Translate

Kamis, 21 April 2016

EMANSIPASI DAN KODRAT WANITA

Emansipasi dan Kodrat Wanita Setiap tanggal 21 April dikenal sebagai Hari Kartini. Dengan peringatan Hari Kartini kita mencoba menggali lebih dalam makna yang bisa dipelajari dan direnungkan untuk menjadi motivasi belajar agar cita-cita untuk mendapatkan keadilan bagi sesama manusia (khususnya bagi kaum perempuan) dapat kita tingkatkan. Ini hakikat perjuangan dan cita-cita Kartini,” Tetapi lebih jauh dari itu, sebenarnya Kartini juga memperjuangkan agar dunia pendidikan terbuka luas bagi kaum perempuan, supaya kaum perempuan mempunyai pengetahuan yang lebih luas pula dan bisa berbuat banyak hal dalam masyarakatnya. 

Selain kegiatan utama juga menemani Belajar Anak (Pexels.com/Tima Miroshnicenko)


Menurut Kartini, hanya kalau tingkat pendidikan kaum perempuan lebih tinggi, maka hal itu bisa tercapai. Sebab, bagaimana mungkin kaum perempuan yang selama ini bertugas untuk mendidik anak-anak masa depan bangsa kita, kalau dia sendiri tidak terdidik. Saat itu perempuan-perempuan desa umur 12 tahun sudah harus dipingit untuk segera dikawinkan, Kartini malah memperjuangkan agar dia bisa sekolah. Ini bukan perjuangan sederhana, sebab pada masa itu, anak perempuan ke luar rumah untuk sekolah adalah peristiwa luar biasa dan hampir seperti “pemberontakan” saja. Kartini nasibnya lebih baik, karena dia anak tokoh masyarakat terpandang yakni Bupati Jepara. 

Apa Esensinya memperingati mengenang jasa Kartini ? Sudah tentu kita antara lain dapat melihat dan mendiskusikan Emansipasi dan Kodrat Wanita. Pada saat ini peranan emansipasi dan kodrat wanita sudah mendapat tempat yang sejajar dengan kaum pria. Mereka sudah dapat berpartisipasi dan berkarya untuk keluarga dan negeri ini. Sebut saja tokoh-tokoh wanita yang saat ini berkarya dibidangnya antara lain : Megawati Soekarnoputri , Dr. Mutia Hatta, Dr. Sri Mulyani, Christin Hakim, Moeryati Sudibyo, Dewi Motik , dan lain-lainnya telah menunjukan prestasi yang luar biasa bahkan melebihi kaum pria. Berkaitan dengan emansipasi, kondisi ini masih saja terjadi hingga saat ini, bagi perempuan masih banyak yang belum mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. 

Bagaimana konsep daripada Kartini dan emansipasi itu tetap ada dalam koridor, bahwa kita sebagai perempuan tidak ingin melebihi daripada laki-laki dan ketika kita berkomitmen untuk hidup dalam keluarga, maka ada fungsi-fungsi Ibu dan Istri yang harus dilakukan. Emansipasi lebih pada bagaimana peran wanita bisa berkiprah di ruang publik. Banyak profesi sekarang ini yang dijalani pria bisa dilakukan wanita. Dan ini bentuk kemajuan emansipasi. Tapi tetap pada batas batas tertentu tetap tidak bisa dijalani oleh wanita..dan wanita tetap tidak bisa lepas kodratnya sebagai permaisuri di sebuah keluarga yg harus tetap menjalankan peran sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga di rumah, apapun profesi yang dijalani di luar rumah Kondisi ini masih saja terjadi hingga saat ini, bagi perempuan masih banyak yang belum mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Itu terjadi di daerah pedesaan maupun berada di beberapa pelosok negeri ini. 

Saat Ibu Kartini kecil sudah sangat peduli pada nasib temannya sesama perempuan yang tidak mendapat kesempatan mendapatkan pendidikan. Seyogyanya saat ini dengan teknologi canggih sudah sedemikian mempermudah kita untuk dapat saling berbagi, lebih saling peduli dan .jangan ada lagi anak bangsa baik laki-laki dan perempuan tidak mendapatkan rpendidikan yang layak. Untuk itu apabila hingga saat ini masih terjadi bagi perempuan masih banyak yang belum mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, maka harus dilakukan secara bersama dan bersinergi , untuk terus dan terus meningkatkan emansipasi wanita. 

Bagaimana konsep daripada Kartini dan emansipasi itu tetap ada dalam koridor, bahwa kita sebagai perempuan tidak ingin melebihi daripada laki-laki dan ketika kita berkomitmen untuk hidup dalam keluarga, maka ada fungsi-fungsi Ibu dan Istri yang harus dilakukan. Tentang kodrat wanita , bagaimana konsep dari " Ibu Kartini" itu tetap ada dalam koridor, bahwa menurutnya sebagai perempuan tidak ingin melebihi daripada laki-laki dan ketika kita berkomitmen untuk hidup dalam keluarga, maka ada fungsi-fungsi Ibu dan Istri yang harus dilakukan. 

