Minggu, 04 Desember 2011

Lembar Kerja Siswa

LEMBAR KERJA YANG BAIK MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN
Oleh : Trisno Widodo
 Guru SMP Negeri 11 Kota Bogor




P
endidikan  kita tidak hanya dapat menjawab sekerat  kata , sehingga  terkesan tidak ada apa-apanya.  Pandangan  ini  dapat terlontar karena melihat perkembangan  budaya ,  globalisasi  dan perkembangan  ilmu pengetahuan ,  pendidikan kita mengalami kegagalan atau jalan di tempat.  Sebagai hasilnya meskipun terdapat unsur positif,  unsur negatif  menjadi perhatian. Oleh sebab itu paradigma baru pendidikan harus secara nyata dapat mengubah mutu pendidikan kita sejajar dengan bangsa lainnya yang telah maju.

Belajar  sebenarnya mencetak orang yang mandiri, sebab  orang yang berhasil dalam hidupnya bukan orang yang pintar tetapi orang yang mandiri. Disinilah keberadaan seorang guru hendaknya dapat mengajar dengan baik  yaitu dengan  membelajarakan anak belajar atau mengajak anak belajar.

Mengajar dengan baik harus prioritas utama guru . Saat ini dengan berlakunya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , guru sebagai suatu profesi harus dilakukan dengan profesional. Saat ini guru yang profesional menjadi tuntutan masyarakat, karena guru sebagai ujung tombak meningkatnya mutu pendidikan bangsa dicita-citakan bersama . Untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa sejajar dengan bangsa lain telah maju maka diperlukan upaya nyata dengan meningkatkan kompetensi dan profesionalime guru. Diharapkan guru yang kompeten dan professional akan menghasilkan generasi bangsa  yang handal , mewujudkan masyarakat ulet , tangguh dan mandiri di tengah-tengah persaingan dengan bangsa lainnya.

Salah satu upaya nyata dalam meningkatkan profesionalisme guru adalah guru harus   melakukan pembuatan bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembuatan bahan ajar mutlak harus dilakukan guru dengan membuat lembar kerja atau lembar tugas dalam setiap pembelajaran.
Memang saat ini telah banyak lembar kerja siswa yang digunakan guru baik dibuat oleh guru sendiri maupun oleh penerbit. Namun semua itu kenyataannya bukanlah membuat pembelajaran menjadi efektif .Karena isi dari lembar kerja siswa bersifat membelenggu siswa dengan banyaknya soal-soal yang harus dikerjakan dan dirasakan banyak membebani siswa.  Begitu pula guru juga dibelenggu oleh LKS karena harus memeriksa hasil pekerjaan anak dan pesan dalam kompetensi dasar dan indicator dalam pembelajaran tidak tersampaikan dengan maksimal.

Bagaimana lembar kerja dapat membuat belejar efektif dan meningkatkan kualitas pembelajaran ? Kita harus membuat lembar kerja maupun lembar tugas sendiri yang mengandung kaidah pembuatan lembar kerja efektif. Dalam kegiatan di DBE3 telah mendapatkan cara baru pembuatan lembar kerja yang efektif dan terbukti ampuh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Saat ini lembar kerja maupun lembar tugas dibuat guru harus lebih simple , tetapi mempunyai kandungan isi dan kegiatan pembelajaran yang lebih bermakna. Lembar kerja maupun lembar tugas harus dapat menggali potensi wawasan dan  ide siswa yang maksimal , dapat mengandung pemecahan masalah atau solusi  baik  dalam suatu tema /topic pembahasan. Dalam LK maupun LT dapat menampilkan gambar-gambar yang menarik sehingga dapat sebagai sumber belajar yang harus ditanggapi atau didiskusikan. Lembar kerja maupun lembar tugas jangan banyak mengadung pertanyaan pilihan ganda yang sangat banyak. Disetiap LK dan LT sebaiknya hanya mempunyai 3 – 5 pertanyaan / perintah dengan pertanyaan tingkat tinggi dan harus dibahas dan didiskusikan dalam kegiatan proses pembelajaran . Dengan demikian lember kerja maupun lembar tugas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri dan pada akhirnya akan meningkatkan mutu kompetensi dan hasil belajar siswa.




