endidikankita tidak hanya dapat menjawab sekeratkata , sehinggaterkesan tidak ada apa-apanya.Pandanganinidapat terlontar karena
melihat perkembanganbudaya ,globalisasidan perkembanganilmu pengetahuan
,pendidikan kita mengalami kegagalan
atau jalan di tempat.Sebagai hasilnya
meskipun terdapat unsur positif,unsur
negatifmenjadi perhatian. Oleh sebab
itu paradigma baru pendidikan harus secara nyata dapat mengubah mutu pendidikan
kita sejajar dengan bangsa lainnya yang telah maju.
Belajarsebenarnya mencetak orang yang mandiri, sebaborang yang berhasil dalam hidupnya bukan orang yang pintar tetapi orang
yang mandiri. Disinilah keberadaan seorang
guru hendaknya dapat mengajar dengan baik
yaitu dengan membelajarakan anak belajar atau
mengajak anak belajar.
Mengajar dengan baik harus prioritas utama
guru . Saat ini dengan berlakunya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ,
guru sebagai suatu profesi harus dilakukan dengan profesional. Saat ini guru
yang profesional menjadi tuntutan masyarakat, karena guru sebagai ujung tombak meningkatnya mutu
pendidikan bangsa dicita-citakan bersama . Untuk meningkatkan harkat dan
martabat bangsa sejajar dengan bangsa lain telah maju maka diperlukan upaya
nyata dengan meningkatkan kompetensi dan profesionalime guru. Diharapkan guru
yang kompeten dan professional akan menghasilkan generasi bangsayang handal , mewujudkan masyarakat ulet ,
tangguh dan mandiri di tengah-tengah persaingan dengan bangsa lainnya.
Salah satu upaya nyata dalam meningkatkan
profesionalisme guru adalah guru harus melakukan pembuatan bahan ajar untuk kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembuatan bahan ajar mutlak harus dilakukan guru dengan
membuat lembar kerja atau lembar tugas dalam setiap pembelajaran.
Memang saat ini telah banyak lembar kerja
siswa yang digunakan guru baik dibuat oleh guru sendiri maupun oleh penerbit.
Namun semua itu kenyataannya bukanlah membuat pembelajaran menjadi efektif .Karena isi dari lembar kerja
siswa bersifat membelenggu siswa
dengan banyaknya soal-soal yang harus dikerjakan dan dirasakan banyak membebani
siswa.Begitu pula guru juga dibelenggu oleh LKS karena harus
memeriksa hasil pekerjaan anak dan pesan dalam kompetensi dasar dan indicator
dalam pembelajaran tidak tersampaikan dengan maksimal.
Bagaimana lembar kerja dapat membuat
belejar efektif dan meningkatkan kualitas pembelajaran ? Kita harus membuat
lembar kerja maupun lembar tugas sendiri yang mengandung kaidah pembuatan
lembar kerja efektif. Dalam kegiatan di DBE3 telah mendapatkan cara baru pembuatan lembar kerja yang
efektif dan terbukti ampuh untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Saat ini lembar kerja maupun lembar tugas
dibuat guru harus lebih simple , tetapi mempunyai kandungan isi dan kegiatan
pembelajaran yang lebih bermakna. Lembar kerja maupun lembar tugas harus dapat
menggali potensi wawasan danide siswa
yang maksimal , dapat mengandung pemecahan masalah atau solusi baik dalam suatu tema /topic pembahasan. Dalam LK
maupun LT dapat menampilkan gambar-gambar yang menarik sehingga dapat sebagai
sumber belajar yang harus ditanggapi atau didiskusikan. Lembar kerja maupun
lembar tugas jangan banyak mengadung pertanyaan pilihan ganda yang sangat
banyak. Disetiap LK dan LT sebaiknya hanya mempunyai 3 – 5 pertanyaan /
perintah dengan pertanyaan tingkat tinggi dan harus dibahas dan didiskusikan
dalam kegiatan proses pembelajaran . Dengan demikian lember kerja maupun lembar
tugas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri dan pada akhirnya
akan meningkatkan mutu kompetensi dan hasil belajar siswa.