Berkaitan dengan kodrat, hal ini yg sudah nampak dari lahir dan tidak mungkin antara laki-laki dan perempuan bertukar dlm keberfungsiannya dlm hal alamiah. Misalnya laki-laki menghamili, perempuan hamil, melahirkan dan menyusui. Itu semua yang digariskan seiring dengan Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan alam dan seisinya telah menjalankan fungsi dan ketetapannya masing-masing. Dalam kodrat kadang kala menurut sebagian orang, menghalangi wanita untuk bisa lebih maju, namun sebenarnya hal itu sudah ada jawabnya dalam Islam. 

Wanita dalam islam sanga dimuliakan , sehingga apabila memahaminya anggapan kodrat menghalangi wanita untuk hidup lebih maju itu tidak terjadi. Bagaimana seharusnya bagi para Kartini saat ini ? Terutama para Kartini muda harus dapat mencontoh dan meningkatkannya segala peranan mereka dengan lebih baik. Saat ini di Indonesia telah ada kesetaraan gender yang tidak lagi mempersoalkan laki-laki atau perempuan. Dalam segala lini pekerjaan yang dituntut hanyalah kerja keras dan profesionalisme, sehingga banyak perempuan yang saat ini dapat mengemban tugas dan meneruskan cinta-cita Ibu Kartini. 

Jasa Kartini yang telah mengangkat harkat dan martabat perempuan Indonesia jangan sampai dilupakan . Raden Ajeng Kartini terus menempatkan kondrat wanita sebagai pendamping laki-laki harus selalu dikenang dan terpatri pada semua hati sanubari para wanita Indonesia . Untuk itu jangan sampai melupakan jasa Kartini , yang mengangkat emansipasi wanita Indonesia.

Senin, 18 April 2016

Mendidik Remaja Yang Baik

Mendidik Anak Remaja banyak cara nya antara lain sebagai berikut: 
1. Beri Pendidikan Agama Pendidikan agama sangat penting dalam keluarga, Pendidikan agama harus pertama mulai diterapkan. Oleh karena itu, mendidik anak dengan memberikan pengetahuan agama merupakan hal yang sangat penting, Dengan memberikan pendidikan agama, kita bukan hanya menjadikan anak pintar dan terampil, melainkan juga memiliki akhlak, sopan, jujur, serta memiliki rasa empati dan simpati. Gambar : Pentingnya pendidikan agama bagi remaja 

Mendidik Anak Remaja (Pexels.com/Karolina Grabowska)


2. Bina Hubungan Dekat dengan Anak Dalam mendidik anak, berperan jugalah sebagai sahabatnya. Adanya hubungan dekat akan membuat anak merasa senang dan betah tinggal di rumah. Jika mengalami suatu masalah atau kesulitan, anak akan meminta pendapat kepada kita sebagai orang tuanya. Ada banyak cara yang bisa membangun hubungan dekat antara orang tua dan anak remaja. Contohnya, kita sebagai orang tua secara aktif mendengarkan hal yang diceritakan oleh anak. Selainkan itu, kita juga harus menempatkan diri bukan hanya sebagai orang tua, tapi juga sebagai sahabat. Sesibuk apa pun, kita harus meluangkan waktu mengobrol dan diskusi bersama anak.

3. Berikan Kesempatan Bersosialisasi dengan Lingkungan Berkan anak kesempatan bersosialisasi dengan lingkungannya. Kebutuhan anak remaja adalah memiliki kedekatan dengan orang lain, seperti teman sekolah, memiliki sahabat, dan hidup tetangga. Nah, agar anak tidak tergelincir dan melakukan penyimpangan, tentu saja diperlukan pengawasan yang ketat agar mereka tidak terbawa arus pergaulan dan pengaruh yang negatif. Bentuk pengawasan orang tua bisa dengan mengetahui siapa kawan-kawannya, apa kegiatannya, dan apa yang anak baca dan lihat. Pastikan anak berteman dengan teman dan lingkungan yang baik. 

4. Berikan Kepercayaan dan Tanggung Jawab Anak remaja akan lebih menghargai kepercayaan yang diberikan. Jadi, biarkan mereka memilih hobi atau kegiatan yang mereka sukai selagi kegiatan tersebut positif. Tapi, mendidik anak dengan memberikan kepercayaan harus diikuti dengan menanamkan tanggung jawab. 

5. Larangan dan Perintah Saat masih kanak-kanak, anak cenderung mengikuti yang orang tua arahkan. Namun, saat memasuki usia remaja, ada beberapa hal yang akan ia bantah, tidak lagi peduli apa yang kita perintahkan dan apa yang dilarang. Dalam menghadapi ini, kita harus hati-hati dan serius menghadapinya. Pastikan ketika hendak melarang atau memerintahkan sesuatu, pahami terlebih dahulu kondisi atau suasana hatinya. Jika ia tidak siap, ciptakanlah kondisi tertentu yang menumbuhkan kemampuan menerima dalam dirinya. 