Gambar : Contoh LK yang baik

 

Berdasarkan pengalaman penulis lembar kerja yang telah dikembangkan sangat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Disamping itu siswa tidak terbelenggu lagi dengan soal-soal yang harus dikerjakan dan sangat membebani. Begitu juga dalam pembelajaran siswa banyak melakukan penggalian ide, wawasan dan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. Interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran berjalan sangat baik. Diskusi pemecahan masalah dalam pembelajaran semakin sering dilakukan baik dalam kelompok belajar maupun saat presentasi hasil diskusi. Kegiatan berbelanja ke kelompok lain maupun mengomentari kelompok lain semakin sering dilakukan dalam pembelajaran. Begitu pula menilai hasil karya kelompok lain dan menerima saran atau pendapat kelompok lain dapat dilakukan dengan baik dalam proses pembelajaran.





Gambar : Kondisi Pembelajaran yang efektif


Hal ini berdasarkan catatan jurnal refleksi pembelajaran yang dilakukan guru  , dapat terlihat nyata menggunakan  lembar kerja maupun lembar tugas yang baik sangat membantu guru melakukan pembelajaran yang efektif dan meningkatkan kualitas proses pembelajarannya. Kemampuan siswa dapat lebih tergali secara total begitu juga guru semakin meningkatkan ketrampilan mengajar dan semakin professional. Secara umum kalau semua guru melakukan terobosan dan inovasinya dalam proses pembelajaran , pemelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan oleh guru. Dengan kemampuan guru yang semakin professional , maka cita-cita paradigma baru pendidikan yang dapat mensejajarkan dengan bangsa lainnya yang telah maju dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa dapat segera kita wujudkan bersama.

Sabtu, 03 Desember 2011

Model Pembelajaran Jigsaw

Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw dengan Membebaskan  Siswa Memilih Topik Bahasan Berdasarkan Kemampuan Awal
 ( Catatan kegiatan di Makasar )
Oleh : Trisno Widodo , DF Bogor dan Guru SMP Negeri 11 Bogor



Kegiatan TOT Fasnas di Makasar Tanggal 27- 30 Oktober 2010 yang lalu membawa sebuah catatan yang sangat berguna. Pada waktu itu Penulis dengan kelompok kerjanya mengidentifikasi masalah dan menemukan masalah yang diangkat kemudian di cari alternatif pemecahannya.

Berdasarkan keputusan yang diambil kelompok , akhirnya menemukan masalah dalam penerapan pembelajaran di kelas dimana kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif belum baik. Alternartif pemecahan yang disepakati yaitu membebaskan pada siswa untuk memilik suatu topik bahasan berdasarkan kemampuan awal. Dari soal pada lembar kerja siswa dibebaskan untuk memilih sendiri pertanyaan yang akan dibahas berdasarkan kemampuan awal siswa. Karena penulis dan kelompok kerja yakin bahwa kemampuan awal siswa berbeda-beda.

Pemilihan model pembelajaran yang dipilih adalah model jigsaw karena menurut kelompok model ini sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Barulah kelompok kerja membuat RPP, membuat Lembar kerja dan Media yang sesuai untuk pembelajaran di kelas.  Setelah dilakukan simulasi dan mendapatkan beberapa masukan dari kelompok lain , semakin percaya diri bahwa alternatif pemecahan masalah yang  dilakukan sudah bagus.

Setelah persiapan mengajar dilakukan kemudian RPP tersebut dipraktekan di SMPN 33 Kota Makasar. Pada saat penulis menjadi guru model siswa telah duduk berdasarkan kelompok belajarnya dengan jumlah 5-6 orang. Pada saat siswa akan melakukan kegiatan  mengerjakan LK, guru model membersilahkan siswa dalam kelompok belajar untuk memilih salah satu dari 4 pertanyaan yang ada dalam LK yang menurut siswa yang lebih mampu dikuasai untuk dijawab dengan baik. Namun dari 4 soal harus semuanya harus dipilih siswa. Jadi dari 4 soal tersebut ada yang dipilih lebih dari 1 orang. Setelah siswa memilih salah satu pertanyaan berdasarkan kemampuannya , selanjutnya kelompok asal bergabung dengan kelompok ahli. Didalam kelas tersebut semula ada 8 kelompok asal , berubah menjadi 4 kelompok ahli.