Gambar : Contoh LK yang baik
Berdasarkan pengalaman penulis lembar
kerja yang telah dikembangkan sangat membantu guru dalam menciptakan
pembelajaran yang efektif. Disamping itu siswa tidak terbelenggu lagi dengan
soal-soal yang harus dikerjakan dan sangat membebani. Begitu juga dalam
pembelajaran siswa banyak melakukan penggalian ide, wawasan dan pemecahan
masalah dalam proses pembelajaran. Interaksi antara guru dengan siswa maupun
siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran berjalan sangat baik. Diskusi
pemecahan masalah dalam pembelajaran semakin sering dilakukan baik dalam
kelompok belajar maupun saat presentasi hasil diskusi. Kegiatan berbelanja ke
kelompok lain maupun mengomentari kelompok lain semakin sering dilakukan dalam
pembelajaran. Begitu pula menilai hasil karya kelompok lain dan menerima saran
atau pendapat kelompok lain dapat dilakukan dengan baik dalam proses
pembelajaran.
Gambar : Kondisi Pembelajaran
yang efektif
Hal ini berdasarkan catatan jurnal
refleksi pembelajaran yang dilakukan guru , dapat terlihat nyata menggunakan lembar kerja maupun lembar tugas yang baik
sangat membantu guru melakukan pembelajaran yang efektif dan meningkatkan
kualitas proses pembelajarannya. Kemampuan siswa dapat lebih tergali secara
total begitu juga guru semakin meningkatkan ketrampilan mengajar dan semakin
professional. Secara umum kalau semua guru melakukan terobosan dan inovasinya
dalam proses pembelajaran , pemelajaran yang efektif dan bermakna dapat
dilakukan oleh guru. Dengan kemampuan guru yang semakin professional , maka
cita-cita paradigma baru pendidikan yang dapat mensejajarkan dengan bangsa
lainnya yang telah maju dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa dapat
segera kita wujudkan bersama.
Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw
dengan MembebaskanSiswa Memilih Topik
Bahasan Berdasarkan Kemampuan Awal
( Catatan kegiatan di Makasar )
Oleh : Trisno Widodo , DF Bogor dan
Guru SMP Negeri 11 Bogor
Kegiatan
TOT Fasnas di Makasar Tanggal 27- 30 Oktober 2010 yang lalu membawa sebuah
catatan yang sangat berguna. Pada waktu itu Penulis dengan kelompok kerjanya
mengidentifikasi masalah dan menemukan masalah yang diangkat kemudian di cari
alternatif pemecahannya.
Berdasarkan
keputusan yang diambil kelompok , akhirnya menemukan masalah dalam penerapan
pembelajaran di kelas dimana kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
kooperatif belum baik. Alternartif pemecahan yang disepakati yaitu membebaskan
pada siswa untuk memilik suatu topik bahasan berdasarkan kemampuan awal. Dari
soal pada lembar kerja siswa dibebaskan untuk memilih sendiri pertanyaan yang
akan dibahas berdasarkan kemampuan awal siswa. Karena penulis dan kelompok
kerja yakin bahwa kemampuan awal siswa berbeda-beda.
Pemilihan
model pembelajaran yang dipilih adalah model jigsaw karena menurut kelompok
model ini sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Barulah kelompok
kerja membuat RPP, membuat Lembar kerja dan Media yang sesuai untuk
pembelajaran di kelas.Setelah dilakukan
simulasi dan mendapatkan beberapa masukan dari kelompok lain , semakin percaya
diri bahwa alternatif pemecahan masalah yangdilakukan sudah bagus.