6. Hargai Minat dan Pemikiran Anak remaja memiliki kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya secara efisien. Hargailah hal yang menjadi minat atau hobi dan pemikirannya. Ajaklah ia untuk bercerita tentang hal yang menjadi minat dan pikirannya. Saat ia sedang memberikan pendapatnya, jangan memotong pembicaraan. 

7. Berikan Contoh yang Baik Anak-anak cenderung meniru cara komunikasi orang tua dalam keluarga. Orang tua menjadi suri teladan dalam menyampaikan sesuatu, menyelesaikan suatu masalah, dan hal lainnya. Contoh yang paling sederhana, yaitu orang tua akan kesulitan mendidik anak untuk tidak bicara dengan nada keras jika orang tuanya sendiri sering bicara dengan nada yang keras. Demikianlah cara mendidik anak remaja agar mereka memiliki akhlak yang baik.

Rabu, 17 April 2013

Pembelajaran Aktif

PEMBELAJARAN AKTIF MAMPU MENGOPTIMALKAN KECERDASAN GANDA SISWA *)  

Pendidikan merupakan proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan , potensi yang dimiliki individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecapakan individu dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan. Program pendidikan dan pembelajaran berorientasi pada individu. Tugas pendidik memfasilitasi siswa agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi . Namun pemahaman pendidik tentang karakteristik individu siswanya pada umumnya masih kurang. 

Sehingga sering muncul keluhan pendidik , siswa sulit memahami pelajaran, bahkan suatu hal yang ironis menganggap siswanya bodoh. Hal ini sebenarnya tidak boleh terjadi, pemahaman karakteristik siswa harus diketahui oleh pendidik sehingga dalam belajar, pendidik harus dapat memfokuskan siswanya agar melibatkan pikirannya. Karena dalam pikiran tersebut ada kecerdasan. Dimana setiap individu memiliki bermacam-macam kecerdasan atau kecerdasan ganda. Menurut pakar pendidikan Dr. Howard Gardner , setiap individu mempunyai kecerdasan ganda. 
Kecerdasan Ganda ada di kita (Pexels.com/RDNE Stock Project)


Kecerdasan ganda adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah atau menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan didalam latar budaya tertentu. Menurutnya faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang adalah faktor pengalaman , lingkungan atau pembentukan , kemauan dan keputusan, bawaan, gaya hidup, aktifitas belajar dan kegiatan harian , kematangan dan kebebasan berfikir. Jenis-jenis kecerdasan ganda , menurut Howard Gardner meliputi : 
 1. Kecerdasan Verbal/Bahasa 2. Kecerdasan Logika matematika 3. Kecerdasan Spasial 4. Kecerdasan Kinestetik tubuh 5. Kecerdasan Musik 6. Kecerdasan Interpersonal 7. Kecerdasan Intrapersonal 8. Kecerdasan Natural 9. Kecerdasan Emosional 10. Kecerdasan Spiritual. 

Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan di Kelas Pembelajaran diharapkan tidak hanya menjadikan siswa memiliki pengetahuan, melainkan juga mampu memanfaatkan pengetahuan itu dalam kehidupan bahkan menghasilkan pengetahuan sendiri. Bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya ? Agar pembelajaran tersebut dapat mengoptimalkan kompetensi siswa, maka perku kiranya pembelajaran tersebut benar-benar dapat meningkatkan bermacam-macam kecerdasan yang dimilikinya. Pembelajaran yang mampu mengoptimalkan kecerdasan ganda siswa adalah pembelajaran kontektual.

Pembelajaran kontekstual mampu membuat siswa menghasilkan pengetahuan sendiri dengan membangun gagasan siswa, sehingga siswa menjadi kreatif. Apabila dikaitkan dengan Kurikulum 2013 yang akan kita songsong sebentar lagi maka sudah selayaknya pembelajaran kontektual harus dilakukan dalam kurikulum tersebut. Dalam Kurikulum 2013 bertujuan menghasilkan lulusan yang mempunyai tiga domain sikap , keterampilan dan pengetahuan yang diharapkan. 

Dalam standar kompetensi lulusan (SKL) , berdasarkan Kurikulum 2013 khususnya dari domain ketrampilan adalah siswa dapat mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan mencipta ( pribadi yang berkemampuan piker dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret ). Sehingga dalam pembelajarannya difokuskan pada siswa harus berbuat atau bertindak sesuatu dengan pembelajaran aktif. 

Implementasi Pembelajaran aktif dalam mengoptimalkan jenis-jenis kecerdasan siswa 
1. Kecerdasan Bahasa /Verbal , pembentukan lingkungan pembelajaran secara kongret dengan cara : memberi kesempatan untuk menceritakan kisah-kisah yang berkaitan dengan matapelajaran, diberi kesempatan untuk memimpin diskusi, mengarang sajak atau puisi, presentasi suatu materi pokok bahasan, menyusun laporan, menghubungan suatu artikel dengan realitas. 