Berdasarkan pengamatan penulis dan pengamat dari kelompok kerja , permasalahan kerja sama dan keaktifan siswa dalam diskusi di kelompok ahli berjalan dengan baik. Setelah diskusi di kelompok ahli selesai , selanjutnya kembali pada kelompok awal. Berdasarkan pengamatan penulis dan pengamat dalam kelompok kerja juga kegiatan diskusi pada kelompok awal juga baik. Kerja sama dan keaktifan siswa dalam kelompok baik.

Hasil karya dari 8 kelompok juga bagus , baik jawaban dari pertanyaan pada LK dan kreatifitasnya  . Setelah kegiatan pratik pembelajaran dikelas selesai kemudian diadakan refleksi bersama guru model, pengamat, guru setempat dan konsultan. Hasil refleksi ditemukan beberapa masalah antara lain : kelompok awal belum heterogen dimana  ada kelompok yang jumlahnya 8 siswa dan ada yang 5 siswa , serta ada juga yang dalam kelompok banyak yang laki-laki atau banyak perempuannya. Perbaikannya dalam praktik yang kedua heterogenitas kelompok akan diratakan dahulu sebelum kegiatan dimulai.

Pada hari kedua melakukan praktik di SMPN 33 Kota Makasar mengunakan kelas yang berbeda , namun kondisi siswa sama dengan kelas dalam praktik pertama. Sebelum dilakukan pratik, siswa disebar baik julah dan pemeratan gender juga seimbang antara pria dan wanita. Guru model melakukan praktik berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang ada.

Fokus pengamatan diberikan pada saat siswa berdiskusi dalam kelompok ahli dan berdiskusi dalam kelompok asal. Semuanya berjalan dengan baik dengan baik. Bahkan kerjasama kelompok dan keatifan siswa dalam berdiskusi semakin baik. Sehingga hasil karya yang dipajang dan dipresentasikan semakin baik.

Berdasarkan pengalaman penulis , akhirnya dapat memberikan kesimpulan bahwa membebaskan siswa dalam pemilihan topik pertanyaan yang dikuasai sesuai dengan kemampuan awal adalah sangat baik . Karena akan lebih membuat siswa melakukan kegiatan lebih keras dalam kelompok belajarnya. Siswa akan lebih tergali potensinya secara optimal sehingga hasil diskusi dalam model jigsaw lebih hidup dan bermakna.

Selain itu guru telah menerapkan demokratisasi pembelajaran yang akan menimbulkan belajar lebih merangsang dalam menghasilkan inovasi-inovasi pembelajaran yang berkualitas.

Belajar itu Asik

MODEL PEMBELAJARAN “ KARANG BERGOYANG “
ALTERNATIF PEMBELAJARAN  YANG MENYENANGKAN
( Sebuah Catatan  Pembelajaran IPS SMP Negeri 11 Bogor )
Oleh ; Trisno Widodo





B
elajar kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling berinteraksi. Peserta didik yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami  proses belajar yang sangat efektif yang dapat memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru.

Penerapan pembelajaran kooperatif memberikan ketergantungan positif dalam suatu kelompok dan adanya tanggung-jawab individu dari anggota kelompok belajar. Untuk mencapai tujuan dalam belajar kelompok perlu menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak ragamnya. Para ahli pendidikan telah banyak menciptakan model-model pembelajaran, namun belum tentu semua model pembelajaran dapat efektif untuk diterapkan . Selain dibutuhkan ketrampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran juga harus didukung kondisi dan ketertarikan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran .

Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang mendapat respon yang baik dari peserta didik adalah karang bergoyang. Model pembelajaran karang bergoyang artinya menulis cerita atau membuat karangan secara berkelompok yang diselingi dengan gerakan bergoyang-goyang dengan suasana yang menyenangkan dan sangat berkesan. Sebenarnya model pembelajaran ini memodifikasi model pembelajaran yang ada yaitu MCK ( Menulis Cerita Kelompok ) yang dimodifikasi dengan gerakan bergoyang dari peserta didik pada saat sesudah dan sebelum melakukan tugasnya menggali potensi diri menuangkan pikiran dengan sebuah cerita atau karangan dalam bentuk tulisan pada kertas kerja yang telah disediakan.