Setelah persiapan mengajar dilakukan kemudian RPP
tersebut dipraktekan di SMPN 33 Kota Makasar. Pada saat penulis menjadi guru
model siswa telah duduk berdasarkan kelompok belajarnya dengan jumlah 5-6
orang. Pada saat siswa akan melakukan kegiatanmengerjakan LK, guru model membersilahkan siswa dalam kelompok belajar
untuk memilih salah satu dari 4 pertanyaan yang ada dalam LK yang menurut siswa
yang lebih mampu dikuasai untuk dijawab dengan baik. Namun dari 4 soal harus
semuanya harus dipilih siswa. Jadi dari 4 soal tersebut ada yang dipilih lebih
dari 1 orang. Setelah siswa memilih salah satu pertanyaan berdasarkan
kemampuannya , selanjutnya kelompok asal bergabung dengan kelompok ahli.
Didalam kelas tersebut semula ada 8 kelompok asal , berubah menjadi 4 kelompok
ahli.
Berdasarkan pengamatan penulis dan pengamat dari kelompok
kerja , permasalahan kerja sama dan keaktifan siswa dalam diskusi di kelompok
ahli berjalan dengan baik. Setelah diskusi di kelompok ahli selesai , selanjutnya
kembali pada kelompok awal. Berdasarkan pengamatan penulis dan pengamat dalam
kelompok kerja juga kegiatan diskusi pada kelompok awal juga baik. Kerja sama
dan keaktifan siswa dalam kelompok baik.
Hasil karya dari 8 kelompok juga bagus , baik jawaban
dari pertanyaan pada LK dan kreatifitasnya. Setelah kegiatan pratik pembelajaran dikelas selesai kemudian diadakan
refleksi bersama guru model, pengamat, guru setempat dan konsultan. Hasil
refleksi ditemukan beberapa masalah antara lain : kelompok awal belum heterogen
dimanaada kelompok yang jumlahnya 8
siswa dan ada yang 5 siswa , serta ada juga yang dalam kelompok banyak yang
laki-laki atau banyak perempuannya. Perbaikannya dalam praktik yang kedua
heterogenitas kelompok akan diratakan dahulu sebelum kegiatan dimulai.
Pada hari kedua melakukan praktik di SMPN 33 Kota Makasar
mengunakan kelas yang berbeda , namun kondisi siswa sama dengan kelas dalam
praktik pertama. Sebelum dilakukan pratik, siswa disebar baik julah dan
pemeratan gender juga seimbang antara pria dan wanita. Guru model melakukan
praktik berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP
yang ada.
Fokus pengamatan diberikan pada saat siswa berdiskusi
dalam kelompok ahli dan berdiskusi dalam kelompok asal. Semuanya berjalan
dengan baik dengan baik. Bahkan kerjasama kelompok dan keatifan siswa dalam
berdiskusi semakin baik. Sehingga hasil karya yang dipajang dan dipresentasikan
semakin baik.
Berdasarkan pengalaman penulis , akhirnya dapat
memberikan kesimpulan bahwa membebaskan siswa dalam pemilihan topik pertanyaan
yang dikuasai sesuai dengan kemampuan awal adalah sangat baik . Karena akan lebih membuat siswa melakukan kegiatan
lebih keras dalam kelompok belajarnya. Siswa akan lebih tergali potensinya
secara optimal sehingga hasil diskusi dalam model jigsaw lebih hidup dan
bermakna.
Selain itu guru telah menerapkan demokratisasi
pembelajaran yang akan menimbulkan belajar lebih merangsang dalam menghasilkan
inovasi-inovasi pembelajaran yang berkualitas.
( Sebuah CatatanPembelajaran IPS SMP Negeri 11 Bogor )
Oleh ; Trisno Widodo
B
elajar kooperatif merupakan salah satu upaya untuk
mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar
kooperatif memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling berinteraksi. Peserta
didik yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya
sedang mengalamiproses belajar yang
sangat efektif yang dapat memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal
daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru.