2. Kecerdasan logika matematika , pembentukan pembelajaran yang dilaksanakan dengan : menterjemahkan atau merekam informasi yang kaitan dengan rumus matematika, merencanakan dan memimpin eksperimen, mengkatagorikan fakta-fakta, menjelaskan grafik dan diagram, menganalisa data, mengajukan pertanyaan logis dan sebaginya. 

3. Kecerdasan Visual/Spasial , lingkungan pembelajaran diupayakan : menciptakan suatu pertunjukan, merancang poster dan buletin, menciptakan hasil karya, membuat sketsa dan denah dari suatu obyek, menggunakan proyeksi /internet . 

4. Kecerdaasan Kinestetik tubuh , lingkungan belajar diupayakan dengan : bermain peran, menciptakan suatu gerakan, menciptakan suatu model, merancang suatu produk, merancang perjalanan lapangan, membuat permaian diruang kelas. 

5. Kecerdasan musik , lingkungan belajaran diupayakan dengan : menyajikan pertunjukan dengan permainan musik, menyajikan belajar dengan musik, menulis suatu lirik lagu, membuat lagu, mendengarkan rekaman, mengubah tempo dan sebagainya. 

6. Kecerdasan Interpersonal, lingkungan belajar diusahakan dengan : bermain peran berbagai perspektif, memimpin suatu rapat, mengatur dalam suatu kelompok, mengajarkan orang lain tentang suatu hal, berlatih memberi dan menerima umpan balik, membendingkan informasi dengan orang lain, mewawancarai seorang ahli, melakukan proyek kerjasama, berkaitan dengan pengalaman pribadi. 

7. Kecerdasan Intrapersonal , lingkungan belajar diupayakan dengan : merangkai dan menetapkan serta mengejar suatu pribadi, menggambarkan perasaan tentang sesuatu, membuat suatu jurnal, mengomentari atau menilai hasil pekerjaannya, mengatur kecepatan sendiri dalam bekerja, bekerja sendirian/individu. 

8. Kecerdasan Natural , pembelajaran diupayakan dengan : belajar diluar ruangan dan langsung berkaitan dengan alam, mengamati fenomena alam, berkaitan dengan membengkitkan kepedulian dengan alam, menerapkan pembelajaran pertanian dan perikanan dan sebagainya. 

9. Kecerdasan Emosional , lingkungan belajar diupayakan dengan guru dalam mengawali pelajaran dengan sikap lemah lembut, dengan cara bertahap meningkatkan antusiame, suasana kelas seperti yang diinginkan siswa, hendaknya guru mengembangkan rasa humor yang dapat menurunkan ketegangan 

10. Kecerdasan Spiritual , dalam proses pembelajaran sebaiknya memperluas cakupan dari ayat- ayat Alquran serta makna-makna yang terkandung di dalamnya sehingga mengakar di dalam jiwa dan pikiran siswa dengan cara menarik hikmah dari materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa 

Dalam pembelajaran setiap model pembelajaran yang sangat beragam akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang beragam pula. Sehingga kecerdasan ganda siswa dapat dioptimalkan perkembangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif akan dapat mengembangkan sumua kecerdasan siswa, antara lain dengan cara : mengaktifkan seluruh indera siswa dengan memberdayakan semua kecerdasa yang dimiliki setiap siswa. 

Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada setiap siswa . Cara yang belajar yang dapat menjawab itu semua antara lain dengan pembelajran kontektual. Untuk mengoptimalkan peningkatan kecerdasan siswa sudah seharusnya para pendidik harus dapat merencanakan dan menerapkan pembelajaran aktif dalam RPP dan implementasi di kelas dengan baik.

Sabtu, 01 Desember 2012

MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG DAPAT MENGEMBANGKAN BELAJAR AKTIF ( Sebuah Catatan Lapangan Pembelajaran ) OLEH) * : TRISNO WIDODO GURU SMP NEGERI 11 BOGOR

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru. 

Pembelajaran Berpetualang (Pexels.com/Olly)


Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berko¬munikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. Pembelajaran kooperatif juga dapat dipakai sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklusif, yaitu sikap yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa di sekolah. 

Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki per¬bedaan dari segi agama, suku, prestasi, jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut. Sayangnya, dalam pembelajaran sehari-hari pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak saling berinteraksi untuk saling membelajarkan. Siswa dalam duduk berkelompok be¬kerja sendiri-sendiri. 

Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau mem¬perhatikan dua prinsip inti berikut. Pertama adalah adanya saling ketergantungan yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya menyelesaikan tugas dari guru. Prinsip yang kedua adalah adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan pene¬rapan yang sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran dapat dihindari. 

Saat ini telah banyak model pembelajaran yang dapat dicoba dan dipraktikan dalam pembelajaran dikelas. Salah satunya adalah model pembelajaran berpetuangan. MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG Ketika telah banyak model pembelajaran yang diterapkan dikelas, penulis mempunyai ide untuk melakukan pembelajaran yang lain dengan menemukan model pembelajaran baru , pelaksanaan model ini siswa belajar di luar kelas. Kebetulan penulis mengajar IPS pada jam ke 5-6 dikelas VIII G di SMP Negeri 11 Kota Bogor. Terlebih dahulu penulis menyiapkan bahan berupa 10 pertanyaan pada materi “Pelaku Ekonomi”. 