Model pembelajaran karang bergoyang , adalah model pembelajaran dimana peserta didik dalam suatu kelompok ,  mempunyai tugas menulis cerita atau mengarang cerita secara individu. Selanjutnya cerita yang dihasilkan disusun atau dirangkai kembali yang merupakan hasil pekerjaannya bersama kelompoknya. Dalam model pembelajaran ini,  peserta didik dalam kelompok belajar diberikan masing-masing secarik kertas untuk menulis cerita secara bersama-sama tentang suatu topik pembahasan yang berikan komando oleh guru . Guru sebagai fasilitator dan memotivator dalam melakukan permainan ini , baik dalam memberikan perintah dan mengatur waktu serta memotivasi jalannya kegiatan pembelajaran ini. Guru memberitahuan aturan main dan perintah-perintah dengan jelas serta harus konsisten dengan pengaturan waktu selama kegiatan.

Kegiatan pembelajaran tersebut dimulai dengan guru memberikan tema atau topik pembahasan dalam masing-masing kelompok. Hendaknya guru membagi dalam kelompok belajar yang sesuai yaitu antara 4-5 orang peserta didik. Sedangkan peserta didik duduk dalam kelompoknya yang telah siap dengan kertas dan sebuah topik pembahasan atau tema. Selanjutnya guru memulai kegiatan pembelajaran karang goyang dengan suatu komando siap mulai !! Seluruh siswa dalam kelompok belajar memulai menulis cerita sesuai dengan tema yang dipilih menuliskan judul tema dan memulai menulis cerita dalam waktu 2-3 menit. Setelah kegiatan menulis peserta didik berlangsung 2-3 menit , guru  memberhentikan kerjanya dengan mengatakan stop goyang mang ... goyang mang , selanjutnya peserta didik berdiri semua dan kertas kerjanya digeser dan diberikan kepada teman dikelompoknya searah dengan jarum jam sambil melakukan bergoyang-goyang. Setelah itu, guru mengatakan mulai !! , kemudian temannya dalam kelompok tersebut meneruskan kembali dengan menuliskan karangannya pada kertas yang telah diterima dari temannya yang ada dihadapannya dengan waktu 2-3 menit. Kemudian guru memberikan komando memperhentikan kembali sambil menyerukan stop!!! goyang mang, dan  mulai !!! Maksudnya memulai menulis cerita lagi dengan kertas yang ada dihadapannya dalam waktu 2-3 menit. Permainan ini dilakukan secara serentak untuk semua kelompok dalam kelas tersebut . Permainan dengan model pembelajaran ini dapat dilakukan berulang-ulang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan , misalnya 15 menit . Kemudian setelah selesai , secara tim dalam kelompok memperbaiki hasil kerjanya dengan menyusun kembali dari salah satu kertas kerja yang dihasilkan , ke dalam kertas plano atau kertas karton atau kertas bekas kalender untuk menuliskan kembali hasil karangan secara baik. Apabila perlu agar hasil karya peserta didik itu dapat ditambahkan dengan hiasan dan lukisan yang menarik.

Setelah selesai hasil karya itu langsung dipajang di Mading kelas atau di tempel pada dinding kelas. Selanjutnya guru mempersilahkan seluruh peserta didik untuk berbelanja. Berbelanja disini maksudnya melihat-lihat hasil karya kelompok lain dan memberikan penilaian dan memberikan komentar terhadap temuan-temuan dari kelompok lain serta memberikan pertanyaan pada kelompok lain dengan secarik kertas pos-it atau kertas kecil.

Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya serta memberikan tanggapan dari beberapa komentar dan pertanyaan dari kelompok lain , secara bergantian. Pada akhir pembelajaran tidak lupa guru memberikan refleksi  dan memberikan kesimpulan tentang hasil pembelajaran hari ini. Dalam refleksi pembelajaran , hendaknya guru menyampaikan 3 hal yaitu : Hal apa yang kamu peroleh dalam belajar hari ini ? Manfaat apa kamu peroleh dalam belajar hari ini ? Dan bagaimana perasaanmu selama selama mengikuti pelajaran hari ini ? Dari refleksi pembelajaran akan dapat diketahui apakah pembelajaran hari ini telah tercapai atau belum, apakah dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna atau belum. 