Penerapan pembelajaran kooperatif memberikan
ketergantungan positif dalam suatu kelompok dan adanya tanggung-jawab individu
dari anggota kelompok belajar. Untuk mencapai tujuan dalam belajar kelompok
perlu menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran
kooperatif saat ini banyak ragamnya. Para ahli pendidikan telah banyak
menciptakan model-model pembelajaran, namun belum tentu semua model
pembelajaran dapat efektif untuk diterapkan . Selain dibutuhkan ketrampilan
guru dalam menerapkan model pembelajaran juga harus didukung kondisi dan
ketertarikan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran .
Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang
mendapat respon yang baik dari peserta didik adalah karang bergoyang. Model pembelajaran karang bergoyang artinya
menulis cerita atau membuat karangan secara berkelompok yang diselingi dengan
gerakan bergoyang-goyang dengan suasana yang menyenangkan dan sangat berkesan. Sebenarnya
model pembelajaran ini memodifikasi model pembelajaran yang ada yaitu MCK (
Menulis Cerita Kelompok ) yang dimodifikasi dengan gerakan bergoyang dari peserta
didik pada saat sesudah dan sebelum melakukan tugasnya menggali potensi diri menuangkan
pikiran dengan sebuah cerita atau karangan dalam bentuk tulisan pada kertas
kerja yang telah disediakan.
Model pembelajaran karang bergoyang , adalah model pembelajaran dimana peserta didik
dalam suatu kelompok , mempunyai tugas
menulis cerita atau mengarang cerita secara individu. Selanjutnya cerita yang
dihasilkan disusun atau dirangkai kembali yang merupakan hasil pekerjaannya
bersama kelompoknya. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik dalam kelompok belajar diberikan
masing-masing secarik kertas untuk menulis cerita secara bersama-sama tentang
suatu topik pembahasan yang berikan komando oleh guru . Guru sebagai
fasilitator dan memotivator dalam melakukan permainan ini , baik dalam
memberikan perintah dan mengatur waktu serta memotivasi jalannya kegiatan
pembelajaran ini. Guru memberitahuan aturan main dan perintah-perintah dengan
jelas serta harus konsisten dengan pengaturan waktu selama kegiatan.
Kegiatan pembelajaran tersebut dimulai dengan guru
memberikan tema atau topik pembahasan dalam masing-masing kelompok. Hendaknya
guru membagi dalam kelompok belajar yang sesuai yaitu antara 4-5 orang peserta
didik. Sedangkan peserta didik duduk dalam kelompoknya yang telah siap dengan
kertas dan sebuah topik pembahasan atau tema. Selanjutnya guru memulai kegiatan
pembelajaran karang goyang dengan suatu komando siap mulai !! Seluruh
siswa dalam kelompok belajar memulai menulis cerita sesuai dengan tema yang
dipilih menuliskan judul tema dan memulai menulis cerita dalam waktu 2-3 menit.
Setelah kegiatan menulis peserta didik berlangsung 2-3 menit , guru memberhentikan kerjanya dengan mengatakan stop
goyang mang ... goyang mang , selanjutnya peserta didik berdiri semua
dan kertas kerjanya digeser dan diberikan kepada teman dikelompoknya searah
dengan jarum jam sambil melakukan bergoyang-goyang. Setelah itu, guru
mengatakan mulai !! , kemudian temannya dalam kelompok tersebut meneruskan
kembali dengan menuliskan karangannya pada kertas yang telah diterima dari
temannya yang ada dihadapannya dengan waktu 2-3 menit. Kemudian guru memberikan
komando memperhentikan kembali sambil menyerukan stop!!! goyang mang, dan mulai !!! Maksudnya memulai menulis
cerita lagi dengan kertas yang ada dihadapannya dalam waktu 2-3 menit. Permainan
ini dilakukan secara serentak untuk semua kelompok dalam kelas tersebut .