Selanjutnya pada dari 10 pertanyaan di gunting satu persatu dan ditempelkan pada kertas karton. Pada istirahat pertama , kesepuluh kertas karton yang berisi pertanyaan diletakkan tersebar disudut sekolah. Ada yang diberikan di tiang bendera ada yang di tangga kelas dan ada pula di bawah pot koridor sekolah. Agar menarik dan menantang karton-karton pertannyaan tersebut diletakkan pada tempat-tempat tersembunyi. Selanjutnya penulis masuk kelas VIII G berjalan seperti biasa. Penulis melakukan kegiatan pembukaan dalam proses KBM antara lain menyampaikan tujuan pembelajaran , melemparkan beberapa pertanyaan tingkat tinggi yang menggiring pada pencapaian tujuan dan memperkenalkan model pembelajaran berpetualang kepada siswa. 

Selanjutnya siswa dalam kelompoknya diberitugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi selama 10 menit. Sebenarnya saat pertemuan yang lalu siswa juga telah diberi tugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi di rumah. Selesai membaca buku paket , siswa secara berkelompok diberi tugas untuk mencari pertanyaan-pertanyaan yang telah disebar dilingkungan sekolah dan menjawabnya dengan baik pada kertas yang telah disiapkan. Siswa hanya diberikan tugas menjawab 10 pertanyaan yang dibuat. Kegiatan mencari pertanyaan dalam areal sekolah penulis namakan model pembelajaran berpetualang. 

Kesempatan untuk berpetualang penulis beri waktu 40 menit. Suasana menyenangkan akan terlihat dimana siswa mencari tantangan dengan menemukan soal-soal yang “disembunyikan “ dilingkungan sekolahnya. Dalam pembelajaran ini ada suasana kebersamaan dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa dalam kelompoknya. Siswa mendapatkan soal kemudian secara berkelompok menjawabnya dan mencari lagi soal dan menjawabnya kembali yang berjalan terus menerus , hingga selesai. Setelah 40 menit berlalu , siswa disuruh kembali lagi ke kelas. Selanjutnya setiap kelompok yang dapat menemukan 10 pertanyaan dan telah menjawabnya diberikan kesempatan pertama untuk melakukan presentasi kelompok. 

Dan secara bergiliran apabila waktu masih leluasa sumua kelompok presentasi, tetapi kalau waktu hanya sedikit , guru mempersilahkan 2 kelompok lagi . Presentasi kedua bagi kelompok yang dapat menemukan dan menjawab 9 pertanyaan, sedangkan presentasi yang terakhir bagi kelompok yang paling sedikit menemukan dan menjawab pertanyaan. Dalam presentasi kelompok guru memberikan kesempatan siswa secara berkelompok menilai hasil presentasi kelompok lain. Agar dalam presentasi seluruh siswa tetap fokus dalam pembelajaran, maka disela-sela presentasi kelompok guru menyampaikan Ice Breaking . 

Pada akhir proses kegiatan belajar diadakan refleksi pembelajaran antara lain guru menanyakan kepada siswa : • Apakah pembelajaran hari ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran ? • Apakah hal baru apa yang anda peroleh dalam pembelajaran hari ini ? • Apakah manfaatnya anda belajar dengan materi pelaku ekonomi ? Setelah ini diakhir kegiatan guru memberikan tugas tidak terstruktur yakni mencari gambar pelaku ekonomi dalam majalah atau internet dan diberi komentar serta dikumpulkan minggu depan. 

 Dari rangkaian catatan penulis tentang pengalaman lapangan di SMP Negeri 11 Kota Bogor , patut dapat dijadikan rujukan untuk coba mengembangkan pembelajaran aktif disekolah anda. Selamat mencoba , siswa selalu haus inovasi akan pembelajaran yang terapkan.

Kamis, 05 Juli 2012

Tidak ada siswa "Bodoh" dalam pendidikan modern

Setelah melihat tayangan video siswa Singapura yang berjudul “ I don’t suppit “, semua label tentang siswa yang di anggap “bodoh” harus kita akhiri. Mencermati isi video tersebut seorang ibu yang dengan kerasnya memaksanakan kehendak anaknya yang berumur 11 tahun bernama Liu Koping untuk dapat pandai matematika. 

Anak harus percaya diri (Pexels.com/Pavel Danilyuk)


Karena menurutnya siswa yang pandai matematika nantinya hidupnya akan berhasil. Anak tersebut dipaksa untuk dapat nilai matematika dengan baik. Tetapi hasilnya dalam ulangan selalu buruh. Berbagai cara dilakukan oleh orang tuanya. Bahan setiap belajar selalu ditekan, dibanding-bandingkan dan dipukuli. Rotan selalu ada menemaninya setiap belajar dan siap dipukulkan oleh ibunya apabila mengajarinya . 