Model Pembelajaran Karang Bergoyang yang Asik dan  Menyenangkan

Berdasarkan pengalaman penulis, model pembelajaran karang bergoyang ini membuat peserta didik terasa asik dan menyenangkan . Karena mereka membuat gerakan goyang yang menyenangkan. Peserta didik melakukan goyang yang bervariasi, misalnya ada yang bergoyang ngebor, ada yang bergoyang ngecor, ada yang bergoyang patah-patah , ada yang bergoyang-goyang asal-asalan, bahkan ada yang dapat menciptakan goyangan sendiri yang membuat peserta didik lainnya tertawa. Suasana canda dan tawa tercipta sewaktu guru menyuruh peserta didik stop dan menggeser pekerjaannya sambil bergoyang. Namun setelah guru memberi komando, mulai !! , suasana kelas nampak tenang kembali karena seluruh peserta didik berfikir keras dan menuangkan cerita kembali dengan menurus pada kertas dari temannya.

Pembelajaran dengan model ini berdasarkan pengamatan , secara kelompok kenerja seluruh tim dalam kelompok semakin baik dan kompak. Hal ini karena seluruh anggota kelompok melakukan kinerja yang baik, dimana semuanya menuangkan cerita didalam kertas, terjadi kerjasama yang baik dalam menyusun dan merangkaikan karangan untuk menjadi hasil kelompok dengan baik serta semua mempunyai peran masing-masing dalam kelompoknya. Demikian pula pada saat menampilkan hasil yang terbaik dan presentasi hasil karyanya semua anggota kelompok semakin padu dan ingin menampilkan hasil yang terbaik dalam bersaing antar kelompok.

Guru dapat menciptakan suatu kompetisi belajar yang baik dan juga dapat menciptakan suatu kondisi belajar yang sebenarnya. Maksudnya juga dapat berperan sebagai fasilitator, motivator dan sekaligus kreator dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal ini membuat menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Pembelajaran yang bermakna  dapat dilakukan apabila didalam kelas tercipta pembelajaran yang kooperatif. Dimana pembelajaran yang kooperatif merupakan  salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam pembelajaran tersebut memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling interaksi. Peserta didik yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnyasedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang dapat memberikan hasil belajar jauh lebih maksimal dari pada kalau ia mendengarkan penjalasan dari guru.

Model pembelajaran karang bergoyang ini salah satu dari contoh pembelajaran kooperatif. Dimana secara totalitas peserta didik diajak dalam proses belajar yang bermakna. Disini peserta didik diberikan kesempatan untuk mengmbangkan kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerjasama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. Apabila peserta didik sering disuguhi menu belajar yang menyenangkan seperti karang bergoyang ini, akan selalu diingat dalam memorinya karena mereka telah belajar dengan berbuat , dalam memecahkan suatu topik pembahasan. Dan hal ini akan selalu diingat dan dikenang, sehingga akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik .


Pembelajaran Model Karang Bergoyang di SMP Negeri 11 Bogor

Berdasarkan pengalaman  penulis menerapkan model pembelajaran karang bergoyang ini , pertama-tama peserta didik dalam kelompok belajar diberikan suatu tema pembahasan dimana tiap-tiap kelompok peserta didik  berbeda .
Dalam hal ini penulis telah sering melakukan pembelajaran model karang bergoyang dalam mengajar.  Misalnya menerapkan model ini dalam pembahasan tentang kerusakan lingkungan untuk pelajaran IPS dikelas VIII semester ganjil.

Guru membagi 8 kelompok belajar , dimana setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang dalam satu kelas. Setelah kelompok benar-benar siap belajar selanjutnya  kelompok 1 diberikan tema banjir, kelompok 2 diberikan tema kebakaran hutan, kelompok 3 diberikan tema  krisis air/kekeringan,kelompok 4 dengan tema pencemaran air, kelompok 5 diberikan tema pencemaran udara , kelompok 6 diberikan tema pencemaran air, kelompok 7 diberikan tema tanah longsor dan kelompok 8 diberikan tema gunung meletus .

Kemudian setelah setiap kelompok telah siap maka mulai dari kelua kelompoknya mulai menulis cerita berdasarkan tema selama 3 menit dalam kertas yang telah disediakan . Disini guru memberi aba-aba dengan menyuruh mulai ! Seluruh anggota tiap-tiap kelompok memulai menulis . Setelah 3 menit berlalu guru memerintahkan dengan mengatakan stop geser ...goyang mang!! (maksudnya kertas pekerjaan dari yang dituliskan tiap anggota kelompok suruh untuk digeser /diberikan kepada anggota kelompoknya searah jarum jam , sambil melakukan gerakan goyang-goyang ). Kemudian guru mengucapkan , mulai !! , untuk kembali meneruskan cerita yang ditulis temannya selama 2 menit. Setelah 2 menit berlalu guru mengucapkan stop, geser goyang mang!! ( anggota kelompok memberikan kertas pekerjaannya kepada anggota kelompok seterusnya searah jarum jam sambil bergoyang ). Kemudian guru mengucapkan kembali mulai!!, untuk kembali meneruskan cerita yang tuliskan dari anggota sebelumnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga pada waktu yang telah ditentukan, guru mengucapkan stop finis!! ,sehingga seluruh kelompok yang ada dikelas tersebut harus berhenti.