Permainan dengan model pembelajaran ini dapat dilakukan berulang-ulang sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan , misalnya 15 menit . Kemudian setelah
selesai , secara tim dalam kelompok memperbaiki hasil kerjanya dengan menyusun
kembali dari salah satu kertas kerja yang dihasilkan , ke dalam kertas plano
atau kertas karton atau kertas bekas kalender untuk menuliskan kembali hasil
karangan secara baik. Apabila perlu agar hasil karya peserta didik itu dapat ditambahkan
dengan hiasan dan lukisan yang menarik.
Setelah selesai hasil karya itu langsung dipajang
di Mading kelas atau di tempel pada dinding kelas. Selanjutnya guru
mempersilahkan seluruh peserta didik untuk berbelanja. Berbelanja disini
maksudnya melihat-lihat hasil karya kelompok lain dan memberikan penilaian dan
memberikan komentar terhadap temuan-temuan dari kelompok lain serta memberikan
pertanyaan pada kelompok lain dengan secarik kertas pos-it atau kertas kecil.
Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil karyanya serta memberikan tanggapan dari beberapa komentar dan pertanyaan
dari kelompok lain , secara bergantian. Pada akhir pembelajaran tidak lupa guru
memberikan refleksidan memberikan
kesimpulan tentang hasil pembelajaran hari ini. Dalam refleksi pembelajaran ,
hendaknya guru menyampaikan 3 hal yaitu : Hal apa yang kamu peroleh dalam
belajar hari ini ? Manfaat apa kamu peroleh dalam belajar hari ini ? Dan
bagaimana perasaanmu selama selama mengikuti pelajaran hari ini ? Dari refleksi
pembelajaran akan dapat diketahui apakah pembelajaran hari ini telah tercapai
atau belum, apakah dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna atau belum.
Model Pembelajaran Karang Bergoyang yang Asik dan Menyenangkan
Berdasarkan pengalaman penulis, model pembelajaran
karang bergoyang ini membuat peserta didik terasa asik dan menyenangkan . Karena
mereka membuat gerakan goyang yang menyenangkan. Peserta didik melakukan goyang
yang bervariasi, misalnya ada yang bergoyang ngebor, ada yang bergoyang ngecor,
ada yang bergoyang patah-patah , ada yang bergoyang-goyang asal-asalan, bahkan
ada yang dapat menciptakan goyangan sendiri yang membuat peserta didik lainnya
tertawa. Suasana canda dan tawa tercipta sewaktu guru menyuruh peserta didik
stop dan menggeser pekerjaannya sambil bergoyang. Namun setelah guru memberi
komando, mulai !! , suasana kelas nampak tenang kembali karena seluruh
peserta didik berfikir keras dan menuangkan cerita kembali dengan menurus pada
kertas dari temannya.
Pembelajaran dengan model ini berdasarkan
pengamatan , secara kelompok kenerja seluruh tim dalam kelompok semakin baik
dan kompak. Hal ini karena seluruh anggota kelompok melakukan kinerja yang
baik, dimana semuanya menuangkan cerita didalam kertas, terjadi kerjasama yang
baik dalam menyusun dan merangkaikan karangan untuk menjadi hasil kelompok
dengan baik serta semua mempunyai peran masing-masing dalam kelompoknya.
Demikian pula pada saat menampilkan hasil yang terbaik dan presentasi hasil
karyanya semua anggota kelompok semakin padu dan ingin menampilkan hasil yang
terbaik dalam bersaing antar kelompok.
Guru dapat menciptakan suatu kompetisi belajar yang
baik dan juga dapat menciptakan suatu kondisi belajar yang sebenarnya.
Maksudnya juga dapat berperan sebagai fasilitator, motivator dan sekaligus
kreator dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal ini membuat menciptakan
suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Pembelajaran yang bermaknadapat dilakukan apabila didalam kelas
tercipta pembelajaran yang kooperatif. Dimana pembelajaran yang kooperatif
merupakan salah satu upaya untuk
mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam
pembelajaran tersebut memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling
interaksi. Peserta didik yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada
temannya sebenarnyasedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang
dapat memberikan hasil belajar jauh lebih maksimal dari pada kalau ia
mendengarkan penjalasan dari guru.