Bahkan ayahnya tidak dapat berbuat banyak oleh sikap istrinya dalam mendidik Liu Koping. Liu Koping sebenarnya pandai menggambar. Namun setiap belajar menggambar kalau ketahuan ibunya akan di sobek-sobek dan dinasehati serta dimarahi. Singkat kata dalam cerita itu , Liu Koping mendapatkan nilai jelek lagi pada ulangan matematika. Iapun menangis dan takut kalau ibunya marah . Namun setelah tiba dirumah didapati ibunya sedang sakit. 

Dengan gemetar ia menghampiri ibunya dan sambil menangis , ia minta maaf untuk kesekian kalinya dan ulangannya masih dapat nilai jelek walaupun ia telah berupaya. Rupanya ibunya menyadarinya bahwa kemampuan Koping dalam matematika memang tidak dapat berkembang dan putus asa. Rupanya dalam keterharuan antara Ibu- Ayah dan -Koping , tiba-tiba gurunya datang kerumah dan menceritakan kehebatan koping kepada ibunya. Ibunya hampir tidak percaya … setelah itu ibu gurunya menceritakan bahwa lukisan Liu Koping dikirimkan oleh gurunya dan menjadi Juara Kedua di Lomba Lukisan anak di Los Anggeles Amerika Serikat. 

Mendengar cerita itu Liu Koping menjadi percaya diri dan berbinar-binar . Begitu pula Ibunya sadar dan merangkul anaknya karena merasa bersalah dan idak menghargai potensi ananknya yang pintar melukis. Ibunya langsung sehat dan dapat membanggakan anaknya. Melihat cerita tadi, sungguh menjadi pelajaran kita bersama , sebagai guru, sebagai oarang tua dan sebagai pemerhati pendidikan. Kalau kita sejak dini mengetahu potensi anak atau siswanya dan dapat mengembangkannya dengan baik , anak kita akan hebat dan tumbuh berkembang menjadi orang hebat. Sebenarnya tidak ada siswa yang ” Bodoh” kalau kita menegetahui dan dapat mengembangkan potensinya. 

Untuk itu kita sebagai guru, sebagai orang tua tidak boleh mengecap akan bodoh, apabila siswa tersebut tidak sesuai dengan kehendak kita atau pendapat kita. Kita harus dapat mencari tahu apa kelebihan di sisi yang lain apabila ada siswa atau anak kita mempunyai suatu kelemahan. Karena sesungguhnya seorang anak selalu mempunyai dua sisi kelemahan dan kelebihan. Kita sebagai guru maupun orang tua harus selalu mencari dan mengetahui kelemahan dan kelebihan anak atau siswa kita. Sebenarnya memang tidak ada anak yang “Bodoh ” itu . Yang ada anak yang kurang mendapatkan proses pembelajaran dengan baik, sehingga potensi yang ada pada dirinya kurang dapat dikembangkan. 

Mulai sekarang janganlah kita memberi label atau cap anak kita atau siswa kita bodoh. Apabila menghadapi siswa yang kesulitan dalam belajar selalu putus asa dan mengecap anak bodoh , maka yang sebenarnya bodoh itu kita sendiri karena kurang dapat menggali potensi siswanya. Rasa keputus -asaan kita harus kita hilangkan dengan selalu meningkatkan profesionalime dan ketrampilan mengajar yang variatif sehingga kita dapat meningkatkan kualitas kita dan meningkatkan mutu pendidikan anak kita. 

Sehingga kata-kata yang jelas memberi lebel anak-anak atau siswa kita yang jelek-jelek bahkan semua anggota kebon binatang disebut semua , tidak ada lagi. Kalau melihat hal yang demikian dengan mengecap anak kita bodoh noway sekarang tidak lagi. Kita akan malu …. Tengok saja sejarah orang-orang hebat dunia seperti Thomas Alfa Edison dengan percobaan listrik sampai sibuan kali dan akhirnya berhasil . Contoh lainnya Albert Einstein penemu nukir , semua beranjak dari orang-orang yang di-sangka-kan bodoh tetapi nyatanya ia orang hebat di dunia.

Jangan Berkata "Bodoh" dalam mendidik anak

Setelah melihat tayangan video siswa Singapura yang berjudul “ I am don’t suppit “, semua label tentang siswa yang di anggap “bodoh” harus kita akhiri. Mencermati isi video tersebut seorang ibu yang dengan kerasnya memaksanakan kehendak anaknya yang berumur 11 tahun bernama Liu Koping untuk dapat pandai matematika. Karena menurutnya siswa yang pandai matematika nantinya hidupnya akan berhasil. Anak tersebut dipaksa untuk dapat nilai matematika dengan baik. Tetapi hasilnya dalam ulangan selalu buruh. 
Mendidik dengan kelebihan potensi anak (Pexels.com/Alekxander Dummer)


Berbagai cara dilakukan oleh orang tuanya. Bahan setiap belajar selalu ditekan, dibanding-bandingkan dan dipukuli. Rotan selalu ada menemaninya setiap belajar dan siap dipukulkan oleh ibunya apabila mengajarinya . Bahkan ayahnya tidak dapat berbuat banyak oleh sikap istrinya dalam mendidik Liu Koping. Liu Koping sebenarnya pandai menggambar. Namun setiap belajar menggambar kalau ketahuan ibunya akan di sobek-sobek dan dinasehati serta dimarahi. 

