun 1944 ( Direktorat PSMP, Depdiknas , 2006)