Setelah selesai, barulah kelompok menyusun kembali cerita yang ditulis dari tiap kelompok. Mungkin pada waktu penulisan belum selesai, tidak nyambung, kurang lengkap dan sebagainya, sehingga perlu ditulis kembali dengan menggunakan kertas plano atau kertas karton atau dengan kalender bekas dan spidol berwarna yang dilengkapi dengan lukisan dan hiasan , agar hasil karyanya lebih menarik.

Kemudian setelah semuanya selesai , hasil pekerjaan tiap-tiap kelompok ditempel dimading kelas. Selanjutnya setiap kelompok mengunjungi kelompok lain sambil memberikan penilaian , menanyakan atau membuat pertanyaan berkaitan dengan tema yang dibuat, dan memberikan komentar tentang temuan –temuannya dengan memakai kertas pos-it atau kertas kecil atau langsung ditulis dibagian kertas yang kosong.

Setelah itu barulah dilakukan presentasi kelompok dan sekaligus menanggapi pertanyaan dan komentar dari kelompok lain. Dalam presentasi tersebut kelompok lain memberikan umpan balik dan penilaian hasil karya penulisan cerita dari kelompok lain. Disamping itu guru juga mengumumkan hasil karya terbaik dalam suatu pekerjaan yang dihasilkan dan diberikan penghargaan dan ucapan terima kasih.

Ternyata berdasarkan pengalaman tadi model pembelajaran karang bergoyang ini sangat efektif dalam proses pembelajaran. Apabila karakter dari Mata Pelajaran IPS yang bersifat informasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan , Model pembelajaran ini layak dicoba , karena hasilnya nyata terbukti mengefektifkan belajar. Guru semakin profesional dan dapat menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Penulis juga memperkenalkan model ini pada kegiatan pelatihan replikasi  guru-guru di Bogor  mendapatkan respon yang baik. Bahkan saat ini selain model TGT ( Time Game Turnamen ) , model karang bergoyang juga ngetren di Bogor. Selain respon dari peserta didik juga respon dari guru-guru di Bogor sangat baik dan telah banyak pula guru-guru menggunakan model ini dalam proses pembelajaran. Selamat mencoba pasti anda akan merasakannya. Semoga dengan guru banyak berinovasi menciptakan atau memodifikasi pembelajaran yang menyenangkan, akan tercipta pembelajaran yang mengasikan, menyenangkan dan bermakna di dalam kelas. Hal ini akan menghasilkan proses dan hasil belajar peserta didik yang semakin hebat dan berkualitas.



Daftar Pustaka :
______, Pembelajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 (Modul Pelatihan), Jakarta : DBE3 Mei 2009.
______, Pembelajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 3 (Modul Pelatihan), Jakarta : DBE3 Mei 2009.