Singkat kata dalam cerita itu , Liu Koping mendapatkan nilai jelek lagi pada ulangan matematika. Iapun menangis dan takut kalau ibunya marah . Namun setelah tiba dirumah didapati ibunya sedang sakit. Dengan gemetar ia menghampiri ibunya dan sambil menangis , ia minta maaf untuk kesekian kalinya dan ulangannya masih dapat nilai jelek walaupun ia telah berupaya. 

Rupanya ibunya menyadarinya bahwa kemampuan Koping dalam matematika memang tidak dapat berkembang dan putus asa. Rupanya dalam keterharuan antara Ibu- Ayah dan -Koping , tiba-tiba gurunya datang kerumah dan menceritakan kehebatan koping kepada ibunya. Ibunya hampir tidak percaya … setelah itu ibu gurunya menceritakan bahwa lukisan Liu Koping dikirimkan oleh gurunya dan menjadi Juara Kedua di Lomba Lukisan anak di Los Anggeles Amerika Serikat. 

Mendengar cerita itu Liu Koping menjadi percaya diri dan berbinar-binar . Begitu pula Ibunya sadar dan merangkul anaknya karena merasa bersalah dan idak menghargai potensi ananknya yang pintar melukis. Ibunya langsung sehat dan dapat membanggakan anaknya. Melihat cerita tadi, sungguh menjadi pelajaran kita bersama , sebagai guru, sebagai oarang tua dan sebagai pemerhati pendidikan. Kalau kita sejak dini mengetahu potensi anak atau siswanya dan dapat mengembangkannya dengan baik , anak kita akan hebat dan tumbuh berkembang menjadi orang hebat. 

Sebenarnya tidak ada siswa yang ” Bodoh” kalau kita menegetahui dan dapat mengembangkan potensinya. Untuk itu kita sebagai guru, sebagai orang tua tidak boleh mengecap akan bodoh, apabila siswa tersebut tidak sesuai dengan kehendak kita atau pendapat kita. Kita harus dapat mencari tahu apa kelebihan di sisi yang lain apabila ada siswa atau anak kita mempunyai suatu kelemahan. Karena sesungguhnya seorang anak selalu mempunyai dua sisi kelemahan dan kelebihan. 

Kita sebagai guru maupun orang tua harus selalu mencari dan mengetahui kelemahan dan kelebihan anak atau siswa kita. Sebenarnya memang tidak ada anak yang “Bodoh ” itu . Yang ada anak yang kurang mendapatkan proses pembelajaran dengan baik, sehingga potensi yang ada pada dirinya kurang dapat dikembangkan. Mulai sekarang janganlah kita memberi label atau cap anak kita atau siswa kita bodoh. Apabila menghadapi siswa yang kesulitan dalam belajar selalu putus asa dan mengecap anak bodoh , maka yang sebenarnya bodoh itu kita sendiri karena kurang dapat menggali potensi siswanya. 

Rasa keputus -asaan kita harus kita hilangkan dengan selalu meningkatkan profesionalime dan ketrampilan mengajar yang variatif sehingga kita dapat meningkatkan kualitas kita dan meningkatkan mutu pendidikan anak kita. Sehingga kata-kata yang jelas memberi lebel anak-anak atau siswa kita yang jelek-jelek bahkan semua anggota kebon binatang disebut semua , tidak ada lagi. 

Kalau melihat hal yang demikian dengan mengecap anak kita bodoh noway sekarang tidak lagi. Kita akan malu …. Tengok saja sejarah orang-orang hebat dunia seperti Thomas Alfa Edison dengan percobaan listrik sampai sibuan kali dan akhirnya berhasil . Contoh lainnya Albert Einstein penemu nukir , semua beranjak dari orang-orang yang di-sangka-kan bodoh tetapi nyatanya ia orang hebat di dunia.

Minggu, 04 Desember 2011

Lembar Kerja Siswa


LEMBAR KERJA YANG BAIK MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN
Oleh : Trisno Widodo
 Guru SMP Negeri 11 Kota Bogor




P
endidikan  kita tidak hanya dapat menjawab sekerat  kata , sehingga  terkesan tidak ada apa-apanya.  Pandangan  ini  dapat terlontar karena melihat perkembangan  budaya ,  globalisasi  dan perkembangan  ilmu pengetahuan ,  pendidikan kita mengalami kegagalan atau jalan di tempat.  Sebagai hasilnya meskipun terdapat unsur positif,  unsur negatif  menjadi perhatian. Oleh sebab itu paradigma baru pendidikan harus secara nyata dapat mengubah mutu pendidikan kita sejajar dengan bangsa lainnya yang telah maju.