Model pembelajaran karang bergoyang ini salah satu
dari contoh pembelajaran kooperatif. Dimana secara totalitas peserta didik
diajak dalam proses belajar yang bermakna. Disini peserta didik diberikan
kesempatan untuk mengmbangkan kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan
berkomunikasi dan kecakapan bekerjasama. Kecakapan ini memiliki peranan penting
dalam kehidupan nyata. Apabila peserta didik sering disuguhi menu belajar yang
menyenangkan seperti karang bergoyang ini, akan selalu diingat dalam memorinya
karena mereka telah belajar dengan berbuat , dalam memecahkan suatu topik
pembahasan. Dan hal ini akan selalu diingat dan dikenang, sehingga akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik .
Pembelajaran Model Karang Bergoyang di SMP Negeri
11 Bogor
Berdasarkan pengalamanpenulis menerapkan model pembelajaran karang
bergoyang ini , pertama-tama peserta didik dalam kelompok belajar diberikan
suatu tema pembahasan dimana tiap-tiap kelompok peserta didikberbeda .
Dalam hal ini penulis telah sering melakukan
pembelajaran model karang bergoyang dalam mengajar.Misalnya menerapkan model ini dalam pembahasan
tentang kerusakan lingkungan untuk pelajaran IPS dikelas VIII semester ganjil.
Guru membagi 8 kelompok belajar , dimana setiap
kelompok terdiri dari 4 – 5 orang dalam satu kelas. Setelah kelompok
benar-benar siap belajar selanjutnya kelompok 1 diberikan tema banjir, kelompok 2 diberikan tema kebakaran hutan, kelompok 3 diberikan tema krisis air/kekeringan,kelompok
4 dengan tema pencemaran air,
kelompok 5 diberikan tema pencemaran
udara , kelompok 6 diberikan tema pencemaran
air, kelompok 7 diberikan tema tanah
longsor dan kelompok 8 diberikan tema gunung
meletus .
Kemudian setelah setiap kelompok telah siap maka
mulai dari kelua kelompoknya mulai menulis cerita berdasarkan tema selama 3
menit dalam kertas yang telah disediakan . Disini guru memberi aba-aba dengan
menyuruh mulai ! Seluruh anggota
tiap-tiap kelompok memulai menulis . Setelah 3 menit berlalu guru memerintahkan
dengan mengatakan stop geser ...goyang mang!!
(maksudnya kertas pekerjaan dari yang dituliskan tiap anggota kelompok
suruh untuk digeser /diberikan kepada anggota kelompoknya searah jarum jam ,
sambil melakukan gerakan goyang-goyang ). Kemudian guru mengucapkan , mulai
!! , untuk kembali meneruskan cerita yang ditulis temannya selama 2
menit. Setelah 2 menit berlalu guru mengucapkan stop, geser goyang mang!! ( anggota kelompok memberikan kertas
pekerjaannya kepada anggota kelompok seterusnya searah jarum jam sambil
bergoyang ). Kemudian guru mengucapkan kembali mulai!!, untuk kembali meneruskan cerita yang tuliskan dari anggota
sebelumnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga pada waktu yang telah
ditentukan, guru mengucapkan stop finis!!
,sehingga seluruh kelompok yang ada dikelas tersebut harus berhenti.
Setelah selesai, barulah kelompok menyusun kembali
cerita yang ditulis dari tiap kelompok. Mungkin pada waktu penulisan belum
selesai, tidak nyambung, kurang lengkap dan sebagainya, sehingga perlu ditulis
kembali dengan menggunakan kertas plano atau kertas karton atau dengan kalender
bekas dan spidol berwarna yang dilengkapi dengan lukisan dan hiasan , agar
hasil karyanya lebih menarik.