Model pembelajaran petualangan

MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG DAPAT MENGEMBANGKAN BELAJAR AKTIF ( Sebuah Catatan Lapangan Pembelajaran ) OLEH) * : TRISNO WIDODO GURU SMP NEGERI 11 BOGOR Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berko¬munikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. Pembelajaran kooperatif juga dapat dipakai sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklusif, yaitu sikap yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa di sekolah. Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki per¬bedaan dari segi agama, suku, prestasi, jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut. Sayangnya, dalam pembelajaran sehari-hari pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak saling berinteraksi untuk saling membelajarkan. Siswa dalam duduk berkelompok be¬kerja sendiri-sendiri. Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau mem¬perhatikan dua prinsip inti berikut. Pertama adalah adanya saling ketergantungan yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya menyelesaikan tugas dari guru. Prinsip yang kedua adalah adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan pene¬rapan yang sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran dapat dihindari. Saat ini telah banyak model pembelajaran yang dapat dicoba dan dipraktikan dalam pembelajaran dikelas. Salah satunya adalah model pembelajaran berpetuangan. MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG Ketika telah banyak model pembelajaran yang diterapkan dikelas, penulis mempunyai ide untuk melakukan pembelajaran yang lain dengan menemukan model pembelajaran baru , pelaksanaan model ini siswa belajar di luar kelas. Kebetulan penulis mengajar IPS pada jam ke 5-6 dikelas VIII G di SMP Negeri 11 Kota Bogor. Terlebih dahulu penulis menyiapkan bahan berupa 10 pertanyaan pada materi “Pelaku Ekonomi”. Selanjutnya pada dari 10 pertanyaan di gunting satu persatu dan ditempelkan pada kertas karton. Pada istirahat pertama , kesepuluh kertas karton yang berisi pertanyaan diletakkan tersebar disudut sekolah. Ada yang diberikan di tiang bendera ada yang di tangga kelas dan ada pula di bawah pot koridor sekolah. Agar menarik dan menantang karton-karton pertannyaan tersebut diletakkan pada tempat-tempat tersembunyi. Gambar : Pembelajaran Aktif di SMP Negeri 11 Kota Bogor Selanjutnya penulis masuk kelas VIII G berjalan seperti biasa. Penulis melakukan kegiatan pembukaan dalam proses KBM antara lain menyampaikan tujuan pembelajaran , melemparkan beberapa pertanyaan tingkat tinggi yang menggiring pada pencapaian tujuan dan memperkenalkan model pembelajaran berpetualang kepada siswa. Selanjutnya siswa dalam kelompoknya diberitugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi selama 10 menit. Sebenarnya saat pertemuan yang lalu siswa juga telah diberi tugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi di rumah. Selesai membaca buku paket , siswa secara berkelompok diberi tugas untuk mencari pertanyaan-pertanyaan yang telah disebar dilingkungan sekolah dan menjawabnya dengan baik pada kertas yang telah disiapkan. Siswa hanya diberikan tugas menjawab 10 pertanyaan yang dibuat. Kegiatan mencari pertanyaan dalam areal sekolah penulis namakan model pembelajaran berpetualang. Kesempatan untuk berpetualang penulis beri waktu 40 menit. Suasana menyenangkan akan terlihat dimana siswa mencari tantangan dengan menemukan soal-soal yang “disembunyikan “ dilingkungan sekolahnya. Dalam pembelajaran ini ada suasana kebersamaan dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa dalam kelompoknya. Siswa mendapatkan soal kemudian secara berkelompok menjawabnya dan mencari lagi soal dan menjawabnya kembali yang berjalan terus menerus , hingga selesai. Setelah 40 menit berlalu , siswa disuruh kembali lagi ke kelas. Selanjutnya setiap kelompok yang dapat menemukan 10 pertanyaan dan telah menjawabnya diberikan kesempatan pertama untuk melakukan presentasi kelompok. Dan secara bergiliran apabila waktu masih leluasa sumua kelompok presentasi, tetapi kalau waktu hanya sedikit , guru mempersilahkan 2 kelompok lagi . Presentasi kedua bagi kelompok yang dapat menemukan dan menjawab 9 pertanyaan, sedangkan presentasi yang terakhir bagi kelompok yang paling sedikit menemukan dan menjawab pertanyaan. Dalam presentasi kelompok guru memberikan kesempatan siswa secara berkelompok menilai hasil presentasi kelompok lain. Agar dalam presentasi seluruh siswa tetap fokus dalam pembelajaran, maka disela-sela presentasi kelompok guru menyampaikan Ice Breaking . Pada akhir proses kegiatan belajar diadakan refleksi pembelajaran antara lain guru menanyakan kepada siswa : • Apakah pembelajaran hari ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran ? • Apakah hal baru apa yang anda peroleh dalam pembelajaran hari ini ? • Apakah manfaatnya anda belajar dengan materi pelaku ekonomi ? Setelah ini diakhir kegiatan guru memberikan tugas tidak terstruktur yakni mencari gambar pelaku ekonomi dalam majalah atau internet dan diberi komentar serta dikumpulkan minggu depan. Dari rangkaian catatan penulis tentang pengalaman lapangan di SMP Negeri 11 Kota Bogor , patut dapat dijadikan rujukan untuk coba mengembangkan pembelajaran aktif disekolah anda. Selamat mencoba , siswa selalu haus inovasi akan pembelajaran yang terapkan.