Belajar  sebenarnya mencetak orang yang mandiri, sebab  orang yang berhasil dalam hidupnya bukan orang yang pintar tetapi orang yang mandiri. Disinilah keberadaan seorang guru hendaknya dapat mengajar dengan baik  yaitu dengan  membelajarakan anak belajar atau mengajak anak belajar.

Belajar itu Asik (Pexels.com/Polesie Toys)


Mengajar dengan baik harus prioritas utama guru . Saat ini dengan berlakunya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , guru sebagai suatu profesi harus dilakukan dengan profesional. Saat ini guru yang profesional menjadi tuntutan masyarakat, karena guru sebagai ujung tombak meningkatnya mutu pendidikan bangsa dicita-citakan bersama . Untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa sejajar dengan bangsa lain telah maju maka diperlukan upaya nyata dengan meningkatkan kompetensi dan profesionalime guru. Diharapkan guru yang kompeten dan professional akan menghasilkan generasi bangsa  yang handal , mewujudkan masyarakat ulet , tangguh dan mandiri di tengah-tengah persaingan dengan bangsa lainnya.

Salah satu upaya nyata dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah guru harus   melakukan pembuatan bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembuatan bahan ajar mutlak harus dilakukan guru dengan membuat lembar kerja atau lembar tugas dalam setiap pembelajaran.
Memang saat ini telah banyak lembar kerja siswa yang digunakan guru baik dibuat oleh guru sendiri maupun oleh penerbit. Namun semua itu kenyataannya bukanlah membuat pembelajaran menjadi efektif .Karena isi dari lembar kerja siswa bersifat membelenggu siswa dengan banyaknya soal-soal yang harus dikerjakan dan dirasakan banyak membebani siswa.  Begitu pula guru juga dibelenggu oleh LKS karena harus memeriksa hasil pekerjaan anak dan pesan dalam kompetensi dasar dan indicator dalam pembelajaran tidak tersampaikan dengan maksimal.

Bagaimana lembar kerja dapat membuat belejar efektif dan meningkatkan kualitas pembelajaran ? Kita harus membuat lembar kerja maupun lembar tugas sendiri yang mengandung kaidah pembuatan lembar kerja efektif. Dalam kegiatan di DBE3 telah mendapatkan cara baru pembuatan lembar kerja yang efektif dan terbukti ampuh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Saat ini lembar kerja maupun lembar tugas dibuat guru harus lebih simple , tetapi mempunyai kandungan isi dan kegiatan pembelajaran yang lebih bermakna. Lembar kerja maupun lembar tugas harus dapat menggali potensi wawasan dan  ide siswa yang maksimal , dapat mengandung pemecahan masalah atau solusi  baik  dalam suatu tema /topic pembahasan. Dalam LK maupun LT dapat menampilkan gambar-gambar yang menarik sehingga dapat sebagai sumber belajar yang harus ditanggapi atau didiskusikan. Lembar kerja maupun lembar tugas jangan banyak mengadung pertanyaan pilihan ganda yang sangat banyak. Disetiap LK dan LT sebaiknya hanya mempunyai 3 – 5 pertanyaan / perintah dengan pertanyaan tingkat tinggi dan harus dibahas dan didiskusikan dalam kegiatan proses pembelajaran . Dengan demikian lember kerja maupun lembar tugas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri dan pada akhirnya akan meningkatkan mutu kompetensi dan hasil belajar siswa.




Gambar : Contoh LK yang baik

 

Berdasarkan pengalaman penulis lembar kerja yang telah dikembangkan sangat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Disamping itu siswa tidak terbelenggu lagi dengan soal-soal yang harus dikerjakan dan sangat membebani. Begitu juga dalam pembelajaran siswa banyak melakukan penggalian ide, wawasan dan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. Interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran berjalan sangat baik. Diskusi pemecahan masalah dalam pembelajaran semakin sering dilakukan baik dalam kelompok belajar maupun saat presentasi hasil diskusi. Kegiatan berbelanja ke kelompok lain maupun mengomentari kelompok lain semakin sering dilakukan dalam pembelajaran. Begitu pula menilai hasil karya kelompok lain dan menerima saran atau pendapat kelompok lain dapat dilakukan dengan baik dalam proses pembelajaran.





Gambar : Kondisi Pembelajaran yang efektif


Hal ini berdasarkan catatan jurnal refleksi pembelajaran yang dilakukan guru  , dapat terlihat nyata menggunakan  lembar kerja maupun lembar tugas yang baik sangat membantu guru melakukan pembelajaran yang efektif dan meningkatkan kualitas proses pembelajarannya. Kemampuan siswa dapat lebih tergali secara total begitu juga guru semakin meningkatkan ketrampilan mengajar dan semakin professional. Secara umum kalau semua guru melakukan terobosan dan inovasinya dalam proses pembelajaran , pemelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan oleh guru. Dengan kemampuan guru yang semakin professional , maka cita-cita paradigma baru pendidikan yang dapat mensejajarkan dengan bangsa lainnya yang telah maju dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa dapat segera kita wujudkan bersama.