Kemudian setelah semuanya selesai , hasil pekerjaan
tiap-tiap kelompok ditempel dimading kelas. Selanjutnya setiap kelompok
mengunjungi kelompok lain sambil memberikan penilaian , menanyakan atau membuat
pertanyaan berkaitan dengan tema yang dibuat, dan memberikan komentar tentang
temuan –temuannya dengan memakai kertas pos-it atau kertas kecil atau langsung
ditulis dibagian kertas yang kosong.
Setelah itu barulah dilakukan presentasi kelompok
dan sekaligus menanggapi pertanyaan dan komentar dari kelompok lain. Dalam
presentasi tersebut kelompok lain memberikan umpan balik dan penilaian hasil
karya penulisan cerita dari kelompok lain. Disamping itu guru juga mengumumkan
hasil karya terbaik dalam suatu pekerjaan yang dihasilkan dan diberikan
penghargaan dan ucapan terima kasih.
Ternyata berdasarkan pengalaman tadi model pembelajaran
karang bergoyang ini sangat efektif dalam proses pembelajaran. Apabila karakter
dari Mata Pelajaran IPS yang bersifat informasi, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan , Model pembelajaran ini layak dicoba , karena hasilnya
nyata terbukti mengefektifkan belajar. Guru semakin profesional dan dapat
menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Penulis juga memperkenalkan model ini pada kegiatan
pelatihan replikasiguru-guru di
Bogormendapatkan respon yang baik.
Bahkan saat ini selain model TGT ( Time Game Turnamen ) , model karang
bergoyang juga ngetren di Bogor.
Selain respon dari peserta didik juga respon dari guru-guru di Bogor sangat
baik dan telah banyak pula guru-guru menggunakan model ini dalam proses
pembelajaran. Selamat mencoba pasti anda akan merasakannya. Semoga dengan guru
banyak berinovasi menciptakan atau memodifikasi pembelajaran yang menyenangkan,
akan tercipta pembelajaran yang mengasikan, menyenangkan dan bermakna di dalam
kelas. Hal ini akan menghasilkan proses dan hasil belajar peserta didik yang
semakin hebat dan berkualitas.
Daftar Pustaka :
______, Pembelajaran Profesional dan Pembelajaran
Bermakna 2 (Modul Pelatihan), Jakarta : DBE3 Mei 2009.
______, Pembelajaran Profesional dan Pembelajaran
Bermakna 3 (Modul Pelatihan), Jakarta : DBE3 Mei 2009.
MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG
DAPAT MENGEMBANGKAN BELAJAR AKTIF
( Sebuah Catatan Lapangan Pembelajaran )
OLEH) * : TRISNO WIDODO
GURU SMP NEGERI 11 BOGOR
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru.
Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berko¬munikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata.
Pembelajaran kooperatif juga dapat dipakai sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklusif, yaitu sikap yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa di sekolah. Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki per¬bedaan dari segi agama, suku, prestasi, jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut.
Sayangnya, dalam pembelajaran sehari-hari pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak saling berinteraksi untuk saling membelajarkan. Siswa dalam duduk berkelompok be¬kerja sendiri-sendiri.
Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau mem¬perhatikan dua prinsip inti berikut. Pertama adalah adanya saling ketergantungan yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya menyelesaikan tugas dari guru. Prinsip yang kedua adalah adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan pene¬rapan yang sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran dapat dihindari.
Saat ini telah banyak model pembelajaran yang dapat dicoba dan dipraktikan dalam pembelajaran dikelas. Salah satunya adalah model pembelajaran berpetuangan.
MODEL PEMBELAJARAN BERPETUALANG
Ketika telah banyak model pembelajaran yang diterapkan dikelas, penulis mempunyai ide untuk melakukan pembelajaran yang lain dengan menemukan model pembelajaran baru , pelaksanaan model ini siswa belajar di luar kelas. Kebetulan penulis mengajar IPS pada jam ke 5-6 dikelas VIII G di SMP Negeri 11 Kota Bogor.
Terlebih dahulu penulis menyiapkan bahan berupa 10 pertanyaan pada materi “Pelaku Ekonomi”. Selanjutnya pada dari 10 pertanyaan di gunting satu persatu dan ditempelkan pada kertas karton. Pada istirahat pertama , kesepuluh kertas karton yang berisi pertanyaan diletakkan tersebar disudut sekolah. Ada yang diberikan di tiang bendera ada yang di tangga kelas dan ada pula di bawah pot koridor sekolah. Agar menarik dan menantang karton-karton pertannyaan tersebut diletakkan pada tempat-tempat tersembunyi.
Gambar : Pembelajaran Aktif di SMP Negeri 11 Kota Bogor
Selanjutnya penulis masuk kelas VIII G berjalan seperti biasa. Penulis melakukan kegiatan pembukaan dalam proses KBM antara lain menyampaikan tujuan pembelajaran , melemparkan beberapa pertanyaan tingkat tinggi yang menggiring pada pencapaian tujuan dan memperkenalkan model pembelajaran berpetualang kepada siswa. Selanjutnya siswa dalam kelompoknya diberitugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi selama 10 menit. Sebenarnya saat pertemuan yang lalu siswa juga telah diberi tugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi di rumah.
Selesai membaca buku paket , siswa secara berkelompok diberi tugas untuk mencari pertanyaan-pertanyaan yang telah disebar dilingkungan sekolah dan menjawabnya dengan baik pada kertas yang telah disiapkan. Siswa hanya diberikan tugas menjawab 10 pertanyaan yang dibuat. Kegiatan mencari pertanyaan dalam areal sekolah penulis namakan model pembelajaran berpetualang. Kesempatan untuk berpetualang penulis beri waktu 40 menit.
Suasana menyenangkan akan terlihat dimana siswa mencari tantangan dengan menemukan soal-soal yang “disembunyikan “ dilingkungan sekolahnya. Dalam pembelajaran ini ada suasana kebersamaan dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa dalam kelompoknya. Siswa mendapatkan soal kemudian secara berkelompok menjawabnya dan mencari lagi soal dan menjawabnya kembali yang berjalan terus menerus , hingga selesai.
Setelah 40 menit berlalu , siswa disuruh kembali lagi ke kelas. Selanjutnya setiap kelompok yang dapat menemukan 10 pertanyaan dan telah menjawabnya diberikan kesempatan pertama untuk melakukan presentasi kelompok. Dan secara bergiliran apabila waktu masih leluasa sumua kelompok presentasi, tetapi kalau waktu hanya sedikit , guru mempersilahkan 2 kelompok lagi . Presentasi kedua bagi kelompok yang dapat menemukan dan menjawab 9 pertanyaan, sedangkan presentasi yang terakhir bagi kelompok yang paling sedikit menemukan dan menjawab pertanyaan.
Dalam presentasi kelompok guru memberikan kesempatan siswa secara berkelompok menilai hasil presentasi kelompok lain. Agar dalam presentasi seluruh siswa tetap fokus dalam pembelajaran, maka disela-sela presentasi kelompok guru menyampaikan Ice Breaking .
Pada akhir proses kegiatan belajar diadakan refleksi pembelajaran antara lain guru menanyakan kepada siswa :
• Apakah pembelajaran hari ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran ?
• Apakah hal baru apa yang anda peroleh dalam pembelajaran hari ini ?
• Apakah manfaatnya anda belajar dengan materi pelaku ekonomi ?
Setelah ini diakhir kegiatan guru memberikan tugas tidak terstruktur yakni mencari gambar pelaku ekonomi dalam majalah atau internet dan diberi komentar serta dikumpulkan minggu depan.
Dari rangkaian catatan penulis tentang pengalaman lapangan di SMP Negeri 11 Kota Bogor , patut dapat dijadikan rujukan untuk coba mengembangkan pembelajaran aktif disekolah anda. Selamat mencoba , siswa selalu haus inovasi akan pembelajaran yang terapkan.